Assalsha, Muhammad AqmalBaihaqi (2024) Analisis Perbandingan Desain Sistem PLTS On Grid Dan Hybrid Pada Gedung Robotika ITS Ditinjau Dari Segi Teknis Dan Ekonomi Teknik Menggunakan Software PVSyst 7.4 Dan Homer Pro. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
2039201022-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Dalam melakukan pembangunan PLTS dibutuhkan perencaanaan dan persiapan yang baik. Tujuannya agar pemanfaatan pada PLTS menjadi lebih efektif, mengingat biaya investasi pembangunan sistem PLTS yang tidak murah. Data terakhir pada laporan statisitik Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa rata-rata biaya PLTS di Indonesia jauh lebih mahal yaitu sebesar Rp1.034,52 per kilowatt hour (kWh) dibandingkan dengan biaya rata-rata Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang hanya sebesar Rp737,52 per kWh. Maka dari itu dilakukanlah penelitian tentang analisis perbandingan antara sistem PLTS on grid dan hybrid untuk mendapatkan hasil perancangan yang efektif dari segi teknis maupun biaya dengan menggunakan software PVSyst 7.4 dan Homer Pro. Dalam melakukan perancangan pada kedua sistem dilakukan variasi dengan dua jenis radiasi matahari yaitu matahari global dan radiasi matahari tersebar, dimana variasi pertama didapatkan dari data NASA dan variasi kedua didapatkan dari data hasil perhitungan estimasi.
Hasil analisis teknis menunjukkan bahwa pada PLTS on grid produksi energi yang bisa dihasilkan mencapai nilai sebesar 6843,90 kWh/tahun dan nilai PR yang dicapai sebesar 81,2%. Sedangkan pada PLTS hybrid produksi energi yang bisa dihasilkan mencapai nilai sebesar 6464,31 dan nilai PR yang dicapai sebesar 76,1%. Hasil analisis ekonomi teknik menunjukkan bahwa pada PLTS on grid biaya investasi awal yang dibutuhkan mencapai nilai sebesar Rp42.837.598,00, untuk NPC mencapai nilai sebesar Rp80.135.661,77 dan LCOE mencapai nilai sebesar Rp575,16. Dari segi kelayakan investasi dinyatakan tidak layak karena NPV bernilai negatif, PI bernilai kurang dari satu (<1) dan DPP yang melebihi lama masa proyek 25 tahun. Sedangkan pada PLTS hybrid biaya investasi awal yang dibutuhkan mencapai nilai sebesar Rp478.521.334,00, untuk NPC mencapai nilai sebesar Rp1.010.951.869,72 dan LCOE
mencapai nilai sebesar Rp7.069,66. Dari segi kelayakan investasi dinyatakan layak karena NPV bernilai positif, PI bernilai lebih dari satu (>1) dan DPP yang kurang dari atau sama dengan lama masa proyek 25 tahun.
========================================================================================================================
The construction of PLTS requires good planning and preparation. The goal is to make the utilization of PLTS more effective, considering the investment cost of building a PLTS system is not cheap. The latest data in the State Electricity Company (PLN) statistical report in 2022 shows that the average cost of PLTS in Indonesia is much more expensive at Rp1.034,52 per kilowatt hour (kWh) compared to the average cost of Steam Power Plant (PLTU) which is only Rp737,52 per kWh. Therefore, research was conducted on a comparative analysis between on-grid and hybrid PLTS systems to obtain design results that are effective from a technical and cost perspective using PVSyst 7.4 and Homer Pro software. In designing the two systems, variations were made with two types of solar radiation, namely global solar and scattered solar radiation, where the first variation was obtained from NASA data and the second variation was obtained from the estimated calculation data.
The results of the technical analysis show that in the on-grid solar power plant the energy production that can be generated reaches a value of 6843,90 kWh/year and the PR value achieved is 81.2%. While in hybrid PLTS the energy production that can be generated reaches a value of 6464,31 and the PR value achieved is 76.1%. The results of the engineering economic analysis showed that in PLTS on grid the initial investment cost required reached a value of Rp42.837.598,00, for NPC reached a value of Rp80.135.661,77 and LCOE reached a value of Rp575,16. In terms of investment feasibility, it is not feasible because NPV is negative, PI is less than one (<1) and DPP exceeds the length of the project period of 25 years. While in hybrid PLTS the initial investment cost required reached a value of Rp478.521.334,00, for NPC reached a value of Rp1.010.951.869,72 and LCOE reached a value of Rp7.069,66. In terms of
investment feasibility, it is declared feasible because NPV is positive, PI is more than one (>1) and DPP is less than or equal to the length of the project period of 25 years.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Energi Surya, Solar Energy, Solar Power Plant, PLTS, PVSyst 7.4, Homer Pro |
Subjects: | T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery > TJ808 Renewable energy sources. Energy harvesting. T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery > TJ810.5 Solar energy |
Divisions: | Faculty of Vocational > Mechanical Industrial Engineering (D4) |
Depositing User: | Muhammad AqmalBaihaqi Assalsha |
Date Deposited: | 05 Aug 2024 01:04 |
Last Modified: | 05 Aug 2024 01:04 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/110438 |
Actions (login required)
View Item |