Frydawati, Inneke May (2024) Pengukuran Indeks Walkability untuk Lansia di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta Menggunakan Kriteria Walkability Index for Elderly Health. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5015201168_Undergraduate_Thesis_Inneke May Frydawati.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Dalam Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 450 Tahun 2019 tentang Roadmap Kota Yogyakarta Menuju Kota Ramah Lanjut Usia, tujuan pemerintah Kota Yogyakarta adalah menjadikan Kota Yogyakarta sebagai Kota Ramah Lansia pada Tahun 2023. Salah satu wilayah di Yogyakarta yang memperhatikan kondisi lansia adalah Kecamatan Kraton. Selain menjadi tujuan utama para wisatawan, wilayah ini memiliki banyak tempat wisata dan fasilitas umum yang menarik, termasuk Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Taman Sari Yogyakarta, Alun-Alun Utara dan Alun- Alun Selatan Yogyakarta, serta merupakan kawasan cagar budaya. Objek wisata di Kecamatan Kraton merupakan ruang terbuka, di mana menurut WHO, untuk mewujudkan Kota Ramah Lansia, salah satu indikatornya adalah adanya ruang terbuka yang memiliki trotoar yang memenuhi standar untuk pejalan kaki. Berdasarkan data BPS, kelompok lansia di Kecamatan Kraton berjumlah 3.232 jiwa atau sebesar 14% dari total penduduk, membuktikan bahwa fasilitas lansia harus diperhatikan. Studi tentang penghitungan indeks walkability telah dilakukan di Kota Yogyakarta beberapa kali. Namun, variabel yang digunakan untuk menghitung indeks tidak berfokus pada kemudahan aksesibilitas bagi lansia. Penelitian ini mengembangkan dan mengimplementasikan Walkability Index for Elderly Health (WIEH) untuk menghitung Indeks Kemampuan Berjalan Kaki bagi Lansia di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Dengan tujuan memberikan penilaian komprehensif mengenai seberapa ramah jalur pejalan kaki bagi lansia, penelitian ini menganalisis berbagai aspek yang mempengaruhi kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki lansia. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk mengukur bobot secara signifikan dari setiap variabel yang mempengaruhi kemampuan berjalan kaki, yang kemudian diproses menggunakan pengukuran WIEH. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa beberapa jalur pejalan kaki di Kecamatan Kraton membutuhkan perbaikan untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan bagi lansia. Consistency Ratio (CR) sebesar 0,02 menunjukkan konsistensi yang dapat diterima dalam hasil pembobotan AHP. Variabel-variabel kunci yang mempengaruhi walkability dengan bobot tertinggi dan terendah adalah Keberadaan dan Lebar Trotoar (0,190) dan Keberadaan Furnitur Jalan (0,052). Hasil Walkability Index for Elderly Health (WIEH) menunjukkan bahwa 47,5% atau sebanyak 19 pedestrian termasuk dalam klasifikasi cukup ramah lansia. Temuan ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perencana kota dan pengambil kebijakan dalam mengembangkan infrastruktur pejalan kaki yang lebih ramah lansia.
=====================================================================================================================================
According to the Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 450 Tahun 2019 concerning the Roadmap of Yogyakarta City towards an Age-Friendly City, the goal of the Yogyakarta City Government is to make Yogyakarta an Age-Friendly City by 2023. One area in Yogyakarta that pays attention to the conditions of the elderly is Kraton District. In addition to being a major tourist destination, this area has many interesting tourist spots and public facilities, including Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Taman Sari Yogyakarta, Alun-Alun Utara, and Alun-Alun Selatan Yogyakarta, and it is a cultural heritage area. Tourist attractions in Kraton District are open spaces, where according to WHO, to achieve an Elderly-Friendly City, one of the indicators is the presence of open spaces with sidewalks that meet pedestrian standards. According to BPS data, the elderly population in Kraton District is 3,232 people or 14% of the total population, indicating that facilities for the elderly must be considered. Several studies on the calculation of the walkability index have been conducted in Yogyakarta City. However, the variables used to calculate the index have not focused on accessibility for the elderly. This research develops and implements the Walkability Index for Elderly Health (WIEH) to calculate the Walkability Index for the Elderly in Kraton District, Yogyakarta City. The aim is to provide a comprehensive assessment of how elderly-friendly pedestrian paths are. This study analyzes various aspects affecting the comfort and safety of elderly pedestrians. The Analytical Hierarchy Process (AHP) method was used to significantly measure the weight of each variable affecting walkability, which was then processed using WIEH measurements. The research results revealed that several pedestrian paths in Kraton District need improvements to enhance the comfort and safety of the elderly. The Consistency Ratio (CR) of 0.02 indicates acceptable consistency in the AHP weighting results. Key variables influencing walkability with the highest and lowest weights are the Presence and Width of Sidewalks (0.190) and the Presence of Street Furniture (0.052). The Walkability Index for Elderly Health (WIEH) results show that 47.5% or 19 pedestrian paths are classified as moderately elderly- friendly. These findings are expected to provide practical guidance for urban planners and policymakers in developing more elderly-friendly pedestrian infrastructure.
Actions (login required)
View Item |