Evaluasi Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Untuk Kelayakan Irigasi Pada Daerah Irigasi Cipancuh, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

Rahmawati, Lina (2024) Evaluasi Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Untuk Kelayakan Irigasi Pada Daerah Irigasi Cipancuh, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 2036201080-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
2036201080-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (33MB) | Request a copy

Abstract

Daerah Irigasi Cipancuh di Kabupaten Indramayu adalah salah satu penghasil beras di Jawa Barat dengan luas lahan 6319 ha. Namun, pada Februari 2021 terjadi pergeseran dan amblasnya tanggul luar Bendungan Cipancuh yang menyebabkan kerusakan pada waduk dan saluran irigasi, dengan kinerja jaringan irigasi hanya mencapai 55,81% dan bangunannya 52,27% (Perum Jasa Tirta II Seksi Patrol, 2023). Hal ini menyebabkan kurangnya ketersediaan air, terutama pada musim tanam kedua, dan pengalokasian air yang tidak baik menyebabkan kekurangan air di sebagian lahan pertanian. Ketidakseimbangan antara ketersediaan dan pemanfaatan air mengurangi intensitas tanam dan produktivitas pertanian. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan produksi beras, diperlukan solusi kebijakan pembangunan yang menyeluruh di sektor pertanian, khususnya dalam penyediaan air. Untuk itu Revitalisasi waduk dan saluran irigasi Cipancuh diperlukan. Pada analisis ini didapatkan debit andalan 80% menggunakan metode FJ Mock dengan total yaitu sebesar 54,84 m3/detik , dengan debit paling rendah yaitu sebesar 0.01 m3/detik yang terjadi pada bulan November II dan November III, debit paling tinggi yaitu sebesar 4.33 m3/detik yang terjadi pada bulan Februari II. Kebutuhan air irigasi pada kondisi eksisting adalah 48.19 m3/detik, sedangkan alternatif 1, 2, 3, 4 berturut-turut adalah 54,82 m3/detik, 122,80 m3/detik, dan 120,52 m3/detik, 121,62 m3/detik. Pola tanam eksisting dengan intensitas 119% memiliki 2 masa tanam, sedangkan alternatif yang direncanakan mendapatkan hasil intensitas sebesar 300% memiliki 3 masa tanam dengan memanfaatkan potensi dari debit bangkitan Thomas Fierring, dengan kebutuhan air irigasi menggunakann thomas fierring yaitu eksisting 66,332 m3/detik , alternatif 1 72,341 m3/detik, alternatif 2 131,387 m3/detik, alternatif 3 130,295 m3/detik, alternatif 4 130,392 m3/detik . Pada Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) menunjukkan pola tanam alternatif ke-4 paling layak dengan nilai BCR 1.28. Penelitian ini memberikan gambaran kondisi irigasi di D.I Cipancuh dan merekomendasikan pola tanam yang lebih efisien dan layak secara ekonomi.
==================================================================================================================================
The Cipancuh Irrigation Area in Indramayu Regency is one of the rice producers in West Java with a land area of 6319 ha. However, in February 2021 there was a shift and collapse of the outer embankment of the Cipancuh Dam which caused damage to the reservoir and irrigation channels, with the performance of the irrigation network only reaching 55.81% and the buildings 52.27% (Perum Jasa Tirta II Patrol Section, 2023). This causes a lack of water availability, especially in the second planting season, and poor water allocation causes water shortages in some agricultural land. The imbalance between water availability and utilization reduces planting intensity and agricultural productivity. To increase agricultural productivity and rice production, comprehensive development policy solutions are needed in the agricultural sector, especially in water supply. For this reason, revitalization of Cipancuh reservoirs and irrigation channels is necessary. In this analysis, it was found that the reliable discharge was 80% using the FJ Mock method with a total of 54.84 m3/second, with the lowest discharge being 0.01 m3/second which occurred in November II and November III, the highest discharge was 4.33 m3/second which occurred in November February II. Irrigation water requirements in existing conditions are 48.19 m3/second, while alternatives 1, 2, 3, 4 are respectively 54.82 m3/second, 122.80 m3/second, and 120.52 m3/second, 121.62 m3/sec. The existing cropping pattern with an intensity of 119% has 2 planting periods, while the planned alternative to get intensity results of 300% has 3 planting periods by utilizing the potential of Thomas Fierring generated discharge, with the existing need for irrigation water using Thomas Fierring, namely 66,332 m3/sec. 1 72,341 m3/second, alternative 2 131,387 m3/second, alternative 3 130,295 m3/second, alternative 4 130,392 m3/second. The Benefit Cost Ratio (BCR) analysis shows that the 4th most feasible alternative planting pattern is with a BCR value of 1.28. This research provides an overview of irrigation conditions in D.I Cipancuh and recommends a more efficient and economically viable planting pattern.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Revitalisasi, Irigasi, Metode BCR, Cost, Ekonomi, Revitalization, Irrigation, BCR Method, Economy
Subjects: T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC812 Irrigation
Divisions: Faculty of Vocational > Civil Infrastructure Engineering (D4)
Depositing User: Lina Rahmawati
Date Deposited: 22 Aug 2024 04:08
Last Modified: 22 Aug 2024 04:08
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/112987

Actions (login required)

View Item View Item