Rahmi, Alifia (2024) Pengganti Matras Bambu dengan Geotextile Tube pada Breakwater di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Kabupaten Lamongan. Diploma thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
10111910020005_Undergraduate_Thesis_Alifia Rahmi.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (25MB) | Request a copy |
Abstract
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong memiliki tinggi gelombang di kolam pelabuhan mencapai 3,35 meter dengan kategori gelombang tinggi, oleh sebab itu diperlukan breakwater untuk meredam tinggi gelombang masuk dan menjaga ketinggian gelombang di dalam kolam pelabuhan agar tetap tenang. Dalam proyek pembangunan breakwater yang sudah berjalan menggunakan matras bambu sebagai dasar timbunan dan banyak bambu yang rusak dan tidak terpakai sehingga menjadi limbah. Metode yang digunakan dalam proyek akhir ini adalah pengamatan secara langsung dilapangan dan pengumpulan data dari beberapa sumber yakni PT. Adhi Karya (Persero) Tbk., Stasiun BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, dan PT. Pandu Equator Prima yang nantinya data tersebut akan diolah dan dianalisis agar bisa menjadi bahan utama dalam proses perencanaan ulang breakwater. Dari hasil analisis data arah angin dominan dan gelombang dominan tidak searah dikarenakan adanya penghalang yaitu tepian pantai yang dapat memantulkan gelombang kembali. Hal itulah yang mengakibatkan arah datangnya gelombang berasal dari 2 arah dan diperlukan adanya pembangunan 2 breakwater di sisi utara dan di sisi timur dari arah datangnya gelombang untuk meredam gelombang datang serta memperkecil kemungkinan gelombang besar untuk masuk ke dalam pelabuhan. Hasil perhitungan dalam tugas akhir ini menunjukkan bahwa, dengan adanya pembangunan breakwater tinggi gelombang datang yang masuk kedalam kolam pelabuhan semula sebesar 3,35 m dapat diredam hingga ketinggian 0,66 m dengan presentase peredaman sebesar 80,3%. Perbandingan yang cukup signifikan juga terdapat pada penggunaan segmen matras bambu dan geotextile tube yang semula berjumlah 9 segmen di sisi utara dan 42 segmen di sisi timur menjadi 54 segmen di sisi utara dan 342 segmen di sisi timur. Adapun hasil akhir dari perbandingan harga volume pekerjaan pada pembangunan breakwater didapatkan bahwa penggunaan geotextile tube pada pembangunan breakwater lebih murah daripada penggunaan matras bambu dengan selisih harga sebesar Rp 11.212.902.280,00.
=================================================================================================================================
Brondong Perikanan Nusantara Port (PPN) has a wave height in the port pond reaching 3.35 meters with a high wave category, therefore a breakwater is needed to reduce the incoming wave height and keep the wave height in the port pond calm. In the breakwater construction project that has been running using bamboo mattresses as the base of the pile and a lot of bamboo is damaged and unused so that it becomes waste. The method used in this final project is direct observation in the field and data collection from several sources, namely PT Adhi Karya (Persero) Tbk, BMKG Maritime Station Tanjung Perak Surabaya, and PT Pandu Equator Prima which later the data will be processed and analyzed in order to become the main material in the breakwater re-planning process. From the results of the data analysis, the dominant wind direction and the dominant wave are not in the same direction due to the barrier, namely the edge of the beach which can reflect the waves back. That is what causes the direction of arrival of waves to come from 2 directions and the construction of 2 breakwaters on the north side and on the east side of the direction of arrival of waves is needed to reduce the incoming waves and minimize the possibility of large waves to enter the port. The calculation results in this final project show that, with the construction of a breakwater, the height of the incoming waves entering the harbor pool which was originally 3.35 m can be reduced to a height of 0.66 m with a reduction percentage of 80.3%. A significant comparison is also found in the use of bamboo mattress and geotextile tube segments, which originally numbered 9 segments on the north side and 42 segments on the east side, becoming 54 segments on the north side and 342 segments on the east side. The final result of the price comparison for the volume of work in the construction of the breakwater was that the use of geotextile tubes in the construction of the breakwater was cheaper than the use of bamboo mattresses with a price difference of IDR 11,212,902,280.00.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), Breakwater, Bambu, Geotextile Tube, Perikanan Nusantara Port (PPN), Bamboo |
Subjects: | T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC333 Breakwaters |
Divisions: | Faculty of Vocational > Civil Infrastructure Engineering (D4) |
Depositing User: | Alifia Rahmi |
Date Deposited: | 20 Aug 2024 08:00 |
Last Modified: | 20 Aug 2024 08:00 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/113457 |
Actions (login required)
View Item |