Dekonsentrasi Minyak Jelantah Dengan Pemanfaatan Akar Wangi (Vetiver zizanioides)

Dirgantoro, Jati Gratia (2024) Dekonsentrasi Minyak Jelantah Dengan Pemanfaatan Akar Wangi (Vetiver zizanioides). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of ACCESS CLOSED BY AUTHOR] Text (ACCESS CLOSED BY AUTHOR)
5014201096-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Minyak jelantah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis minyak goreng, seperti minyak jagung, minyak sayur, minyak samin, dan lain-lain. Minyak jelantah ini mengandung hidrokarbon yang dapat membuat tanah lebih beracun dan kurang subur dan produktif. Berdasarkan Fact Sheet Indonesia, diketahui bahwa Indonesia menghasilkan 715 kiloton per tahun. Rentan 20-40% sudah terkumpul untuk dilakukan pengolahan menjadi renewable energy. Parameter yang menentukan bahwa minyak goreng dalam keadaan baik atau tidak adalah jumlah asam dan peroksida. Berdasarkan peraturan SNI 3741 Tahun 2013 tentang persyaratan minyak goreng, diketahui konsentrasi maksimum minyak goreng adalah 0,6 mg KOH/g. Untuk batas maksimum untuk peroksida adalah 10 mek O2/kg (SNI 3741, 2013). Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Limbah, diketahui bahwa kadar maksimum minyak dan lemak adalah 5 mg/l. Oleh karena itu, untuk tanah yang sudah mengalami pencemaran akibat minyak jelantah dapat dilakukan treatment fitoteknologi. Dengan menjadikan tumbuhan dan mikroorganisme sebagai media untuk berasosiasi dengan tanah yang tercemar minyak jelantah. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kemampuan tumbuhan akar wangi dapat bertahan pada berbagai konsentrasi minyak jelantah menggunakan range finding test. Lalu, menentukan efisiensi akar wangi dalam dekonsentrasi kadar minyak dan lemak dari minyak jelantah. Pada tahap ini tumbuhan yang akan diuji dengan metode Range Finding Test (RFT) untuk mengetahui nilai persentase konsentrasi minyak dan lemak yang dapat diterima oleh tumbuhan fitoremediator. Hasil dari RFT ini akan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian utama. Dalam melakukan RFT konsentasinya adalah 0%, 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%,serta dilaksanakan selama 7 hari. Setelah melakukan uji RFT, dapat dilakukan penelitian utama. Penelitian utama dilakukan dengan menggunakan konsentrasi minyak yang didapat dari hasil RFT. Pada fitoproses rumput akar wangi diberi perlakukan dengan variabel yang digunakan , yakni pemberian biostimulasi dan variasi jenis media tanah. Ketika penelitian berlangsung akan dilakukan perhitungan parameter penelitian untuk dianalisis dan dijadikan kesimpulan penelitian. Parameter utama yang diuji dalam penelitian ini adalah minyak dan lemak Perhitungan minyak dan lemak akan dilakukan untuk mengetahui efisiensi dekonsentrasi Setelah dilakukan RFT dengan konsentrasi 0%, 10%, 25%, 50%, 75% dan 100% akar wangi tidak dapat bertahan konsentrasi tersebut. Oleh karena itu, dilakukan pendekatan dengan menggunakan 2%, 4%, 6%, dan 8%. Setelah dilakukan dengan pendekatan tersebut, maka didapatkan konsentrasi 0%, 2%, 4%, dan 6% yang dapat bertahan. Konsentrasi yang digunakan untuk penelitian utama adalah 6%. Dekonsentrasi tertinggi kadar minyak dan lemak yang ada pada tanah tercemar, yakni sebesar 21,85 %. Lalu, untuk minyak dan lemak yang terakumulasi pada akar didapatkan sebesar 3,2 %.
====================================================================================================================================
Used cooking oil can be classified into several types of cooking oil, such as corn oil, vegetable oil, ghee, and others. This used cooking oil contains hydrocarbons which can make the soil more toxic and less fertile and productive. Based on the Indonesian Fact Sheet, it is known that Indonesia produces 715 kilotons per year. 20-40% has been collected to be processed into renewable energy. The parameters that determine whether cooking oil is in good condition or not are the amount of acid and peroxide. Based on SNI 3741 of 2013 regulations concerning cooking oil requirements, it is known that the maximum concentration of cooking oil is 0.6 mg KOH/g. The maximum limit for peroxide is 10 mek O2/kg (SNI 3741, 2013). Furthermore, based on Minister of Environment and Forestry Regulation No. 68 of 2016 concerning Waste Quality Standards, it is known that the maximum content of oil and fat is 5 mg/l. Therefore, for land that has experienced pollution due to used cooking oil, phytotechnological treatment can be carried out. By using plants and microorganisms as a medium to associate with soil contaminated with used cooking oil. The aim of this research is to determine the ability of vetiver plants to survive various concentrations of used cooking oil using the range finding test. Then, determine the efficiency of vetiver in removing grease and oil levels from used cooking oil. At this stage the plants will be tested using the Range Finding Test (RFT) method to determine the percentage value of oil concentration that can be accepted by phytoremediator plants. The results of this RFT will be used as a guide in conducting primary research. When carrying out RFT the concentrations are 0%, 10%, 25%, 50%, 60% and 75%, and are carried out for 7 days. After carrying out the RFT test, primary research can be carried out. The main research was carried out using oil concentrations obtained from RFT results. In the main research, vetiver grass was treated with the variables used, namely the provision of biostimulation and various types of soil media. During ongoing research, research or calculation of research parameters will be carried out to be analyzed and used as research conclusions. The main parameters tested in this research are oil and grease. Oil and grease calculations will be carried out to determine deconcentration efficiency. After carrying out RFT with concentrations of 0%, 10%, 25%, 50%, 75% and 100%, vetiver could not survive these concentrations. Therefore, an approach was taken using 2%, 4%, 6%, and 8%. After using this approach, deconcentrations of 0%, 2%, 4% and 6% were obtained which could survive. Deconcentration used for the main research was 6%. The reduction in oil and grease levels in polluted soil was 21.85%. Then, the oil and grease accumulated in the roots was found to be 3,2%.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Akar wangi, biostimulasi, dekonsentrasi, minyak dan lemak, minyak jelantah; biostimulation, deconcentration, oil and grease, used cooking oil, vetiver root
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD192.75 Phytoremediation.
T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering > TD878.47 Soil remediation
Divisions: Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Jati Gratia Dirgantoro
Date Deposited: 29 Jul 2024 02:24
Last Modified: 29 Jul 2024 02:24
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/109191

Actions (login required)

View Item View Item