Penentuan Daerah Rawan Bencana Banjir Menggunakan Analisis Spasial dan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat)

Bujana, Nanda Bagus Dwi (2023) Penentuan Daerah Rawan Bencana Banjir Menggunakan Analisis Spasial dan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03311940000053-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03311940000053-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2025.

Download (10MB) | Request a copy

Abstract

Semenjak memasuki tahun 2020 Kota Mataram mulai sering dilanda oleh banjir. Dari data yang diperoleh terdapat 7 kejadian banjir pada tahun 2020, sedangkan pada tahun 2018 dan 2019 tidak ada kejadian banjir di Kota Mataram. Pada penelitian tugas akhir ini dilakukan analisis terhadap daerah rawan bencana banjir di Kota Mataram menggunakan metode analisis spasial dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Parameter yang digunakan pada penelitian ini yaitu data DEMNAS Kota Mataram, data curah hujan tahun 2020-2022, data jenis tanah, data penggunaan lahan, data jaringan sungai, data riwayat kejadian banjir tahun 2020-2022, data penilaian kuesioner perbandingan berpasangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan daerah rawan bencana banjir di Kota Mataram dan untuk menghasilkan peta persebaran daerah rawan bencana banjir di Kota Mataram Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu bobot terbesar dimiliki oleh kriteria kondisi perairan dengan nilai bobot sebesar 60% sedangkan bobot kriteria tanah sebesar 40%. Untuk nilai bobot sub kriteria dari kriteria kondisi perairan yaitu parameter curah hujan sebesar 47%, parameter kerapatan sungai sebesar 14%, dan parameter riwayat banjir sebesar 39%. Nilai bobot sub kriteria dari kriteria kondisi tanah yaitu parameter ketinggian lahan sebesar 19%, parameter kemiringan lereng sebesar 25%, parameter jenis tanah sebesar 11%, dan parameter penggunaan lahan sebesar 45%. Hasil tingkat rawan banjir didapat setelah melakukan overlay dengan mengklasifikasi tingkat rawan banjir menjadi tiga. Tingkat rawan bencana banjir rendah memiliki luas sebesar 504.002 ha (8.5%), tingkat rawan bencana banjir sedang memiliki luas sebesar 4517.796 ha (76.1%), dan tingkat rawan bencana banjir tinggi memiliki luas sebesar 912.415 ha (15.4%). Persebaran tingkat rawan banjir di Kota Mataram didominasi oleh tingkat rawan banjir sedang. Kecamatan yang memiliki tingkat rawan banjir rendah yang paling besar yaitu Kecamatan Mataram dengan luas sebesar 275.762 ha, Kecamatan yang memiliki tingkat rawan banjir sedang paling besar yaitu Kecamatan Sekarbela dengan luas sebesar 935.590 ha, dan Kecamatan dengan tingkat rawan banjir tinggi paling besar yaitu Kecamatan Sandubaya dengan luas sebesar 381.328 ha.
===============================================================================================================================
Since entering the year 2020, the city of Mataram has experienced frequent flooding. Based on the data obtained, there were 7 flood events in the year 2020, while no floods occurred in Mataram in 2018 and 2019. This research, conducted as a final project, focuses on analyzing flood-prone areas in Mataram using spatial analysis and the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The parameters utilized in this study include DEMNAS (Digital Elevation Model of Indonesia) data for Mataram, rainfall data from 2020 to 2022, soil type data, land use data, river network data, historical flood data from 2020 to 2022, and pairwise comparison questionnaire assessment data. The main objectives of this research are to identify flood-prone areas in Mataram and to produce a map showing the distribution of flood-prone areas in the city. The results obtained from this study indicate that the most significant weight is assigned to the water condition criteria, with a weight value of 60%, while the soil criteria have a weight of 40%. For the sub-criteria under the water condition, the weight values are 47% for rainfall parameter, 14% for river density parameter, and 39% for flood history parameter. Regarding the sub-criteria under the soil condition, the weight values are 19% for land elevation parameter, 25% for slope parameter, 11% for soil type parameter, and 45% for land use parameter. After overlaying and classifying the flood risk levels into three categories, the following results were obtained: the low flood risk level covers an area of 504,002 hectares (8.5%), the moderate flood risk level covers an area of 4,517,796 hectares (76.1%), and the high flood risk level covers an area of 912,415 hectares (15.4%). The distribution of flood risk levels in Mataram is dominated by the moderate flood risk level. Among the districts, the one with the largest area of low flood risk is Mataram District, covering 275,762 hectares; the one with the largest area of moderate flood risk is Sekarbela District, covering 935,590 hectares; and the district with the largest area of high flood risk is Sandubaya District, covering 381,328 hectares.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSG 519.536 Buj p-1 2023
Uncontrolled Keywords: Banjir, Analisis Spasial, Analytical Hierarchy Process, Flood, Spatial Analysis, Analytical Hierarchy Process (AHP).
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems.
G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.217 Geospatial data
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Nanda Bagus Dwi Bujana
Date Deposited: 23 Aug 2023 05:40
Last Modified: 15 Dec 2023 07:34
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/101740

Actions (login required)

View Item View Item