Al-Mauhub, Rijaalul Mulhim and Widiraga, Nathanael Abishai (2024) Desain Pabrik Liquid Smoke Dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Menggunakan Metode Pirolisis. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5008201046_5008201152-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Limbah TKKS dapat dimanfaatkan untuk produk liquid Smoke. Liquid smoke merupakan salah satu jenis perasa daging dan juga memiliki kegunaan sebagai pengawet makanan. Melihat dari kondisi pasar, liquid smoke termasuk pasar segar di Indonesia dan masih jarang produsen yang menggunakan microwave dalam proses produksi. Untuk memproduksi liquid smoke terdapat 4 tahap utama, yaitu pre-treatment, pembentukan asap, pemisahan liquid smoke dari gas non-condensable, serta pemurnian liquid smoke. Proses utama pada pabrik ini yaitu pada pirolisis bahan baku dengan microwave guna membentuk asap yang mengandung liquid smoke. Pabrik ini berkapasitas 331,67 ton/tahun direncanakan untuk didirikan di Batang Terap, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, bersebelahan dengan industri Kelapa Sawit Adolina. Pabrik ini didirikan pada tahun 2024 dan beroperasi pada tahun 2026. Pabrik ini direncanakan beroperasi dengan proses kontinu selama 330 hari per tahun. Berdasarkan analisa neraca massa didapatkan jumlah bahan baku TKKS yang dibutuhkan dalam satu hari proses produksi adalah 2909,09 kg/hari. Proses pembuatan liquid smoke dibagi menjadi tiga proses utama, yaitu proses pretreatment, proses pembentukan asap, dan proses pemurnian liquid smoke. Proses pretreatment merupakan proses untuk menyiapkan TKKS agar sesuai dengan spesifikasi pada reaktor. Proses ini terdiri dari pencucian, pengeringan, pengurangan ukuran, dan pencampuran dengan karbon aktif. Proses pembentukan asap merupakan proses pirolisis bahan baku untuk menghasilkan produk berupa bio-oil. Bio-oil sendiri terdiri dari liquid smoke dan tar. Proses ini terdiri dari pirolisis bahan baku dan kondensasi asap hasil pirolisis yang akan menghasilkan bio-oil. Proses pirolisis dilakukan pada reaktor batch berupa microwave dengan suhu operasi 400 °C. Proses pemurnian bertujuan untuk memisahkan antara light product berupa liquid smoke yang merupakan produk akhir yang diinginkan dan heavy product berupa tar yang tidak diinginkan. Untuk dapat mendirikan pabrik dengan kapasitas produksi 331,67 ton/tahun, maka diperlukan modal investasi sebesar Rp 22.558.118.758 dan total biaya produksi sebesar Rp 16.812.014.340. Estimasi umur pabrik ini adalah 10 tahun terhitung sejak pembangunan, dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 14,40%, Pay Out Time (POT) selama 3,44 tahun, dan Break Event Point (BEP) sebesar 27,62 %. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, pabrik ini layak untuk didirikan.
============================================================
OPEFB waste can be used for Liquid Smoke products. Liquid Smoke is a type of meat flavouring and can be used as a food preservative. From the market conditions, liquid smoke is a fresh market in Indonesia and people rarely use microwaves as the reactor. To produce liquid smoke there are 4 main stages, namely pre-treatment, smoke formation, separation of liquid smoke from non-condensable gas, and purification of liquid smoke. The main process in this factory is pyrolysis of raw materials using microwaves to form smoke that contains liquid smoke. This factory with a capacity of 331,67 tonnes/year is planned to be established in Batang Terap, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, next to the Adolina Palm Oil industry. This factory was established in 2024 and will operate in 2026. This factory is planned to operate using a continued process for 330 days per year. Based on the mass balance analysis, it was found that the amount of TKKS raw materials needed in one day of the production process was 2909.09 kg/day. The process of making liquid smoke is divided into three main processes, namely the pretreatment process, the smoke formation process, and the liquid smoke purification process. The pretreatment process is a process to prepare TKKS to match the specifications of the reactor. This process consists of washing, drying, size reduction, and mixing with activated carbon. The smoke formation process is a pyrolysis process of raw materials to produce products in the form of bio-oil. Bio-oil itself consists of liquid smoke and tar. This process consists of pyrolysis of raw materials and condensation of smoke resulting from pyrolysis which will produce bio-oil. The pyrolysis process is carried out in a batch reactor in the form of a microwave with an operating temperature of 400 °C. The diversion process aims to separate the light product in the form of liquid smoke which is the desired final product and the heavy product in the form of tar which is undesirable. To be able to build a factory with a production capacity of 331.67 tons/year, total capital investment of Rp 22.558.118.758 is required and total production costs are Rp 16.812.014.340. The estimated age of this factory is 10 years from the time of construction with an Internal Rate of Return (IRR) of 14.40%, Pay Out Time (POT) of 3.46 years, and Break Event Point (BEP) of 27.62%. With these various considerations, this factory is worthy of being established.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Liquid Smoke, TKKS, Microwave, Pirolisis, OPEFB, Pyrolysis |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology > TP155.5 Chemical plants--Design and construction |
Divisions: | Faculty of Industrial Technology and Systems Engineering (INDSYS) > Chemical Engineering > 24201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Rijaalul Mulhim Al-Mauhub |
Date Deposited: | 31 Jul 2024 04:00 |
Last Modified: | 31 Jul 2024 04:00 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/109410 |
Actions (login required)
View Item |