Kajian Pemetaan dan Pengelolaan Risiko Genangan Menggunakan Metode Remote Sensing Kota Surabaya (Studi Kasus: Rayon Gubeng dan Rayon Benowo)

Aini, Anissa Nur (2024) Kajian Pemetaan dan Pengelolaan Risiko Genangan Menggunakan Metode Remote Sensing Kota Surabaya (Studi Kasus: Rayon Gubeng dan Rayon Benowo). Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 2036201089_Undergraduate_Thesis.pdf] Text
2036201089_Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Sebagai salah satu kota Jawa Timur yang berlokasi di wilayah pesisir, genangan merupakan suatu hal yang ingin dihindari di Kota Surabaya. Untuk mempermudah upaya penanganan genangan, maka diperlukan pemetaan kerentanan risiko genangan pada Kota Surabaya. Saat ini, teknologi Remote Sensing atau Penginderaan Jarak Jauh sedang marak digunakan untuk proses pemetaan kerentanan risiko. Metode pemetaan dengan menggunakan teknologi ini dapat memberikan informasi keadaan rupa bumi secara real-time karena memanfaatkan data dari satelit yang mengorbit ke bumi. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, dilakukan kajian mengenai pemetaan risiko genangan di Kota Surabaya, pada lokasi spesifik Rayon Gubeng dan Rayon Benowo. Studi ini difokuskan pada dua rayon tersebut karena memiliki karakteristik yang berbeda, yakni Rayon Gubeng yang memiliki kecenderungan padat penduduk dengan elevasi terendah 1 meter di atas permukaan laut, sementara Rayon Benowo yang didominasi oleh tutupan lahan hijau. Hasil pemetaan risiko genangan pada Rayon Gubeng dan Rayon Benowo menunjukkan bahwa kedua rayon tersebut memiliki tingkat kerentanan yang sangat tinggi terhadap genangan, dengan hampir 90% dari total wilayah rayon terklasifikasi "Sangat Rentan". Hasil pemetaan ini kemudian diverifikasi dengan menggunakan pendekatan hidrolika pada sub sistem Tambak Wedi sebagai perwakilan dari Rayon Gubeng, serta sub sistem Kandangan untuk Rayon Benowo. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa 11 dari 26 saluran sekunder drainase mengalami luapan dengan volume total sebesar 27,973m3 pada sub sistem Tambak Wedi dan 4 dari 9 saluran sekunder drainase mengalami luapan dengan volume total sebesar 129,887m3 pada sub sistem Kandangan. Berdasarkan hasil verifikasi tersebut pada kedua sub sistem tersebut, maka diperlukan alternatif pengelolaan risiko genangan dengan menggunakan perencanaan pompa air dan normalisasi saluran sebagai upaya untuk mereduksi genangan pada Lokasi studi. Hasil dari alternatif pengelolaan risiko tersebut menyatakan alternatif normalisasi saluran pada sub sistem Tambak Wedi dapat mereduksi sebesar 21% dari total volume yang harus dikendalikan di saluran primer Tambak Wedi. Sementara pada sub sistem Kandangan yang menerapkan gabungan dari alternatif penambahan kapasitas pompa air dan normalisasi saluran dapat mereduksi genangan sebesar 38% dari volume yang harus dikendalikan di saluran primer Kandangan.
=================================================================================================================================
As one of the cities in East Java located in a coastal area, flooding is something to be avoided in Surabaya. To facilitate efforts in managing flooding, mapping the vulnerability to flood risk in Surabaya is necessary. Currently, Remote Sensing technology is widely used for mapping flood risk vulnerability. This mapping method utilizes satellite data to provide real-time information about the Earth's surface conditions. By leveraging this technology, a study on mapping flood risk in Surabaya is conducted, specifically in the Gubeng and Benowo districts. This study focuses on these two districts due to their distinct characteristics; Gubeng tends to be densely populated with an elevation just 1 meter above sea level, whereas Benowo is dominated by green land cover. The results of flood risk mapping in Gubeng and Benowo districts indicate a very high vulnerability to flooding, with nearly 90% of the total area classified as 'Highly Vulnerable.' These mapping results were further verified using hydraulic approaches in the Tambak Wedi subsystem as a representative of Gubeng district, and the Kandangan subsystem for Benowo district. Verification results show that 11 out of 26 secondary drainage channels overflowed with a total volume of 27,973m3 in the Tambak Wedi subsystem, and 4 out of 9 secondary drainage channels overflowed with a total volume of 129,887m3 in the Kandangan subsystem. Based on these verification results from both subsystems, alternative flood risk management strategies involving water pump planning and channel normalization are necessary to reduce flooding at the study locations. The results from these flood risk management alternatives indicate that channel normalization in the Tambak Wedi subsystem can reduce the controlled volume by 21%. Meanwhile, in the Kandangan subsystem, implementing a combination of increased pump capacity and channel normalization can reduce flooding by 38% of the controlled volume in the primary Kandangan channels.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Penginderaan Jarak Jauh, Banjir, GIS, Manajemen Banjir, Remote Sensing, Flood, Flood Management
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.217 Geospatial data
G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.5.I4 Remote sensing
G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography > GB1399.9 Floods
T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC530 Flood control
Divisions: Faculty of Vocational > Civil Infrastructure Engineering (D4)
Depositing User: Anissa Nur Aini
Date Deposited: 19 Aug 2024 03:44
Last Modified: 19 Aug 2024 03:44
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/113111

Actions (login required)

View Item View Item