Studi Eksperimen Laju Pengeringan Moringa Oleifera Menggunakan Metode Gabungan Heat Pump Dryer (HPD) Dan Swirling Fluidized Bed (SFB) Dengan Sudut Sudu Blade

Dwiputra, Alvin Oktaviantara (2024) Studi Eksperimen Laju Pengeringan Moringa Oleifera Menggunakan Metode Gabungan Heat Pump Dryer (HPD) Dan Swirling Fluidized Bed (SFB) Dengan Sudut Sudu Blade. Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 10211910010075-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
10211910010075-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2026.

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Indonesia dikenal memiliki tanah yang subur, sebab banyak sekali berbagai jenis tanaman yang tumbuh. Setiap tanaman tersebut memiliki manfaat bagi kehidupan, salah satunya adalah tanaman kelor. Tanaman kelor atau Moringa Oleifera dimanfaatkan untuk menjadi pangan ternak, sayuran, dan juga sebagai obat herbal. Tanaman ini biasanya tumbuh secara liar dan mudah ditemui di Indonesia. Untuk mempertahankan kandungan dan manfaatnya, proses yang dapat dilakukan sebelum mengonsumsi daun kelor adalah pengeringan, perebusan, ekstraksi dan lainnya. Temperatur dalam proses pengeringan merupakan hal yang paling krusial, karena kandungan yang ada didalam nya harus tetap terjaga. Sehingga diperlukan alat pengering daun kelor yang mampu meningkatkan produksi teh daun kelor dengan temperatur rendah agar kandungan daun kelor kering tetap terjaga khasiatnya. Oleh karena itu, dibutuhkan alat pengering yang dapat mengeringkan daun kelor dengan temperatur rendah antara 40℃ sampai 50℃ agar dapat menciptakan produk daun kelor yang berkualitas. Eksperimen dilakukan menggunakan alat pengering sistem Heat Pump Dryer (HPD) yang dikombinasikan dengan Swirling Fluized Bed (SFB) dan divariasikan temperatur pengeringnya sebesar 40℃, 45℃, 50℃ dan kemiringan Sudu blade sebesar 30˚dan 40˚. Eksperimen ini dilakukan menggunakan sampel seberat 200gr dan dikeringkan selama interval 30 menit. Lalu pada alat pengering tersebut, diukur dan dicatat kelembaban relatifnya (Rh), Temperatur Outlet, Temperatur Inlet, dan massanya. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa temperatur inlet 50ºC dan kemiringan sudut sudu blade 30º memiliki karakteristik pengeringan yang terbaik dibandingkan variasi yang lain dalam hal efisiensi, laju pengeringan, dan waktu pengeringannya. Agar daun kelor memiliki kadar air kurang dari 8%, waktu pengeringan terc epat diperlukan sekitar 360 menit. Sedangkan waktu pengeringan terlama mencapai 480 menit pada variasi temperatur 40 ºC dan kemiringan sudut sudu blade 40º.Nilai efisiensi pengeringan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan temperatur pengeringan dan kecepatan inlet udara pengering. Hal ini dipengaruhi oleh laju pengeringan yang semakin naik seiring kenaikan temperatur pengeringan dan besarnya kecepatan inlet udara pengering.
=================================================================================================================================
Indonesia is known to have fertile soil, because there are so many different types of plants that grow. Each of these plants has benefits for life, one of which is the Moringa plant. The Moringa plant or Moringa Oleifera is used as livestock food, vegetables and also as herbal medicine. This plant usually grows wild and is easily found in Indonesia. To maintain the content and benefits, processes that can be carried out before consuming Moringa leaves are drying, boiling, extraction and others. The temperature in the drying process is the most crucial thing, because the content in it must be maintained. So it is necessary to use a dryer for Moringa leaves that can increase the production of Moringa leaf tea at low temperatures so that the content of dried Moringa leaves is maintained. In this study, the drying process of Moringa leaves was carried out with the help of a combined dryer, Heat Pump Drying (HPD) and Swirling Fluized Bed (SFB), using variations tilt angle of 30˚ and 40˚ and drying air temperatures of 40°C, 45°C and 50°C. This experiment used a moringa leaf sample weighing 200 grams which was dried at intervals of 30 minutes. In this experiment, it is obtained that the results of the dryer flow rate and the mass transfer coefficient at each interval will be obtained. Experimental results show that the inlet temperature of 50 °C and the variations tilt angle of 30˚ have the best drying characteristics compared to other variationsin efficiency, drying rate, and drying time. In order to have a water content of less than 8%, the fastest drying time is about 360 minutes. The longest drying time is 480 minutes at a temperature variation of 40 °C and a variations tilt angle of 30˚. The drying efficiency value increases as the drying temperature increases and the drying air inlet speed increases. This is influenced by the value of the drying rate that increasesas the drying temperature increases and the magnitude of the drying air inlet speed.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Heat Pump Dryer (HPD), Swirling Fluized Bed (SFB), Moringa Oleifera
Subjects: Q Science
Q Science > QC Physics
Q Science > QC Physics > QC320 Heat transfer
T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering
T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering > TK4035.R4 Refrigeration and refrigerating machinery
Divisions: Faculty of Vocational > Mechanical Industrial Engineering
Depositing User: Alvin Oktaviantara Dwi Putra
Date Deposited: 07 Feb 2024 18:52
Last Modified: 07 Feb 2024 18:52
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/106316

Actions (login required)

View Item View Item