Tambunan, Johana Frieda Imanuella (2024) Optimalisasi Parameter Operasional Unit Dispersed Air Flotation Pada Pengolahan Limbah Non - Tinja Di IPLT Keputih. Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5014201009_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 March 2026. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja atau IPLT umumnya menerima lumpur tinja yang berasal dari tangki septik rumah tangga. Saat ini, IPLT Keputih, Surabaya juga menerima limbah rumah makan dan pusat perbelanjaan yang memiliki kadar minyak dan bahan organik yang cukup tinggi. Limbah non – tinja ini awalnya dialirkan pada unit yang sama dengan pengolahan lumpur tinja, namun hal ini menimbulkan masalah tertentu, seperti contohnya clogging pada salah satu unit sehingga mulai dipertimbangkan untuk penggunaan unit flotasi pada pengolahan air limbah non – tinja ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh kedalaman peletakan diffuser, diameter lubang, dan jumlah lubang dari diffuser terhadap penurunan parameter uji yang telah ditentukan. Pada penelitian ini dilakukan uji pengolahan limbah non – tinja menggunakan unit flotasi dengan jenis reaktor yang digunakan adalah Dispersed Air Flotation. Prinsip unit ini dalam pengolahan air limbah adalah dengan memanfaatkan perbedaan densitas fase cairan dan juga gelembung udara untuk menurunkan kadar pencemar pada air limbah terolah. Penelitian ini dilakukan dengan variasi parameter operasional yaitu kedalaman peletakan diffuser, diameter lubang diffuser, dan jumlah lubang diffuser. Hasil dari pengolahan kemudian diuji untuk parameter TSS, kekeruhan, COD, BOD, dan minyak. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengoptimalan parameter operasional pada penelitian ini didapatkan bahwa kombinasi parameter operasional terbaik adalah pada kedalaman peletakan diffuser pada 25 cm dari dasar reaktor, diameter dan jumlah lubang diffuser masing – masing adalah 3 mm dan 10 lubang. Semakin dalam peletakan diffuser pada penelitian ini maka terjadi peningkatan persen penurunan kadar pencemar sebesar 3 – 5% dengan total penurunan di atas 85%. Untuk diameter lubang diffuser dapat diketahui bahwa ukuran diameter yang semakin kecil, maka terjadi peningkatan persen penurunan kadar penurunan sebesar 2 – 4% dengan total penurunan di atas 85%. Begitu pula dengan pengaruh jumlah lubang yang menunjukkan hasil adanya peningkatan persen penurunan kadar pencemar sebesar 2 – 12% dengan total penurunan di atas 75%. Hal ini tidak terjadi sepenuhnya dikarenakan jumlah lubang, namun juga posisi dari peletakan tiap lubang. Seluruh hasil dari penelitian ini tidak hanya terjadi karena proses flotasi, namun juga adanya proses pengendapan partikel yang berukuran besar sehingga sulit untuk diapungkan.
==================================================================================================================================
Fecal sludge treatment plants (STPs) generally receive fecal sludge from household septic tanks. Currently, Keputih STP also receives restaurant and shopping center effluents that have high levels of oil and organic matter. This non-fecal effluent was initially discharged to the same unit as the septage treatment, but this caused certain problems, such as clogging in one of the units so the use of a flotation unit in the treatment of this non-fecal wastewater was considered. This study was conducted with the aim of analyzing the effect of diffuser laying depth, hole diameter, and number of holes of the diffuser on the reduction of predetermined test parameters. In this study, non-fecal waste treatment was tested using a flotation unit with the type of reactor used is Dispersed Air Flotation. The principle of this unit in wastewater treatment is to utilize the difference in density of the liquid phase and also air bubbles to reduce contaminant levels in treated wastewater. This research was conducted with variations in operational parameters, namely the depth of diffuser placement, diffuser hole diameter, and number of diffuser holes. The results of the treatment were then tested for TSS, turbidity, COD, BOD, and FOG. From the results of this study, it was found that the optimization of operational parameters in this study found that the best combination of operational parameters was at the depth of laying the diffuser at 25 cm from the bottom of the reactor, the diameter and number of diffuser holes were 3 mm and 10 holes, respectively. The deeper the diffuser placement in this study, there is an increase in the percent decrease in pollutant levels by 3 - 5% with a total decrease above 85%. For the diameter of the diffuser hole, it can be seen that the smaller the diameter size, the increase in the percent decrease in the level of decrease by 2 - 4% with a total decrease above 85%. Similarly, the effect of the number of holes shows the results of an increase in the percent reduction in pollutant levels by 2-12% with a total reduction above 75%. This does not occur entirely due to the number of holes, but also the position of the placement of each hole. All the results of this study are not only due to the flotation process, but also the process of settling large particles that are difficult to float
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | BOD, COD, Dispersed Air Flotation, Flotation, FSTP, FOG, TSS, Turbidity, BOD, COD, Dispersed Air Flotation, Flotasi, Kekeruhan, IPLT, Minyak - Lemak, TSS |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD433 Water treatment plants |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Johana Frieda Imanuella Tambunan |
Date Deposited: | 30 Jan 2024 07:48 |
Last Modified: | 30 Jan 2024 07:49 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/105799 |
Actions (login required)
View Item |