Kinerja Sistem Pendinginan Evaporatif dengan Varian Material Cooling Pad pada Rusunawa Tropis Lembab

Famachyuddin, Vivi Amalia (2024) Kinerja Sistem Pendinginan Evaporatif dengan Varian Material Cooling Pad pada Rusunawa Tropis Lembab. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 6013201005-Master_Thesis.pdf] Text
6013201005-Master_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2026.

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Evaporative cooling system (Sistem pendinginan evaporatif) telah diterapkan sebagai strategi pasif untuk memperbaiki kondisi termal bangunan pada iklim kering. Namun beberapa tahun ini, telah diperluas penerapannya pada iklim tropis lembab. Peneliti terdahulu telah mengeksplorasi penerapan sistem Direct Evaporative Cooling (DEC) pada bangunan bertingkat rendah. Hal ini menunjukkan adanya peluang penerapan sistem DEC pada Rusunawa tropis lembab yang merupakan bangunan tingkat rendah.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental research dengan paradigma positivism. Tahap pertama yang dilakukan adalah mengukur kondisi termal Rusunawa sebelum penggunaan cooling pad selama 5 hari pada pukul 09.00 – 19.00 WIB. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi waktu yang tepat dalam penerapan sistem DEC. Tahap kedua yaitu mengkaji kinerja sistem DEC dengan material cooling pad yaitu kain (selimut), sumbu kompor, dan sabut kelapa di Rusunawa tropis lembab. Pengukuran ini dilakukan selama 5 hari dengan kondisi Rusunawa tidak berpenghuni.

Hasil pengamatan kondisi termal Rusunawa mengalami suhu udara dan kelembaban udara tertinggi pada pukul 12.00 – 15.00. Hal ini menunjukkan bahwa pukul 12.00 – 15.00 merupakan waktu kritis untuk dilakukan eksperimen. Selanjutnya, temuan dari hasil eksperimen adalah kinerja sistem DEC dengan tiga material berbeda mampu memperbaiki kondisi termal Rusunawa. Penurunan suhu udara tertinggi pada pukul 15.00 WIB sebesar 2,3oC dengan menggunakan material sabut kelapa. Rata-rata penurunan suhu udara sebesar 0,6 – 1,3oC pada material kain, sebesar 1,2 – 2,1oC pada material sumbu kompor, dan sebesar 0,4 – 2,3oC pada material sabut kelapa. Namun saat terjadi penurunan suhu udara, kelembapan udara mengalami kenaikan sebesar 0,3 – 1,6% pada material kain, sebesar 0,9 – 2,9% pada material sumbu kompor, dan sebesar 7,2 – 10% pada material sabut kelapa. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sistem DEC mampu menurunkan suhu udara namun belum diikuti dengan penurunan kelembapan udara.
===================================================================================================================================
The evaporative cooling system has been implemented as a passive strategy to improve the thermal conditions of buildings in dry climates. However, in recent years, its application of the Direct Evaporative Cooling (DEC) system in low-rise buildings. Thin indicates the potential for applying the DEC system in humid tropical walk-up flats.

The research method employed in this study is experimental research with a positivism paradigm. The first stage involved measuring the thermal conditions of the walk-up flat before using the cooling pad for 5 days from 09:00 a.m to 07.00 p.m. This aimed to identify the optimal timing for the implementation of DEC system. The second stage involves evaluating the performance of the DEC system with cooling pad materials such as cotton (blanket), stove wick, and coconut fiber materials in a humid tropical walk-up flat. These measurements were carried out over 5 days with unoccupied conditions in walk-up flat.

The observation result of Rusunawa’s thermal conditions show that the highest air temperature and humidity occur between 12.00 to 15.00. This indicated that the period from 12.00 to 15.00 is a critical time for conducting experiments. Therefore, this time period is considered suitable for implementing the DEC system. Futhermore, the utilization of the third cooling pad material with DEC system is capable of lowering the air temperature. The highest decrease in air temperature occurs at 03.00 p.m, reaching 2.3oC using coconut fiber material. The average decrease in air temperature is 0.6 – 1.3oC with cotton material, 1.2 – 2.1oC with stove wick material, and 0.4 – 2.3oC with coconut fiber material. However, during the decrease in air temperature, air humidity increases by 0.3 – 1.6% with cotton material, 0.9 – 2.9% with stove wick material, and 7.2 – 10% with coconut fiber material. This indicates that the DEC system’s performance can lower air temperature but is not accompanied by a decrease in air humidity.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Kinerja termal, Direct Evaporative Cooling, Porositas material. Thermal performance, Direct Evaporative Cooling, Material porosity.
Subjects: T Technology > TH Building construction > TH880 Sustainable buildings. Sustainable construction. Green building
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Architecture > 23101-(S2) Master Thesis
Depositing User: Vivi Amalia Famachyuddin
Date Deposited: 13 Feb 2024 03:36
Last Modified: 13 Feb 2024 03:36
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/107147

Actions (login required)

View Item View Item