Persebaran Karbon Monoksida (CO) dari Kebakaran Lahan Gambut dengan Sentinel-5P Menggunakan Google Earth Engine Tahun 2019-2021 (Studi Kasus: Provinsi Kalimantan Timur)

Dewi, Aqilah Amartevia (2023) Persebaran Karbon Monoksida (CO) dari Kebakaran Lahan Gambut dengan Sentinel-5P Menggunakan Google Earth Engine Tahun 2019-2021 (Studi Kasus: Provinsi Kalimantan Timur). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03311940000110-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03311940000110-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2025.

Download (19MB) | Request a copy

Abstract

Indonesia memiliki lahan gambut yang tersebar dibeberapa wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Di Pulau Kalimantan, luas lahan gambut mencapai 5.769.246 hektar, sedangkan pada Provinsi Kalimantan Timur luas lahan gambut adalah 696.997 hektar (Wetlands, 2004). Dengan luas lahan gambut yang luas ini, ekosistem gambut di Kalimantan Timur harus dijaga dengan baik. Apabila ekosistem gambut tidak terjaga akan memberikan dampak pada sekitar, seperti kebakaran lahan gambut. Adanya kebakaran lahan gambut ini menjadi salah satu faktor dalam emisi gas rumah kaca yang salah satunya adalah gas Karbon Monoksida (CO). Adanya emisi CO mengakibatkan proses sebaran udara yang tidak tercampur dengan baik. Persebaran gas CO yang disebabkan oleh kebakaran lahan gambut di Kalimantan Timur dapat diidentifikasi menggunakan media penginderaan jauh yaitu citra satelit Sentinel-5P dengan metode menggunakan platform pada Google Earth Engine. Setelah dilakukan identifikasi, hasil dapat menjadi acuan untuk memprediksi kandungan CO dimasa yang akan datang dengan menerapkan metode ARIMA Box-Jenkins. Pada penelitian ini, dilakukan prediksi kandungan CO Provinsi Kalimantan Timur tahun 2023-2025 berdasarkan data yang telah diperoleh di tahun 2019-2022. Berdasarkan pengolahan yang dilakukan, diketahui bahwa nilai konsentrasi rata-rata paling tinggi di Provinsi Kalimantan Timur terjadi pada Kabupaten Kutai Barat dengan nilai konsentrasi CO 0,0322 mol/m2, sedangkan terendah adalah Kabupaten Berau dengan nilai 0,0295 mol/m2. Pada tahun 2020 hingga 2022, nilai konsentrasi CO tertinggi dan terendah secara berurutan terjadi di Kota Balikpapan dan Kabupaten Mahakam Ulu. Hubungan antara kebaran lahan gambut dan konsentrasi nilai CO diketahui dengan uji korelasi Pearson yang memperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,837 dan P-Value 0,000015, sehingga dapat dikatakan berkorelasi sangat kuat dan signifikan. Prediksi CO dengan metode ARIMA menghasilkan prediksi nilai konsentrasi CO untuk tahun 2023 hingga 2025. Nilai konsentrasi CO tertinggi di tahun 2023 hingga 2025 akan berada di Kota Balikpapan dengan masing-masing nilai konsentrasi CO sebesar 0,0253 mol/m2, 0,0239 mol/m2, dan 0,0225 mol/m2. Sedangkan, nilai konsentrasi CO terendah tahun 2023 hingga 2025 diprediksi berada di Mahakam Ulu dengan nilai konsentrasi CO rata-rata adalah 0,0229 mol/m2, 0,0213 mol/m2, dan 0,0197 mol/m2.
==========================================================
Indonesia has peatlands that are spread across several regions such as Sumatra, Kalimantan, and Papua. In Kalimantan Island, the area of peatlands reaches 5.769.246 hectares, while in East Kalimantan Province, the area of peatlands is 696.997 hectares (Wetlands, 2004). With such a large area of peatlands, the peatland ecosystem in East Kalimantan must be well maintained. If the peatland ecosystem is not maintained, it will have an impact on the surrounding area, such as peatland fires. The occurrence of peatland fires is one of the factors in greenhouse gas emissions, one of which is Carbon Monoxide (CO). The presence of CO emissions results in air dispersion processes that are not well mixed. The spread of CO gas caused by peatland fires in East Kalimantan can be identified using remote sensing media, namely Sentinel-5P satellite imagery, using the platform method on Google Earth Engine. After identification, the results can be used as a reference to predict CO content in the future by applying the ARIMA Box-Jenkins method. In this study, CO content predictions were made for East Kalimantan Province for the years 2023-2025 based on data obtained from 2019-2022. Based on the processing carried out, it was found that the highest average concentration value in East Kalimantan Province occurred in Kutai Barat Regency with a CO concentration value of 0,0322 mol/ m2, while the lowest was in Berau Regency with a value of 0,0295 mol/ m2. From 2020 to 2022, the highest and lowest CO concentration values occurred in Balikpapan City and Mahakam Ulu Regency, respectively. The relationship between peatland fires and CO concentration values is known through the Pearson correlation test, which obtained a correlation coefficient (R) value of 0,837 and a P-Value of 0,000015, indicating a very strong and significant correlation. CO predictions using the ARIMA method resulted in predicted CO concentration values for the years 2023-2025. The highest CO concentration value in 2023-2025 will be in Balikpapan City with CO concentration values of 0,0253 mol/m2, 0,0239 mol/ m2, and 0,0225 mol/ m2, respectively. Meanwhile, the lowest CO concentration value in 2023-2025 is predicted to be in Mahakam Ulu with an average CO concentration value of 0,0229 mol/ m2, 0,0213 mol/ m2, and 0,0197 mol/ m2.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSG 363.738 7 Dew p-1 2023
Uncontrolled Keywords: Peatlands Fire, Carbon Monoxide, Sentinel-5P, Kebakaran Lahan Gambut, Karbon Monoksida, Sentinel-5P.
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GA Mathematical geography. Cartography
Divisions: Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Theses
Depositing User: Aqilah Amartevia Dewi
Date Deposited: 04 Aug 2023 03:46
Last Modified: 16 Nov 2023 07:56
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/100693

Actions (login required)

View Item View Item