Analisis Dampak Delay Terhadap Besarnya Konsumsi Bahan Bakar dan Emisi yang Dihasilkan dalam Transportasi Udara di Bandara Indonesia

Pitanova, Garis Chikagraha (2024) Analisis Dampak Delay Terhadap Besarnya Konsumsi Bahan Bakar dan Emisi yang Dihasilkan dalam Transportasi Udara di Bandara Indonesia. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 6012221130-Master_Thesis.pdf] Text
6012221130-Master_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2026.

Download (11MB) | Request a copy

Abstract

PT. Angkasa Pura I mengalami pertumbuhan pergerakan pesawat yang sekitar 36%, mencapai angka impresif sebesar 552.778 pergerakan pesawat udara selama periode 2022. Pertumbuhan pergerakan pesawat ini memberikan dampak lain karena belum pulih tingkat pelayanan sebagaimana sebelum pandemi. Dampak ini ditunjukkan dengan adanya delay. Peningkatan delay yang disebabkan oleh pergerakan pesawat selama periode pengamatan satu minggu mencapai 48.15% di Bandara Sultan Hasanuddin, 44.12% di Bandara Internasional Yogyakarta, dan 33.29% di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan. Diputuskan untuk memilih tiga bandara yang berada di bawah manajemen PT. Angkasa Pura I untuk mengevaluasi terjadinya delay. Untuk memahami akibat dari delay dalam pergerakan pesawat, penelitian ini memerlukan tiga tahap analisis. Tahap pertama melibatkan analisis menggunakan perhitungan kapasitas. Tahap kedua melibatkan perhitungan konsumsi bahan bakar yang terkait dengan dampak dari delay, dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Horonjeff. Setelah mendapatkan total konsumsi bahan bakar, tahap terakhir melibatkan perhitungan emisi yang dihasilkan menggunakan pendekatan metodologi ICAO Carbon Emissions Calculator. Selama peak hour, hasil penelitian menunjukkan bahwa Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan memimpin dalam delay keberangkatan dengan rentang waktu 4 sampai 9 menit dan total 388,86% delay. Bandara Sultan Hasanuddin terdepan dalam delay kedatangan dengan rentang 1 sampai 5 menit dan total 144,67% delay. Yang menjadi poin penting adalah potensi akumulasi penggunaan bahan bakar dan produksi emisi. Dalam hal konsumsi bahan bakar dan emisi, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan mendominasi dengan presentase kenaikan 123,06% untuk konsumsi bahan bakar dan 105,15% untuk emisi yang dihasilkan dalam periode 2023. Hal ini bertentangan dengan target pemerintah dalam pengurangan emisi menjadi nol pada tahun 2050 Program ini bersesuaian dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDG) nomer 13 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu penanganan perubahan iklim.
=================================================================================================================================
Angkasa Pura I is experiencing aircraft movement growth of around 36%, reaching an impressive figure of 552,778 aircraft movements over the 2022 period. This growth in aircraft movements has another impact because the level of service has not yet recovered as before the pandemic. This impact is shown by the delay. The increase in delay caused by aircraft movements during the one-week observation period reached 48.15% at Sultan Hasanuddin Airport, 44.12% at Yogyakarta International Airport, and 33.29% at Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Airport. It was decided to select three airports under the management of PT Angkasa Pura I to evaluate the occurrence of delay. In order to understand the effect of delay in aircraft movements, this study required three stages of analysis. The first stage involves analysis using capacity calculations. The second stage involves calculating the fuel consumption associated with the impact of delay, using the method developed by Horonjeff. After obtaining the total fuel consumption, the final stage involved calculating the emissions generated using the ICAO Carbon Emissions Calculator methodology approach. During peak hour, the results show that Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Airport leads in departure delay with a range of 4 to 9 minutes and a total of 388.86% delay. Sultan Hasanuddin Airport leads in arrival delay with a range of 1 to 5 minutes and a total of 144.67% delay. An important point is the potential accumulation of fuel use and emission production. In terms of fuel consumption and emissions, Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Airport dominates with a percentage increase of 123.06% for fuel consumption and 105.15% for emissions produced in the period 2023. This is contrary to the government's target of reducing emissions to zero by 2050. This program is in line with the Sustainable Development Goals (SDG) goal number 13 by the United Nations (UN), namely addressing climate change.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: delay, bandara, emisi, transportasi udara, aksi iklim, Sustainable Development Goals (SDG), airport, emissions, air transportation, climate action, Sustainable Development Goals (SDG)
Subjects: H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE9787.5 Airplanes--Ground handling
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis
Depositing User: Garis Chikagraha Pitanova
Date Deposited: 18 Mar 2024 01:53
Last Modified: 18 Mar 2024 01:53
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/107818

Actions (login required)

View Item View Item