Wigati, Asthariana Rofifah (2023) Analisa Rembesan Terhadap Bahaya Piping Untuk Perencanaan Perbaikan Pondasi. Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
10111910020011-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2025. Download (20MB) | Request a copy |
Abstract
Bendungan termasuk ke dalam heavy construction sehingga menyimpan potensi bahaya yang besar dan memiliki resiko kerusakan fisik serta kegagalan fungsi. Salah satu penyebab utama kegagalan bendungan adalah erosi internal (piping) pada pondasinya. Untuk itu, maka pola aliran dan debit rembesan yang keluar melalui pondasi sangat penting dan perlu untuk diperhitungkan faktor keamanan untuk mengetahui apakah suatu bendungan aman dari bahaya piping atau tidak. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini mengkaji nilai debit rembesan dan nilai faktor keamanan piping di bagian hilir kaki bendungan serta stabilitas lereng pada kondisi pondasi tanpa perbaikan dan dengan perbaikan. Pondasi dengan perbaikan dilakukan dengan metode sementasi tirai (grouting), cut off wall, dan upstream blanket. Metode sementasi tirai (grouting) dilakukan dengan perhitungan rumus kedalaman sementasi tirai tersebut, metode dinding haling (cut off wall) juga dilakukan dengan alternatif kedalaman, sedangkan untuk alas kedap hulu (upstream blanket) dilakukan dengan perhitungan rumus panjang alas kedap hulu tersebut. Perangkat lunak Geostudio Seep/W dan Slope/W digunakan sebagai alat analisis dengan merujuk pada desain Bendungan Jragung. Faktor keamanan terhadap piping pada STA 0+525 dengan Muka Air Banjir kondisi tanpa perbaikan pondasi adalah 3.80, untuk perbaikan pondasi dengan sementasi tirai adalah 15.80, untuk perbaikan pondasi dengan cutoff wall adalah 10.07 sedangkan untuk perbaikan dengan alas kedap air hulu adalah 14.50. Debit rembesan juga mengalami perubahan yaitu kondisi tanpa perbaikan pondasi adalah 4.17 x 10-6, untuk perbaikan pondasi dengan sementasi tirai adalah 2.21 x 10-6, untuk perbaikan pondasi dengan cutoff wall adalah 2.41 x 10-6 sedangkan untuk perbaikan dengan alas kedap air hulu adalah 2.43 x 10-6. Serta stabilitas lereng kondisi tanpa perbaikan pondasi adalah 1.572, untuk perbaikan pondasi dengan sementasi tirai adalah 1.508, untuk perbaikan pondasi dengan cutoff wall adalah 1.575 sedangkan untuk perbaikan dengan alas kedap air hulu adalah 1.626. Namun, pada perhitungan stablitas lereng pada alternatif alas kedap air hulu terdapat yang tidak memenuhi syarat. Makaalternatif alas kedap air hulu dianggap tidak efektif menjadi perbaikan pondasi pada Bendungan Jragung. Dari beberapa alternatif perbaikan pondasi di atas, maka perbaikan pondasi dengan sementasi tirai merupakan alternatif yang paling efektif untuk mengurangi bocoran dari waduk dan mengurangi bahaya piping.
=================================================================================================================================
Dams are included in heavy construction so that they have a large potential for danger and have a risk of physical damage and failure of function. One of the main causes of
dam failure is internal erosion (piping) of the foundation. For this reason, the pattern of flow and discharge of seepage that exits through the foundation is very important and it is necessary to take into account the safety factor to find out whether a dam is safe from piping or not. Based on these conditions, this research examines the value of seepage discharge and the value of the piping safety factor at the downstream toe of the dam as well as slope stability in foundation conditions without repair and with repair.
Foundations with repairs were carried out using grouting, cut off wall, and upstream blanket methods. The grouting method is carried out by calculating the depth of the curtain cementation formula, the cut off wall method is also carried out with alternative depths, while for the upstream blanket it is carried out by calculating the length formula for the upstream impermeable base. Geostudio Seep/W and Slope/W software are used as analysis tools with reference to the design of the Jragung Dam. The safety factor for piping at STA 0+525 with a flooded water level without foundation repair is 3.80, for foundation repair with grouting is 15.80, for foundation repair with cutoff wall is 10.07 while for repair with upstream blanket is 14.50. The seepage discharge has also changed, namely the condition without foundation repair is 4.17 x 10-6, for foundation repair with grouting is 2.21 x 10-6, for foundation repair with cutoff wall is 2.41 x 10-6 while for repair with upstream blanket is 2.43 x 10-6. As well as slope stability without foundation repair is 1,572, for foundation repair with grouting is 1,508, for foundation repair with cutoff wall is 1,575 while for repair with upstream blanket is 1,626. However, in the calculation of slope stability on the upstream blanket alternative, there are those that do not meet the requirements. So the alternative to the upstream blanket is considered ineffective as a foundation improvement for the Jragung Dam. Of the several foundation improvement alternatives above, foundation repair with
grouting is the most effective alternative to reduce leakage from the reservoir and reduce piping hazards.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | rembesan, piping, stabilitas, sementasi tirai, dinding penghalang, alas kedap hulu, seepage, stability, grouting, cut off wall, upstream blanket |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA775 Foundations. T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC167 Dams, reservoirs |
Divisions: | Faculty of Vocational > Civil Infrastructure Engineering (D4) |
Depositing User: | Asthariana Rofifah WIgati |
Date Deposited: | 08 Aug 2023 02:00 |
Last Modified: | 08 Aug 2023 02:00 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/103209 |
Actions (login required)
View Item |