Bhanuwati, Syafa Ailsa Dewi (2023) Regionalisme Kritis Dalam Wisata Kuliner Dan Glamping “Podo Rukun”. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
08111940000022-Undergraduate_Thesis(2).pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 September 2025. Download (14MB) |
Abstract
Penghapusan atau perubahan identitas dengan sengaja demi keuntungan komersial menimbulkan tantangan besar di dunia saat ini. Konsep keaslian yang dipertontonkan mencerminkan dua hal yang kompleks, sebagai ancaman potensial dan, paradoksnya, sebagai sarana bagi masyarakat lokal untuk beradaptasi dengan pengaruh kunjungan global dan era kontemporer. Masyarakat lokal memiliki hubungan paling mendalam dengan tempat mereka dibandingkan dengan orang lain, termasuk para desainer. Desain partisipatif diintegrasikan, melibatkan para pemangku kepentingan dan masyarakat lokal dalam proses perancangan. Namun, dengan latar belakang, pengalaman, dan sudut pandang yang beragam, mencapai keseimbangan dan integrasi dari berbagai perspektif ini menjadi kompleks dan memerlukan negosiasi dan pembentukan konsensus dengan hati-hati. Sejak tahun 1992, Paul Ricoeur telah mengeksplorasi ketegangan paradoks antara merangkul modernisasi universal dan melestarikan warisan budaya dan tradisi, yang memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan menciptakan perasaan akan tempat. Ide ini telah dikembangkan lebih lanjut oleh Kenneth Frampton melalui karyanya yang lebih terkini, "Ten Points on and Architecture of Regionalism", yang digunakan untuk mengevaluasi kontribusi. Oleh karena itu, inti dari identitas melampaui representasi visual semata dan mencakup pemahaman yang kompleks dan menyeluruh tentang dimensi budaya, sejarah, dan sosial yang membentuknya. Dalam konteks glamping dan pariwisata kuliner, kritikal regionalisme, desain partisipatif, dan perasaan akan tempat memainkan peran penting dalam melestarikan dan merayakan identitas lokal. Integrasi konsep-konsep ini memungkinkan pendekatan holistik dalam merancang lokasi glamping dan pengalaman kuliner yang mencerminkan karakter otentik dari masyarakat lokal. Dengan mengakui kedalaman dan kompleksitas identitas, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang narasi, simbol, dan praktik yang berkontribusi pada keberadaan masyarakat, sehingga memperkuat penghargaan dan memperdalam hubungan dengan perasaan akan tempat
==================================================================================================================================
The deliberate erasure or alteration of identity for commercial gain presents a significant challenge in today's world. The concept of staged authenticity embodies a complex duality, serving as both a potential threat and, paradoxically, a means for local communities to adapt to the influence of global visitors and the contemporary era. The local community has the deepest connection to their place compared to others, including designers. Participatory design is integrated, involving stakeholders and the local community in the design process. However, with diverse backgrounds, experiences, and perspectives, achieving a balance and integration of these various perspectives becomes complex and requires careful negotiation and consensus building. Since 1992, Paul Ricoeur has explored the paradoxical tension between embracing universal modernization and preserving cultural heritage and traditions, which play a vital role in shaping identity and creating a sense of place. This idea has been further developed by Kenneth Frampton through his more recent “Ten Points on and Architecture of Regionalism”, which is utilised to evaluate inputs. Therefore, the essence of identity transcends mere visual representation and encompasses a complex and comprehensive understanding of the cultural, historical, and social dimensions that shape it. The true essence of identity lies not solely in its outward appearance but also in the intricate interplay of values, beliefs, traditions, and collective experiences that give a place its distinct character. By acknowledging the depth and complexity of identity, we can gain a deeper understanding of the narratives, symbols, and practices that contribute to the fabric of a community, thereby strengthening appreciation and fostering deeper connections to a sense of place.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kritikal Regionalisme, Kuliner, Glamping, Desain Partisipatif, Perasaan akan Tempat; Critical Regionalism, Culinary, Glamping, Participatory Design, Sense of Place |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture > NA2750 Architectural design. |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Architecture > 23201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Syafa Ailsa Dewi Bhanuwati |
Date Deposited: | 05 Sep 2023 00:49 |
Last Modified: | 05 Sep 2023 01:30 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/102421 |
Actions (login required)
View Item |