Analisis Keefektifan Bittern dengan Penambahan Reagen Kalsium Klorida Dihidrat dan Reagen Kalsium Hidroksida sebagai Koagulan dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu

Ambarwati, Nurul Tyas (2024) Analisis Keefektifan Bittern dengan Penambahan Reagen Kalsium Klorida Dihidrat dan Reagen Kalsium Hidroksida sebagai Koagulan dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5014201046-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5014201046-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penduduk Indonesia merupakan penduduk dengan konsumsi tahu yang cukup besar. Konsumsi tahu di Indonesia meningkat dari 7,86 kg/kapita pada tahun 2021 menjadi 7,95 kg/kapita pada tahun 2023. Dengan meningkatnya jumlah konsumsi tahu, meningkat pula jumlah industri tahu dan meningkat pula air limbah industri tahu yang dihasilkan. Bersamaan dengan meningkatnya produksi tahu, industri garam juga merupakan sektor industri yang aktif beroperasi dan menghasilkan hasil samping limbah cair berupa bittern. Bittern masih mengandung banyak mineral yang dapat dimanfaatkan kembali, seperti Mg (Magnesium), K (Kalium), Ca (Kalsium), MgCl2 (Magnesium klorida), MgSO4 (Magenesium sulfat), dan garam-garam lainnya. Salah satu senyawa yang diketahui sebagai agen koagulan utama di dalam bittern adalah Magnesium. Pemanfaatan magnesium sebagai kaogulan dapat dilakukan dengan penambahan reagen berupa kalsium klorida dihidrat (CaCl₂.2H₂O) yang nantinya akan membentuk MgCl2. Selain itu, adanya sulfat pada bittern juga dapat dimanfaatkan menjadi koagulan dengan penambahan reagen Ca(OH)2 yang nantinya akan membentuk CaSO4. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji keefektifan bittern dengan penambahan reagen kalsium klorida dihidrat (CaCl2.2H2O) dan kalium hidroksida (Ca(OH)2) sebagai koagulan pada proses koagulasi dalam menurunkan parameter pencemar kekeruhan, TSS, BOD, COD, dan pH pada limbah cair industri tahu. Penelitian ini diawali dengan menguji karakteristik bittern dan limbah cair tahu sebagai data awal yang akan dianalisis. Proses penentuan dosis optimum koagulan dilakukan melalui metode range finding test dan analis jar test. Untuk menentukan penambahan kalsium klorida dihidrat (CaCl₂.2H₂O) berdasarkan pada perbandingan mol dengan ion sulfat pada bittern. Sedangkan untuk menentukan penambahan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) berdasarkan pada volume bittern dengan menggunakan perbandingan konsentrasi. Variabel penelitian adalah jenis reagen pada proses persiapan bittern sebagai koagulan dan dosis pada proses koagulasi-flokulasi. Hasil percobaan menunjukkan penambahan reagen kalsium klorida dihidrat (CaCl2.2H2O) dan reagen kalsium hidroksida (Ca(OH)2) efektif digunakan untuk mengefektifkan kinerja bittern sebagai koagulan dengan %removal mencapai lebih dari 60%. Koagulan bittern yang ditambahkan dengan reagen kalsium hidroksida (Ca(OH)2) merupakan koagulan dengan efektivitas paling tinggi jika dibandingkan dengan koagulan bittern dengan penambahan kalsium klorida dihidrat (CaCl2.2H2O), kogulan bittern asli, ataupun koagulan alum. Dengan volume pembubuhan 36 mL, koagulan bittern + kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dapat menurunkan kekeruhan mencapai 84%, TSS 63%, COD 71%, BOD 65%, dan menaikkan pH hingga 49%. Meskipun secara dosis pembubuhan koagulan alum lebih kecil, tetapi berdasarkan %removal koagulan bittern + kalsium hidroksida (Ca(OH)2) lebih efektif dalam menurunkan parameter COD dan BOD dalam limbah cair industri tahu.
=================================================================================================================================
The Indonesian population is a population with quite a large consumption of tofu. Tofu consumption in Indonesia increase from 7,86 kg/capita in 2021 to 7,95 kg/capita in 2023. With the increasing amount of tofu consumption, the number of tofu industries also increase and the wastewater that produced by the tofu industry will also increase. Along with the increase in tofu production, the salt industry is also an industrial sector that is actively operating and produces wastewater that is commonly known as bittern. Bittern still contains many minerals that can be reused, such as Mg (magnesium), K (Potassium), Ca (Calcium), MgCl2 (Magnesium chloride), MgSO4 (Magenesium sulfate), and other salts. One of the compounds known to be the main coagulant agent in bittern is magnesium. Utilization of magnesium as a coagulant can be done by adding a reagent in the form of calcium chloride dihydrate (CaCl₂.2H₂O) which will later produce MgCl2. Apart from that, the sulfate in bittern can also be used as a coagulant by adding the Ca(OH)2 reagent which will later produce CaSO4. Hence, this research aims to assess the effectiveness of bittern with the addition of calcium chloride dihydrate (CaCl2.2H2O) reagent and potassium hydroxide (Ca(OH)2) reagents as coagulants in the coagulation process in reducing turbidity pollutant parameters, TSS, BOD, COD, and pH in tofu wastewater. This research began by testing the characteristics of bittern and tofu wastewater as initial data to be analyzed. The process of determining the optimum dose of coagulant is carried out using the range finding test and analytical jar test methods. To determine the addition of calcium chloride dihydrate (CaCl₂.2H₂O) based on the mole ratio with sulfate ions in bittern. Meanwhile, to determine the addition of calcium hydroxide (Ca(OH)2) based on the bittern volume using a concentration ratio. The research variables are the type of reagent in the bittern preparation process as a coagulant and the dose in the coagulation-flocculation process. The results of this experimental showed that the addition of calcium chloride dihydrate reagent (CaCl2.2H2O) and calcium hydroxide reagent (Ca(OH)2) was effectively used to improve the performance of bittern as a coagulant with %removal reaching more than 60%. Bittern coagulant with the addition of calcium hydroxide reagent (Ca(OH)2) is the coagulant with the highest effectiveness when compared to bittern coagulant with the addition of calcium chloride dihydrate (CaCl2.2H2O), original bittern cogulant, or alum coagulant. With an affixing volume of 36 mL, bittern coagulant + calcium hydroxide (Ca(OH)2) can reduce turbidity up to 84%, TSS 63%, COD 71%, BOD 65%, and raise pH up to 49%. Even though the dose of adding alum coagulant is smaller, based on the % removal of bittern coagulant + calcium hydroxide (Ca(OH)2) it is more effective in reducing COD and BOD parameters in tofu industrial wastewater.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Bittern, Jar Test, Kalsium Hidroksida, Kalsium Klorida Dihidrat, Koagulan, Limbah Cair Tahu, Calcium Chloride Dihydrate, Calcium Hydroxide, Coagulant, Jar Test, Tofu Wastewater
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD420 Water pollution
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Nurul Tyas Ambarwati
Date Deposited: 26 Jul 2024 00:42
Last Modified: 26 Jul 2024 00:42
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/108963

Actions (login required)

View Item View Item