Analisis Value for Money pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Tambak Wedi Surabaya

Febriana, Estiningtyas Reski (2024) Analisis Value for Money pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Tambak Wedi Surabaya. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 6012211049-Master_Thesis.pdf] Text
6012211049-Master_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2026.

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Perpindahan penduduk dari luar ke dalam kota Surabaya menjadi faktor meningkatnya jumlah penduduk di Surabaya. Kenyataannya, beberapa lahan di wilayah kota Surabaya semakin terbatas sehingga kesenjangan antara jumlah rumah kepemilikan yang dibangun dengan yang dibutuhkan tercipta. Hal ini mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk menginisiasi pembangunan rumah. Pembiayaan awal yang besar serta periode pengembalian modal yang lama merupakan masalah utama, menjadikan supply dan demand menjadi tidak seimbang. Alternatif yang dimiliki pemerintah untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melibatkan partisipan swasta melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Namun, sebelum suatu proyek memutuskan menggunakan skema pembiayaan KPBU, diperlukan sebuah analisis perbandingan yang dapat mengetahui bahwa skema yang dipilih dapat me¬maksimalkan value for money (VfM) dengan mempertimbangkan risiko yang akan terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko yang terjadi pada proyek rumah susun dan menganalisis VfM dari suatu skema pembiayaan. Penilitian ini menggunakan metode Probability Impact Matrix (PIM) untuk mengetahui risiko terbesar yang akan dianalisis sensitivitas terhadap Net Present Value (NPV), serta Public Sector Comparator (PSC) untuk memberikan perbandingan skema pembiayaan. Berdasarkan hasil analisis data, dari 8 variabel risiko diperoleh kemungkinan risiko yang sering terjadi adalah kenaikan biaya operasional. Analisis sensitivitas dari kenaikan biaya operasional akan digunakan sebagai dasar analisis VfM dengan membandingkan nilai NPV dari biaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skema pembiayaan KPBU lebih baik daripada pembiayaan sepenuhnya oleh pemerintah atau Public Sector Comparator. Hal ini dibuktikan pada perhitungan skema pembiayaan non-KPBU diperoleh hasil NPV biaya sebesar Rp 463.026.826.436, sedangkan pada skema pembiayaan KPBU diperoleh NPV biaya sebesar Rp 220.525.491.040. Sehingga diperoleh selisih sebesar Rp 242.501.335.396, atau dengan KPBU dapat mengurangi biaya sebesar 51%. =================================================================================================================================
The migration of people from outside into Surabaya city has become a contributing factor to the increasing population in Surabaya. In reality, several land areas within the Surabaya city region are becoming limited, resulting in a gap between the number of housing units built and the demand for them. This has prompted the Surabaya city government to initiate housing development projects. The significant initial financing and long payback periods pose major challenges, creating an imbalance between supply and demand. One alternative available to the government to address this is by involving private participants through Public-Private Partnership (PPP) schemes. However, before a project decides to adopt a PPP financing scheme, a comparative analysis is required to ensure that the chosen scheme can maximize value for money (VfM) while considering potential risks. Therefore, this research aims to analyze the risks associated with apartment projects and assess the VfM of various financing schemes. This study utilizes the Probability Impact Matrix (PIM) method to identify the most significant risks for sensitivity analysis regarding Net Present Value (NPV), and the Public Sector Comparator (PSC) to provide a comparison of financing schemes. Based on the analysis, it was found that the most frequently occurring risk among the 8 risk variables is operational cost escalation. Sensitivity analysis of this operational cost escalation will be used as the basis for VfM analysis by comparing the NPV values of costs. The results indicate that the PPP financing scheme is superior to full government financing or the Public Sector Comparator. For non-PPP financing schemes, the NPV cost is Rp 463.026.826.436, while for the PPP financing scheme, the NPV cost is Rp 220.525.491.040. Thus, there is a difference of Rp 242.501.335.396, meaning that PPP can reduce costs by 51%.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Aliran Kas, Analisis Sensitivitas, Identifikasi Risiko Finansial KPBU, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Sektor Perumahaan, Value for Money, Cash Flow, PPP Financial Risk Identification, Public Private Partnership (PPP) in Housing Sector, Sensitivity Analysis, Value for Money.
Subjects: T Technology > T Technology (General) > T174.5 Technology--Risk assessment.
T Technology > T Technology (General) > T56.8 Project Management
T Technology > TH Building construction > TH4811 House construction
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis
Depositing User: Estiningtyas Reski Febriana
Date Deposited: 09 Feb 2024 18:21
Last Modified: 09 Feb 2024 18:21
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/106649

Actions (login required)

View Item View Item