Perancangan Geometrik Rel Jalur Babat—Tuban sebagai Rencana Reaktivasi

Fakhrizal, Muhammad Miftah (2023) Perancangan Geometrik Rel Jalur Babat—Tuban sebagai Rencana Reaktivasi. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03111940000010-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03111940000010-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2025.

Download (48MB) | Request a copy

Abstract

Babat dan Tuban termasuk kedalam wilayah Gerbangkertosusila yang pembangunannya menjadi perhatian oleh pemerintah. Hal ini termaktub dalam Perpres No. 80 Tahun 2019 guna meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi kawasannya. Selain itu, Keputusan Menteri Perhubungan No. 2128 Tahun 2018 telah merencanakan dilakukannya reaktivasi jalur Jombang–Babat–Tuban yang ditargetkan selesai di tahun 2030. Jalur ini memiliki segmen jalur yang sebelumnya ditutup di tahun 1990. Meskipun begitu, jalur Babat–Tuban telah mengalami perubahan sejak ditutupnya. Selama ini, telah banyak pembangunan kota yang dilakukan di atas jalur tersebut. Pembangunan jalan raya, pemukinan, dan lahan sawah diketahui telah menutupi beberapa bagian dari jalur rel tersebut. Tahap awal yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer berupa survey lapangan mengenai keadaan rel yang sudah ada, sedangkan data sekunder merupakan peta kontur, emplasemen stasiun yang ada, serta komponen rel. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap jalur yang sudah ada dan menilai mana bagian yang masih bisa digunakan dan tidak bisa. Pada bagian yang tidak bisa digunakan kembali, dilakukan perancangan beberapa trase alternatif yang kemudian dilakukan penilaian untuk memilih salah satu dari alternatif trase yang ada. Trase yang terpilih dirancang alinyemen horizontal dan vertikal, struktur, hingga emplasemen stasiun yang dilewati trase tersebut. Hasil perancangan ditemui bahwa beberapa bagian dari trase yang sudah ada sudah tidak bisa digunakan kembali akibat alih fungsi lahan menjadi pusat pemukiman dan perkotaan. Maka, dibuat trase alternatif yang mempertimbangkan aspek Aspek tata guna lahan, aspek teknis, potensi angkutan, dan aspek aksesibilitas. Trase alternatif yang dirancang merupakan jalur sepanjang 35,392 km dengan kelas jalan I yang memiliki kecepatan maksimum 120 km/jam. Dalam perancangan, dihasilkan trase dengan 24 lengkung horizontal dan 38 lengkung vertikal. Jalur ini dirancang menggunakan bantalan beton dengan jarak 60 cm antar bantalan. Sepanjang trase, kereta api akan berhenti di 3 stasiun yaitu Stasiun Babat, Stasiun Plumpang, dan Stasiun Tuban. Stasiun Babat memiliki 9 jalur dan berfungsi sebagai stasiun percabangan, Stasiun Plumpang memiliki 4 jalur, dan Stasiun Tuban memiliki 3 jalur serta berfungsi sebagai stasiun ujung.
=================================================================================================================================
Babat and Tuban are included in the Gerbangkertosusila area whose development is of concern to the government. This is contained in Presidential Decree No. 80 of 2019 to increase investment and economic growth in the region. In addition, the Decree of the Minister of Transportation No. 2128 In 2018 it has been planned to carry out the reactivation of the Jombang–Babat–Tuban line which is targeted for completion in 2030. This line has a line segment that was previously closed in 1990. Even so, the Babat–Tuban line has undergone changes since it was closed in 1990. So far, many urban developments have been carried out right on this route. The construction of highways, settlements, and fields are known to have covered several parts of the rail line. The planning began by collecting primary and secondary data. The primary data is collected by field survey regarding the condition of the existing rail, while the secondary data that is used is contour map, existing station emplacements, and rail components. Then, an evaluation of the existing path is carried out and assessed which parts can still be used and which cannot. For parts that cannot be reused, several alternative routes are designed which are then assessed to choose which one is the most suitable. The selected route is designed for horizontal and vertical alignment, structure, to the station emplacement through which the route passes. The results of the evaluation found that there were several parts of the existing railway that could no longer be used due to land conversion into residential and urban centers. So, an alternative route was created that considered aspects of land use, technical aspects, transportation potential, and accessibility aspects. The alternative route designed as a 35,392 km long route with class I road which has a maximum speed of 120 km/hour. In the design, the resulting trace with 24 horizontal curves and 38 vertical curves. This track is designed using concrete sleeper with a distance of 60 cm between the sleepers. Along the route, the train will stop at 3 stations which are Babat Station, Plumpang Station and Tuban Station. Babat Station has 9 lanes and functions as a branching station, Plumpang Station has 4 lanes, and Tuban Station has 3 lanes and functions as a terminus station.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: rel kereta api, geometrik rel, reaktivasi, jalur kereta api Babat–Tuban, train railway, rail geometry, reactivation, Babat–Tuban rail line
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
T Technology > TF Railroad engineering and operation
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Muhammad Miftah Fakhrizal
Date Deposited: 04 Oct 2023 04:24
Last Modified: 04 Oct 2023 04:24
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/100728

Actions (login required)

View Item View Item