Analisis Kelayakan Finansial Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Cilampuyang (2X15 MW)

Saputra, Muhammad Resky (2023) Analisis Kelayakan Finansial Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Cilampuyang (2X15 MW). Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 6032212171-Master_Thesis.pdf] Text
6032212171-Master_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2025.

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Jumlah pelanggan listrik di Jawa Barat diproyeksikan akan mencapai 20,1 juta pada tahun 2030 dengan pertumbuhan 3,27%. Kebijakan penggunaan energi terbarukan membuat PLTA menjadi salah satu solusi yang direncakan. Dalam konteks ini, penyediaan sumber energi listrik baru sangat penting untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Proyek PLTA Cilampuyang (2x15 MW) adalah proyek yang dikerjakan oleh PT Bangun Daya Utama dan PT Bukaka Teknik Utama. Menurut Renewable Power Generation Costs in 2021 oleh IRENA, biaya pembangunan PLTA baru pada tahun 2010-2021 berkisar antara USD 600/kW hingga USD 4.500/kW atau setara dengan Rp8.907.990/kW hingga Rp66.809.925/kW. Hal ini membuat estimasi biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek PLTA Cilampuyang (2x15 MW) cukup besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis untuk menentukan kelayakan proyek ini, terutama dari sisi finansial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan investasi PLTA Cilampuyang dari aspek ekonomi dan mengidentifikasi resikonya. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kelayakan investasi dengan menggunakan kriteria TPEM dan LCOE. Simulasi monte carlo di gunakan untuk mengukur risiko pelaksanaan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai TPEM dan LCOE PLTA Cilampuyang lebih baik daripada nilai minimum yang ditetapkan. Nilai TPEM yakni terdiri dari NPV adalah Rp32.112.681.609.569 dan IRR adalah 275%. Selain itu, nilai LCOE adalah 0,013 USD/kWh. Hal ini menunjukkan bahwa investasi PLTA Cilampuyang layak untuk dijalankan. Selain itu, risiko pelaksanaan proyek juga telah diukur menggunakan simulasi monte carlo dengan tiga skenario yakni skenario most likely, skenario optimistic, skenario pessimistic. Nilai rata-rata NPV yang terkecil adalah bearasal dari skenario pessimistic yakni Rp1.708.700.519.930. Selain itu, tingkat probabilitas NPV lebih kecil dari Rp239.055.200.000 adalah sebesar 0% untuk semua skenario tersebut. Sehingga, proyeksi resiko proyek PLTA Cilampuyang tergolong rendah.
Sebagai kesimpulan, PLTA Cilampuyang merupakan alternatif yang baik untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa Barat dengan memperhatikan kebijakan penggunaan energi terbarukan. Dari segi ekonomi, investasi PLTA Cilampuyang layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV, IRR, dan LCOE yang baik. Namun, risiko pelaksanaan proyek juga harus dipertimbangkan berdasarkan variabel penting yang diketahui.
===================================================================================================================================
The number of electricity customers in West Java is projected to reach 20.1 million by 2030 with a growth rate of 3.27%. The policy on the use of renewable energy makes hydroelectric power plants (PLTAs) one of the planned solutions. In this context, the provision of new sources of electricity is crucial to meet the increasing demand.
The Cilampuyang Hydroelectric Power Plant project (2x15 MW) is being carried out by PT Bangun Daya Utama and PT Bukaka Teknik Utama. According to the Renewable Power Generation Costs in 2021 by IRENA, the cost of building new hydroelectric power plants from 2010-2021 ranges from USD 600/kW to USD 4.500/kW, or the equivalent of IDR 8.907.990/kW to IDR 66.809.925/kW. This makes the estimated cost required for the implementation of the Cilampuyang Hydroelectric Power Plant project (2x15 MW) quite significant. Therefore, an analysis is needed to determine the feasibility of this project, especially from a financial perspective.
This study aims to evaluate the economic feasibility of investing in the Cilampuyang Hydroelectric Power Plant and identify its risks. The research method used is investment feasibility analysis using TPEM and LCOE criteria. Monte Carlo simulation is used to measure project implementation risks.
The research findings indicate that the TPEM and LCOE values of the Cilampuyang Hydroelectric Power Plant (HPP) are superior to the minimum threshold values set. The TPEM value, consisting of an NPV of IDR 32.112.681.609.569 and an IRR of 275%, demonstrates that the investment in the Cilampuyang HPP is financially viable. Furthermore, the LCOE value is 0.013 USD/kWh, affirming the project's feasibility.
Moreover, the project implementation risk has been assessed using Monte Carlo simulation with three scenarios: most likely, optimistic, and pessimistic. The scenario with the lowest average NPV value is the pessimistic scenario, amounting to IDR 1.708.700.519.930. Additionally, the probability of the NPV being less than IDR 239.055.200.000 is 0% for all the mentioned scenarios. Consequently, the projected risk for the Cilampuyang HPP project is considered low.
In conclusion, the Cilampuyang Hydroelectric Power Plant is a good alternative to meet the electricity needs in West Java while considering the policy on the use of renewable energy. From an economic perspective, the investment in the Cilampuyang Hydroelectric Power Plant is feasible, with good NPV, IRR, and LCOE values. However, the risks of project implementation must also be considered based on known important variables.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Analisis Kelayakan Ekonomi, LCOE, Monte Carlo, PLTA, TPEM,
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD30.24 Feasibility studies. Feasibility appraisals
Divisions: Interdisciplinary School of Management and Technology (SIMT) > 61101-Master of Technology Management (MMT)
Depositing User: MUHAMMAD RESKY SAPUTRA
Date Deposited: 07 Aug 2023 01:27
Last Modified: 07 Aug 2023 01:27
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/102436

Actions (login required)

View Item View Item