Perancangan Fondasi dan Metode Perbaikan Tanah Lunak di Bawah Tangki Bahan Bakar Minyak, Studi Kasus: Terminal Bahan Bakar Minyak Ujung Berung, Bandung

Mardihaqq, Triza (2024) Perancangan Fondasi dan Metode Perbaikan Tanah Lunak di Bawah Tangki Bahan Bakar Minyak, Studi Kasus: Terminal Bahan Bakar Minyak Ujung Berung, Bandung. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 03111940000024-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
03111940000024-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2026.

Download (14MB) | Request a copy

Abstract

Minyak bumi merupakan hasil proses pengolahan dari hasil penambangan. Minyak bumi yang telah diolah membutuhkan tempat penyimpanan sebelum didistribusikan ke masyarakat di seluruh Indonesia. Minyak bumi yang telah diolah menjadi bahan bakar minyak dapat disimpan dalam sebuah tangki timbun di dalam sebuah terminal bahan bakar minyak. Tangki timbun memerlukan sebuah fondasi yang kokoh untuk dapat menopang beratnya dan berat isi yang ada di dalamnya. Beberapa tangki timbun tidak di bangun di lokasi yang memiliki kondisi tanah baik, salah satunya ada pada studi kasus Terminal Bahan Bakar Minyak, Ujung Berung, Bandung, Jawa barat ini. Lapisan tanah lunak pada titik yang direncanakan akan dibangun tangki bahan bakar minyak ini diketahui memiliki kedalaman lebih dari 20 meter. Dengan kondisi seperti ini, maka diperlukan pemilihan metode perbaikan tanah yang tepat terlebih dahulu sebelum dilakukannya pembangunan fondasi tangki bahan bakar minyak. Perbaikan tanah itu dapat berupa prefabricated vertical drain (PVD), encapsulated stone column (ESC), maupun sekaligus dilakukan pembangunan bored pile foundation sebagai fondasi dalamnya yang masing-masing perencanaan dipadukan dengan fondasi rakit (raft foundation) yang memiliki diameter 26,03 meter. Hasil dari perencanaan ini didapatkan dimensi untuk masing-masing perencanaan, seperti: PVD yang didesain sedalam 23,5 meter dengan konfigurasi persegi berjarak satu meter dengan bantuan timbunan setinggi tiga meter mampu membuat tanah turun sebesar 0,92 meter dalam kurun waktu 12 minggu sekaligus memperbaiki parameter tanah aslinya. Perencanaan ESC yang dilakukan dengan konfigurasi radial dan ditanam sedalam 34,5 meter dengan diameter ESC sebesar satu meter dan spasi antar ESC sebesar dua meter dinilai mampu memberikan daya dukung sebesar 323,38 ton serta memberikan perkuatan tambahan untuk tanah yang lunak. Selain itu, perencanaan BPF yang dilakukan dengan diameter BPF sebesar satu meter dan spasi antar BPF sebesar dua meter dinilai mampu memberikan daya dukung sebesar 182,21 ton. Dari ketiga alternatif yang ada, didapatkan perencanaan yang paling efisien dari segi kekuatan dan pelaksanaannya merupakan fondasi bor. Hal ini dikarenakan pada perencanaan BPF tidak diperlukan lagi penambahan timbunan dan BPF dapat langsung dijepit pada bagian atasnya dengan fondasi rakit.
=================================================================================================================================
Petroleum is a product of the processing of mined materials. Processed petroleum requires storage before being distributed to communities throughout Indonesia. Processed petroleum, which has been converted into fuel oil, can be stored in a storage tank within a fuel oil terminal. The storage tank requires a sturdy foundation to support its weight and the weight of its contents. Some storage tanks are not built in locations with good soil conditions, one of which is the case study of the Fuel Oil Terminal, Ujung Berung, Bandung, West Java. The soft soil layer at the point planned for the construction of this fuel tank is known to be more than 20 meters deep. With these conditions, the selection of the appropriate soil improvement method is needed before the construction of the fuel tank foundation. Soil improvements can be in the form of prefabricated vertical drains (PVD), encapsulated stone columns (ESC), or the simultaneous construction of a bored pile foundation as its deep foundation, each planning combined with a raft foundation that has a diameter of 26,03 meters. The results of this planning obtained dimensions for each planning, such as: PVD designed as deep as 23,5 meters with a square configuration spaced one meter with the help of a three-meter-high mound capable of lowering the soil by 0,92 meters within 12 weeks while improving the original soil parameters. ESC planning carried out with a radial configuration and planted as deep as 34,5 meters with an ESC diameter of one meter and an ESC spacing of two meters is considered capable of providing a bearing capacity of 323,38 tons and providing additional reinforcement for soft soil. In addition, BPF planning carried out with a BPF diameter of one meter and a BPF spacing of two meters is considered capable of providing a bearing capacity of 182,21 tons. Of the three alternatives, the most efficient planning in terms of strength and implementation is the bore foundation. This is because in BPF planning, no additional mounds are needed and BPF can be directly clamped at the top with a raft foundation.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: prefabricated vertical drain, encapsulated stone column, bored pile foundation, tangki bahan bakar minyak
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA775 Foundations.
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Triza Mardihaqq
Date Deposited: 15 Feb 2024 05:14
Last Modified: 15 Feb 2024 05:14
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/107113

Actions (login required)

View Item View Item