Sholeh, Afief Muhammad (2024) Analisis Pengelasan Intermittent Terhadap Tegangan Sisa dan Distorsi Pada Geladak Ponton Multi Guna Navigasi Menggunakan Metode Elemen Hingga. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5018201008-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Ponton merupakan salah satu bangunan apung yang berguna untuk keperluan riset dan inovasi. Ponton memiliki struktur yang terdiri dari berbagai jenis komponen konstruksi dihubungkan bersama untuk membentuk suatu blok yang mampu menahan berbagai gaya yang diterima sesuai dengan tujuan dibuatnya ponton tersebut. Pengelasan merupakan sebuah cara untuk menggabungkan komponen konstruksi. Namun, dengan adanya pengelasan yang menyebabkan pemanasan lokal dan pendinginan dapat menyebabkan terjadinya tegangan sisa yang berakibat pada penurunan kekuatan tekuk, kekuatan las, dan fatigue life. Tegangan sisa dapat dikurangi salah satunya dengan cara mengubah urutan pengelasan (welding sequence). Tujuan dari penelitian ini berupa mengetahui pengelasan yang paling optimal untuk dilakukan pada struktur geladak Ponton Multi Guna Navigasi. Variasi pengelasan yang dilakukan pada penelitian adalah posisi pengelasan yang berupa intermittent sejajar dan pengelasan intermittent menyilang, serta urutan pengelasan berupa urutan pengelasan simetri dan menyilang. Beban yang diaplikasikan pada pengelasan berupa panas yang mencakup heat flux dan convection. Kondisi batas yang diberikan pada geladak berupa “fixed” untuk membatasi seluruh pergerakan translasi dan rotasi pada model geladak. Metode yang digunakan adalah metode elemen hingga dengan analisis thermal dan structural untuk mendapatkan tegangan sisa dan deformasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan sisa tarik paling besar terjadi pada variasi I sebesar 106,86 MPa dan untuk deformasi maksimal bernilai 9,56 mm. Pada variasi II, nilai tegangan sisa tarik terbesar adalah 165,22 MPa dan deformasi maksimal bernilai 9.712 mm. Pada variasi III, nilai tegangan sisa tarik terbesar adalah 154,44 MPa dan deformasi maksimum sebesar 9,57 mm. Pada variasi IV, tegangan sisa tarik terbesar adalah 200,52 MPa dan deformasi maksimal sebesar 9,555 mm. Semua tegangan sisa dan deformasi yang terbesar mengarah pada sumbu Y dimana arah tersebut merupakan arah tegak lurus terhadap pengelasan yang dilakukan. Dari semua variasi yang dilakukan, pengelasan paling optimal adalah pengelasan dengan variasi I yang memiliki tegangan sisa tarik terkecil diantara variasi pengelasan yang lain.
========================================================================================================================
Pontoons are one of the floating buildings that are useful for research and innovations. Pontoons are build from various types of construction components connected together to form a block that could withstand various type of forces felt by pontoons. Welding is one way to combine these construction components. However, the welding process of pontoons causes local heating and cooling that can cause residual stresses which result in a decrease in bending strength, weld strength and fatigue life. Residual stresses in pontoons welding can be reduced, one alternative is by changing the welding sequence. This research aims to find an optimal welding type to be used on the Pontoon Multi Guna Navigasi deck structure. The welding variations used in this research are parallel intermittent welding and crossed intermittent welding positions, as well as symmetrical and crossed welding sequences. The load used in the welding process are heat flux and convection. The deck are "fixed" to limit all translational and rotational movements in the deck model. The method used to obtain residual stress and cooling are finite element method with thermal and structural analysis. Analysis result show that the largest tensile residual stress in variation I is 106.86 MPa and for the maximum deformation is 9.56 mm. In variation II, the largest tensile residual stress value is 165.22 MPa and the maximum deformation is 9,712 mm. In variation III, the largest tensile residual stress value is 154.44 MPa and reaches a maximum of 9.57 mm. In variation IV, the largest tensile residual stress value is 200.52 MPa and the maximum deformation is 9.555 mm. All the largest residual and cooling stresses are facing the Y axis, where this direction is perpendicular to the welding being carried out. Of all the variations carried out, the most optimal welding is variation I which has the smallest residual tensile stress among the other welding variations.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | ponton multi guna navigasi, metode elemen hingga, welding sequence, variasi pengelasan intermittent, tegangan sisa dan deformasi. multi guna navigasi pontoon, finite element method, welding sequence, intermittent welding variations, residual stress adn deformation. |
Subjects: | V Naval Science > VM Naval architecture. Shipbuilding. Marine engineering > VM156 Naval architecture |
Divisions: | Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Naval Architecture and Shipbuilding Engineering > 36201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Afief Muhammad Sholeh |
Date Deposited: | 02 Aug 2024 07:37 |
Last Modified: | 02 Aug 2024 07:37 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/112791 |
Actions (login required)
View Item |