Erwanto, Freya Aziza Fithriyani Nala (2024) Peran Kepemimpinan Kader Surabaya Hebat (KSH) Dalam Program Percepatan Penurunan Stunting (Studi Kasus Kelurahan Kalirungkut, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5033201054_UNDERGRADUATE_THESIS.pdf Restricted to Repository staff only until 19 September 2026. Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang dialami oleh balita akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan kurang dari -2 standar deviasi dari Multicentre Growth Reference Study atau standar deviasi pertumbuhan anak yang ditetapkan oleh WHO (Simamora & Kresnawati, 2021). Stunting menjadi perhatian utama secara global, tidak terkecuali Indonesia yang menempati peringkat ke-27 (Kemenko PMK, 2022). Surabaya sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur mempunyai prevalensi stunting terendah di Indonesia yakni sekitar 4,8%. Salah satu kelurahan di Surabaya yang mengalami penurunan secara signifikan adalah Kelurahan Kalirungkut dengan penurunan prevalensi stunting dari 199 kasus pada tahun 2022 menjadi 72 pada tahun 2023. Penelitian ini berfokus pada program percepatan penurunan stunting di Kelurahan Kalirungkut, yang secara khusus menganalisis peran kepemimpinan Kader Surabaya Hebat (KSH). Program KSH beranggotakan perempuan yang menjadi unsur kunci dalam pelaksanaan program percepatan penurunan stunting dan telah menjangkau setiap kelurahan di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pemilihan informan ditentukan melalui non probability sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak 21 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koordinator KSH sebagai pemimpin memainkan peran penting melalui tiga peran utama yaitu interpersonal, informational, dan decisional. Koordinator KSH menjalankan peran interpersonal dengan memotivasi partisipasi aktif dari anggota KSH dan komunitas serta menjalin hubungan dengan puskesmas. Peran informational Koordinator KSH adalah memantau kondisi balita dan menyebarluaskan informasi kesehatan. Peran decisional ditandai dengan peran Koordinator KSH dalam menciptakan inovasi, mengalokasikan sumber daya, dan melakukan negosiasi dengan pihak terkait. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan Koordinator KSH adalah gaya kepemimpinan demokratis. Adapun faktor penghambat yang ditemukan adalah kurangnya dukungan komunitas, permasalahan tim, dan kejenuhan yang dirasakan oleh Koordinator KSH serta faktor pendukung mencakup dukungan komunitas, kekompakan tim, serta motivasi diri.
========================================================================================================================
Stunting is a condition of impaired growth experienced by children under five due to chronic malnutrition, characterized by height less than -2 standard deviations from the Multicentre Growth Reference Study or the child growth standard deviations set by WHO (Simamora & Kresnawati, 2021). Stunting is a global concern, and Indonesia ranks 27th (Kemenko PMK, 2022). Surabaya, the capital of East Java Province, has the lowest stunting prevalence in Indonesia, around 4.8%. One subdistrict in Surabaya that has seen a significant reduction is Kalirungkut Subdistrict, with a decline in stunting prevalence from 199 cases in 2022 to 72 in 2023. This research focuses on the stunting reduction acceleration program in Kalirungkut Subdistrict, specifically analyzing the role of leadership by the Kader Surabaya Hebat (KSH). The KSH program consists of women who are key elements in implementing the stunting reduction acceleration program and has reached every subdistrict in Surabaya. This research employs a qualitative method with a case study approach. Informants were selected through non-probability sampling specifically purposive sampling, totaling 21 informants. The research results show that the KSH coordinators, as leaders, play a crucial role through three main roles: interpersonal, informational, and decisional. The coordinators' interpersonal role involves motivating active participation from KSH members and the community and establishing relationships with health centers. The informational role of the KSH coordinators includes monitoring the condition of children under five and disseminating health information. The decisional role is marked by the KSH coordinators' role in creating innovations, allocating resources, and negotiating with related parties. The study also shows that the leadership style used by the KSH coordinators is democratic leadership. The identified obstacles include a lack of community support, team issues, and burnout felt by the KSH coordinators, while supporting factors include community support, team cohesion, and self-motivation.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Leadership Role, Kader Surabaya Hebat (KSH), Stunting, Peran Kepemimpinan, Kader Surabaya Hebat (KSH), Stunting |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HM Sociology > HM141 Leadership H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine |
Divisions: | Faculty of Creative Design and Digital Business (CREABIZ) > Developmental Studies > 60201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Freya Aziza Fithriyani Nala Erwanto |
Date Deposited: | 05 Aug 2024 08:00 |
Last Modified: | 05 Aug 2024 08:00 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/111635 |
Actions (login required)
View Item |