Mufida, Hana Dian (2024) Pengaruh Phenylethylamine pada Penyembuhan Luka yang Diinfeksi Staphylococcus aureus USA300 dengan Menggunakan Model Mus musculus. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5005201032_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Penyembuhan luka tergolong salah satu proses paling kompleks karena melibatkan sinkronisasi dari berbagai jenis sel dengan peran berbeda dalam fase. Umumnya luka akan sembuh dalam waktu 3-4 minggu. Akan tetapi daerah luka yang lembab, hangat, dan bernutrisi dapat mendukung mikroba berkembang biak, Hal ini menjadi masalah apabila tidak ditangani
dengan baik sehingga dapat menyebabkan infeksi. Infeksi Staphylococcus aureus yang memainkan peran penting dalam perkembangan kronisitas serta dapat menunda penyembuhan
luka. Pada penelitian terdahulu terdapat potensi trace amine sebagai senyawa yang dapat mempercepat penyembuhan luka secara khusus adalah jenis phenylethylamine. Oleh sebab itu
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian phenylethylamine terhadap penyembuhan luka yang diinfeksi S. aureus USA300 pada Mus musculus galur DDY. Dengan meneteskan 10μl/ml pada setiap luka eksisi yang dibuat dengan menggunakan skin biopsy punch. Variasi konsentrasi phenylethylamine adalah 50μg/ml, 25μg/ml 12,5μg/ml dan 6,25μg/ml dan Pemberian dilakukan setiap hari dan setiap dua hari sekali serta akan dilakukan pengamatan dan pengukuran diameter luka (mm), diameter pembengkakan (mm), kemerahan dan nanah setiap 2 hari sekali. Kemudian data yang diperloleh akan diolah menggunakan uji Shapiro-Wilk, Anova dan Kruskal-Wallis untuk mengkaji keefektifan perlakuan. Hasilnya pemberian PEA konsentrasi >25µg/ml dapat menganggu proses penyembuhan luka dengan memperpanjang durasi fase inflamasi. Serta frekuensi
pemberian 1 hari sekali lebih efektif untuk mempercepat penutupan luka. Lalu pemberian PEA konsentrasi >25µg/ml dapat menganggu fase inflamasi dan munculnya pembengkakan pada frekuensi 2 hari sekali. Kemudian semua konsentrasi PEA berpengaruh terhadap tidak terbentuknya kemerahan pada luka infeksi pada semua perlakuan. Serta tidak ada konsentrasi
PEA yang berpengaruh terhadap terhambatnya pembentukan nanah.
=================================================================================================================================
Wound healing is one of the most complex processes as it involves the synchronization of different cell types with different roles in phases. Wounds generally heal within 3-4 weeks. However, the moist, warm and nutritious wound area can support microbial proliferation, which is a problem if not treated properly and can lead to infection. Staphylococcus aureus infection plays an important role in the development of chronicity and can delay wound healing. In previous studies, there is the potential of trace amine as a compound that can accelerate wound healing, specifically the phenylethylamine type. Therefore, this study was conducted to determine the effect of concentration and frequency of phenylethylamine administration on
wound healing infected with S. aureus USA300 in DDY strain Mus musculus. By dripping 10μl/ml on each excision wound made using a skin biopsy punch. Phenylethylamine
concentration variations are 50μg/mL, 25μg/mL 12.5μg/mL and 6.25μg/mL and administration are carried out every day and every other day and observations and measurements of wound
diameter (mm), swelling diameter (mm), redness and pus every 2 days. Then the data obtained will be processed using the Shapiro-Wilk, Anova and Kruskal-Wallis tests to examine the
effectiveness of the treatment. The results showed that PEA concentrations >25µg/ml can interfere with the wound healing process by prolonging the duration of the inflammatory phase. And the frequency of administration once a day is more effective to accelerate wound closure. Then the treatment of PEA concentration >25µg/ml can disrupt the inflammatory phase and the presence of swelling at a frequency of 2 days. Then all PEA concentrations had no effect on the formation of redness in infected wounds in all treatments. And there is no concentration of PEA that affects the suppression of pus formation.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Infeksi, Luka, Penyembuhan Luka, Phenylethylamine, Infection, Phenylethylamine, Wound, Wound Healing. |
Subjects: | Q Science > QH Biology Q Science > QP Physiology Q Science > QR Microbiology Q Science > QR Microbiology > QR74.8 Bacteria R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
Divisions: | Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Biology > 46201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Hana Dian Mufida |
Date Deposited: | 08 Aug 2024 13:28 |
Last Modified: | 04 Sep 2024 05:45 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/112280 |
Actions (login required)
View Item |