Analisis Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur)

Maulidah, Putri Nur (2024) Analisis Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur). Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5016201018-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5016201018-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (9MB) | Request a copy

Abstract

Kabupaten Ponorogo pada tahun 2018 hingga 2022 mengalami bencana tanah longsor sebanyak 120 kejadian. Bencana ini menimbulkan kerugian yang cukup besar. Adanya bencana tersebut, diperlukan analisis terhadap penyebab terjadinya bencana tanah longsor untuk mengetahui daerah yang terdampak. Penelitian ini menggunakan metode analisis Sistem Informasi Geospasial (SIG) dan pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan narasumber diantaranya pegawai Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, dan Dosen Teknik Kelautan Bidang Manajemen Bencana ITS. Parameter penyebab tanah longsor yang digunakan meliputi kemiringan lereng, curah hujan, tutupan lahan, jenis batuan, dan jenis tanah. Hasil dari penelitian ini adalah peta daerah rawan tanah longsor dan dari hasil pembobotan metode AHP diketahui bahwa tutupan lahan mempunyai pengaruh lebih besar terhadap tanah longsor dengan bobot sebesar 26%, diikuti dengan parameter lain yaitu jenis batuan 23%, kemiringan lereng 21%, jenis tanah 16%, dan curah hujan 13%. Peta daerah rawan bencana tanah longsor terbagi menjadi tiga kelas yaitu daerah rawan rendah mencakup area seluas 13.754,44 Ha, daerah rawan sedang mencakup area seluas 88.182,56 Ha, dan daerah rawan tinggi mencakup area seluas 28.133,13 Ha dengan daerah yang memiliki tingkat rawan tinggi yaitu Kecamatan Sawoo, Kecamatan Pudak, dan Kecamatan Pulung. Hasil penelitian tersebut kemudian dilakukan validasi dengan cara membandingkan hasil peta daerah rawan tanah longsor yang telah dibuat dengan peta bahaya tanah longsor yang diterbitkan oleh BPBD Kabupaten Ponorogo. Perhitungan validasi didapatkan nilai sebesar 71%. Kemudian, berdasarkan analisis perbandingan dengan peta bahaya BPBD, terdapat kesenjangan hasil daerah rawan tinggi sebesar 4%. Kesenjangan ini tepatnya terjadi di Kecamatan Ngrayun. Perbedaan tersebut disebabkan oleh penggunaan parameter yang digunakan dan tahun akuisisi data.
===========================================================================================
Ponorogo Regency experienced 120 landslides between 2018 and 2022. This disaster caused considerable losses. The existence of these disasters requires an analysis of the causes of landslides to determine the affected areas. This research uses Geospatial Information System (GIS) analysis method and Analytical Hierarchy Process (AHP) weighting with resource persons including employees of the Regional Disaster Management Agency of Ponorogo Regency, employees of the East Java Regional Disaster Management Agency, and Lecturers of Marine Engineering in the field of ITS Disaster Management. Landslide parameters used include slope, rainfall, land cover, rock type, and soil type. The result of this research is a map of landslide prone areas and from the weighting results of the AHP method it is known that land cover has a greater influence on landslides with a weight of 26%, followed by other parameters namely rock type 23%, slope 21%, soil type 16%, and rainfall 13%. The landslide prone area map is divided into three classes: low prone area covering an area of 13.754,44 hectares, medium prone area covering an area of 88.182,56 hectares, and high prone area covering an area of 28.133,13 hectares with high prone areas of Sawoo District, Pudak District, and Pulung District. The results of the research were then validated by comparing the results of the landslide prone area map that has been made with the landslide hazard map issued by the BPBD of Ponorogo Regency. The validation calculation obtained a value of 71%. Then, based on the comparative analysis with the BPBD hazard map, there is a 4% gap in the results of high vulnerability areas. This gap occurs precisely in Ngrayun district. The difference is caused by the parameters used and the year of data acquisition.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Analitical Hierarchy Process (AHP), Sistem Informasi Geospasial (SIG), Tanah Longsor, Geospatial Information System (GIS), Landslides
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems.
Divisions: Faculty of Civil Engineering and Planning > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Putri Nur Maulidah
Date Deposited: 26 Jul 2024 07:45
Last Modified: 26 Jul 2024 07:45
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/109118

Actions (login required)

View Item View Item