Sihotang, Reynaldi Zuan Felik (2024) Pola Spasio-Temporal Formasi Koridor Konurbasi Gerbangkertosusila (GKS)-Malang Raya Berdasarkan Pendekatan Form-Based Metric. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5015201076-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (14MB) | Request a copy |
Abstract
Kemunculan kawasan mega urban sudah bukan hal tabu lagi di Indonesia. Salah satunya adalah kawasan mega urban Surabaya (GKS) – Malang. Cepatnya pertumbuhan antara dua metropolitan ini membentuk formasi koridor konurbasi mega urban yang memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Kemunculan kawasan ini dicirikan dengan pertumbuhan perkotaan secara masif ke arah wilayah perdesaan, sehingga membuat batas antara perdesaan dan perkotaan menjadi kabur. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengkuantifikasi pola spasial dan urban form di koridor konurbasi GKS – Malang berdasarkan proses dinamika tutupan lahannya dengan memanfaatkan data citra satelit pada tahun 2003, 2013, dan 2023. Skala pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu kuantifikasi urban form yang mewakili skala makro yang menggunakan spatial metric dan kuantifikasi ekspansi perkotaan dalam skala makro (lanskap) maupun mikro (urban patch) menggunakan indeks ekspansi perkotaan. Matriks yang digunakan adalah matriks tingkat class yang dapat menggambarkan kondisi urban form lahan terbangun di koridor konurbasi GKS-Malang. Sedangkan, untuk menganalisis jenis dan pola spasial ekspansi perkotaannya menggunakan indeks ekspansi perkotaan yang dianalisis pada tiap perkotaan yang terbentuk dan tiap patch. Hasil analisis menunjukkan kawasan perkotaan tumbuh secara signifikan dari pusat kota menuju ke luar perkotaan dengan pola yang sama, yaitu meningkatnya kepadatan kota baik di pusat maupun zona outer, sedikit kompak, dan menjadi lebih terhubung dari tahun ke tahun. Perkotaan Pasuruan sebagai penghubung antara dua metropolitan menjadi wilayah yang memiliki perubahan urban form dan ekspansi perkotaan yang paling dinamis, sedangkan Perkotaan Surabaya justru menunjukan pola yang stabil baik pada periode 2003-2013 maupun 2013-2023. Tidak adanya instrumen perencanaan ruang pada skala mega urban membuat tiap kota dan kabupaten tumbuh tanpa adanya integrasi spasial diantaranya. Pertumbuhan kota di koridor konurbasi GKS-Malang yang tidak dibatasi dapat mengancam lingkungan dan semakin jauh dari tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya bagi Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, penelitian ini bermanfat sebagai identifikasi awal pola dan dinamika urban form di koridor konurbasi GKS-Malang sebagai akibat dari ekspansi perkotaan Kota Surabaya dan Kota Malang ke wilayah hinter-nya.
========================================================================================================================
The emergence of mega-urban areas is no longer a taboo in Indonesia. One example is the mega-urban area of Surabaya (GKS) – Malang. The rapid growth between these two metropolises has formed a mega-urban conurbation corridor that significantly impacts the environment, society, and economy. This phenomenon is characterized by massive urban growth towards rural areas, blurring the boundaries between rural and urban regions. This study aims to explore and quantify the spatial patterns and urban form in the GKS – Malang conurbation corridor based on the dynamics of land cover changes using satellite imagery data from the years 2003, 2013, and 2023. The scale of this study is divided into two: the quantification of urban form representing the macro scale using spatial metrics and the quantification of urban expansion on both macro (landscape) and micro (urban patch) scales using the urban expansion index. The matrix used is the class-level matrix that can depict the condition of the built-up land urban form in the GKS-Malang conurbation corridor. To analyze the types and spatial patterns of urban expansion, the urban expansion index is applied to each urban area and each patch. The analysis results show that urban areas have grown significantly from the city center outward with a consistent pattern: increasing urban density in both central and outer zones, slightly more compact, and becoming more connected year by year. Pasuruan, serving as the link between the two metropolises, exhibits the most dynamic changes in urban form and expansion, while Surabaya shows a stable pattern in both the 2003-2013 and 2013-2023 periods. The absence of spatial planning instruments at the mega-urban scale allows each city and regency to grow without spatial integration among them. Unrestricted urban growth in the GKS-Malang conurbation corridor can threaten the environment and deviate further from sustainable development goals, particularly for East Java Province. Therefore, this study serves as an initial identification of patterns and dynamics of urban form in the GKS-Malang conurbation corridor because of the urban expansion of Surabaya and Malang into their hinterlands.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | perubahan tutupan lahan, urban form, ekspansi perkotaan, mega urban Land-Use Land Cover Change, Urban Form, Urban Expansion, Mega-Urban Region (MUR) |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.212 ArcGIS. Geographic information systems. G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.217 Geospatial data G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.5.I4 Remote sensing H Social Sciences > HA Statistics > HA30.3 Time-series analysis H Social Sciences > HA Statistics > HA30.6 Spatial analysis |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Regional & Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Reynaldi Zuan Felik Sihotang |
Date Deposited: | 05 Aug 2024 04:38 |
Last Modified: | 05 Aug 2024 04:38 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/111945 |
Actions (login required)
View Item |