Arahan Pengembangan Kawasan Pertanian Di Kabupaten Bangkalan

Dewi, Emalia Kusuma (2009) Arahan Pengembangan Kawasan Pertanian Di Kabupaten Bangkalan. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

[thumbnail of 3605100025-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
3605100025-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version

Download (15MB)

Abstract

Pertumbuhan ekonomi wilayah dipengaruhi oleh potensi dari sektor yang dimiliki suatu wilayah. Sektor pertanian merupakan potensi Kabupaten Bangkalan. Dilihat dari penggunaan lahan untuk sektor pertanian baik areal persawahan dan tegalan mencapai 77,56 % dari luas wilayah Bangkalan, 68% jumlah penduduk: di Kabupaten Bangkalan bermata pencarian di sektor pertanian, serta sektor pertanian memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Bangkalan yaitu sebesar 36 %. Dari kelima sub sektor pertanian, sub sektor tanaman pangan merupakan subsektor dengan kontribusi terbesar yaitu 26, 64 % terhadap PDRB, namun besarnya kontribusi subsektor tanaman pangan tidak diimbangi dengan pengembangan di lapangan. Pada data tahun 2001- 2005 produktivitas pertanian di Kabupaten Bangkalan tidak mengalami kenaikan yang berarti, tetap, bahkan terdapat pula komoditas- komoditas yang mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan suatu arahan pengembangan pertanian di Kabupaten Bangkalan Tahapan analisa dalam penelitian ini antara lain analisis perumusan faktor- faktor penyebab kurang berkembangnya Kawasan pertanian di Kabupaten Bangkalan dengan menggunakan analisis delphi. Hasil dari faktor- faktor penyebab ini merupakan dasar untuk merumuskan tipologi pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Bangkalan. Setelah itu dilakukan analisis tipologi pengembangan kawasan pertanian dengan menggunakan analisis cluster. Analisis terakhir yaitu perumusan arahan pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Bangkalan dengan menggunakan analisis Triangulasi, analisis ini menggabungkan 3 sumber dalam perumusannya yaitu dari fakta empiri yang ada, referensi mengenai pengembangan kawasan pertanian (teori), studi kasus kawasan lain Dari hasil analisa didapat faktor- faktor penyebab kurang berkembangnya kawasan pertanian di Kabupaten Bangkalan antara lain kesesuaian lahan; Infrastruktur pertanian; pemasaran;. modal; teknologi pertanian; SDM; minat masyarakat untuk bertani. Kelompok cluster pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi 3 cluster yaitu cluster I merupakan kelompok kecamatan dengan kawasan pertanian cukup berkembang, cluster II merupakan kelompok kecamatan dengan kawasan pertanian kurang berkembang,serta cluster III merupakan kelompok kecamatan dengan kawasan pertanian sangat kurang berkembang. Araban pengembangan kawasan pertanian di kabupeten Bangkalan ini merupakan hasil penyelesaian faktor- faktor penyebab kurang berkembangnya kawasan pertanian di Kabupaten Bangkalan berdasarkan setiap cluster tersebut. Dimana untuk arahan cluster I diarahkan pada kawasan pengembangan komoditas lahan basah khususnya komoditas potensial pada cluster I yaitu padi dan ubi jalar serta pemeliharaan layanan pada setiap faktor. Untuk cluster II diarahkan sebagai kawasan pengembangan komoditas lahan basah khususnya komoditas potensial di cluster II ini yaitu padi dan ubi kayu, pemeliharaan dan peningkatan layanan pada setiap faktor, dan cluster lll diarahkan sebagai kawasan pengembangan komoditas lahan kering khususnya komoditas potensial di cluster lll ini yaitu jagung dan ubi kayu, peningkatan, pemeliharaan, dan penambahan sarana pendukung kawasan pertanian yang masih belum tersedia pada cluster III
=====================================================================================================================================
Regional economic growth is influenced by the potential of a region's sectors. The agricultural sector is the potential of Bangkalan Regency. Judging from land use for the agricultural sector, both rice fields and dry fields reach 77.56% of the area of Bangkalan, 68% of the population: in Bangkalan Regency, their livelihood is in the agricultural sector, and the agricultural sector has the largest contribution to Bangkalan Regency's GRDP, namely 36% . Of the five agricultural sub-sectors, the food crops sub-sector is the subsector with the largest contribution, namely 26.64% to GRDP, however the large contribution of the food crops sub-sector is not matched by development in the field. In the 2001-2005 data, agricultural productivity in Bangkalan Regency did not experience a significant increase, it remained constant, and there were even commodities that experienced a decline. This research aims to formulate a direction for agricultural development in Bangkalan Regency. The analysis stages in this research include an analysis of the formulation of factors causing the underdevelopment of agricultural areas in Bangkalan Regency using Delphi analysis. The results of these causal factors are the basis for formulating a typology of agricultural area development in Bangkalan Regency. After that, a typological analysis of agricultural area development was carried out using cluster analysis. The final analysis is the formulation of directions for the development of agricultural areas in Bangkalan Regency using Triangulation analysis. This analysis combines 3 sources in its formulation, namely from existing empirical facts, references regarding the development of agricultural areas (theory), case studies of other areas. From the results of the analysis, the factors obtained causes of underdevelopment of agricultural areas in Bangkalan Regency include land suitability; Agricultural infrastructure; marketing;. capital; agricultural technology; HR; people's interest in farming. The agricultural area development cluster group in Bangkalan Regency is divided into 3 clusters, namely cluster I is a group of sub-districts with fairly developed agricultural areas, cluster II is a group of sub-districts with less developed agricultural areas, and cluster III is a group of sub-districts with very less developed agricultural areas. The development plan for agricultural areas in Bangkalan Regency is the result of resolving the factors causing the underdevelopment of agricultural areas in Bangkalan Regency based on each of these clusters. Where the direction for cluster I is directed at wetland commodity development areas, especially potential commodities in cluster I, namely rice and sweet potatoes as well as maintenance of services for each factor. Cluster II is directed as a wetland commodity development area, especially potential commodities in cluster II, namely rice and cassava, maintenance and improvement of services for each factor, and cluster III is directed as a dryland commodity development area, especially potential commodities in cluster III, namely corn. and cassava, improving, maintaining and adding supporting facilities for agricultural areas which are still not available in cluster III

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: RSPW 711.554 Dew a-1 2009
Uncontrolled Keywords: pengembangan, tanaman pangan; development, food crops
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G155.A55 Tourism and city planning
Divisions: Faculty of Architecture, Design, and Planning > Regional and Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: EKO BUDI RAHARJO
Date Deposited: 29 Apr 2024 05:47
Last Modified: 29 Apr 2024 05:47
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/107920

Actions (login required)

View Item View Item