Ramadhan FP, Rizky Wahyu (2024) Assessment Teknologi Pengolahan Gula Sulfitasi dan Defekasi Remelt Karbonatasi (DRK) Di PG XYZ Menggunakan Pendekatan Teknometrik. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
Draft_Thesis Rizky Wahyu RFP_6032221058 (2024).pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Setiap tahun laju konsumsi gula nasional maupun global terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri (makanan minuman). Kebutuhan gula nasional di tahun 2022 tercatat kurang lebih 6,48 juta ton, dengan estimasi produksi gula hanya mencapai 2,41 juta ton. Kementerian Perdagangan mencanangkan terjadinya perubahan SNI gula konsumsi yaitu Icumsa Unit (IU) GKP dari maksimal 300 IU menjadi 200 IU. Sehingga pabrik gula di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan best practice untuk memproduksi GKP kualitas premium (200 IU) secara stabil. Menyadari hal tersebut, PG XYZ memproyeksikan peningkatan kuantitas produksi dan kualitas produk gula yang dihasilkan dengan melakukan revitalisasi kapasitas giling dan melakukan migrasi teknologi pengolahan gula dari Sulfitasi menjadi DRK (Defekasi Remelt Karbonatasi) untuk menghasilkan produk gula premium dalam upaya meningkatkan daya saing secara nasional maupun global. Tujuan penelitian ini adalah melakukan assessment kontribusi teknologi Sulfitasi dan DRK di PG XYZ berdasarkan komponen teknologi (THIO) serta melakukan pemilihan teknologi pengolahan gula yang terbaik menggunakan metode kelayakan ekonomi.
Berdasarkan hasil assessment keempat komponen teknologi THIO dengan menggunakan pendekatan teknometrik, teknologi DRK memiliki nilai TCC lebih besar jika dibandingkan dengan teknologi Sulfitasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kontribusi gabungan dari keempat komponen teknologi penyusun pada teknologi DRK lebih besar dalam mendukung sistem transformasi teknologi input menjadi output. Usulan program peningkatan dan pengembangan kompetensi dibutuhkan untuk memperkecil Gap yang terjadi antar komponen teknologi dengan tujuan mengoptimalkan kinerja (produktivitas) sumber daya dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan. Pada investasi teknologi DRK dapat dikatakan lebih layak secara ekonomi jika dibandingan dengan teknologi Sulfitasi berdasarkan perhitungan NPV, IRR, PbP, dan B/C Ratio. Namun demikian, hasil assessment kelayakan ekonomi yang dilakukan pada teknologi Sulfitasi tetap tergolong klasifikasi layak dengan nilai yang didapat yaitu NPV > 0, IRR > discount rate, dan B/C Ratio > 1. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa investasi teknologi pengolahan gula DRK adalah keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan batas kenaikan tingkat suku bunga dan OPEX, penurunan harga gula, serta skenario optimistik dan pesimistik perusahaan terhadap nilai NPV, IRR, PbP, B/C Ratio yang dihasilkan.
=======================================================Every year the national and global consumption rate continues to increase in line with population and industrial growth (food and beverages). National sugar demand in 2022 is recorded at approximately 6.48 million tons, with an estimated sugar production of only 2.41 million tons. The Ministry of Trade has announced a change to the SNI for sugar consumption, namely Icumsa Unit (IU) GKP, from the maximum of 300 IU to 200 IU, so that sugar factories in Indonesia are expected to improve the best practices to produce premium quality GKP (200 IU) on a stable basis. Realizing this, PG XYZ increasing the production quantity and quality of sugar products by revitalizing milling capacity and migrating the sugar processing technology from Sulfitation to DRK (Defecation Remelt Carbonation) to produce premium sugar products in an effort to increase the competitiveness. This research aims to assess the contribution of Sulfitation and DRK technology in PG XYZ based on the technology components (THIO); and selecting the best sugar processing technology using the economic feasibility method.
Based on the results of the assessment of the four THIO technology components using a technometric approach, DRK technology has a greater TCC value when compared to Sulfitation technology. This shows that the combined contribution of the four constituent technological components of DRK technology is greater in supporting the input-to-output technology transformation system. Proposed competency improvement and development programs are needed to reduce the gaps between technology components to optimize resource performance (productivity) in achieving the company’s business goals. Investment in DRK technology can be said more economically feasible when compared to Sulfitation technology based on NPV, IRR, PbP, and B/C Ration calculations. However, the results of the economic feasibility assessment conducted on sulfitation technology, are still classified as feasible with the values obtained, namely NPV>0, IRR > discount rate, and B/C Ration > 1. The results of the sensitivity analysis show that investing in DRK sugar processing technology is the best decision by considering the limit for increases in interest rates and OPEX, the decline in sugar prices, as well as the company’s optimistic and pessimistic scenarios regarding the resulting NPV, IRR, PbP, B/C ratio values.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Assessment, DRK, Ekonomi, Teknologi, Teknometrik, Assessment, Feasibility, Sugar, Technology, Technometric |
Subjects: | T Technology > T Technology (General) > T174 Technological forecasting T Technology > T Technology (General) > T174.5 Technology--Risk assessment. T Technology > T Technology (General) > T56.8 Project Management |
Divisions: | Interdisciplinary School of Management and Technology (SIMT) > 61101-Master of Technology Management (MMT) |
Depositing User: | Rizky Wahyu Ramadhan FP |
Date Deposited: | 04 Aug 2024 03:59 |
Last Modified: | 04 Aug 2024 03:59 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/112472 |
Actions (login required)
View Item |