Sandyaputri, Rizky Amalia (2024) DETEKSI KADAR ERGOSTEROL PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis) TERINFEKSI JAMUR Ganoderma boninense PADA MEDIA HIDROPONIK. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
5005201011-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 October 2026. Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Salah satu penyakit yang menyerang kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) yang disebabkan oleh jamur Ganoderma boninense. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa konsentrasi ergosterol dapat digunakan untuk memperkirakan infeksi G. boninense dan sebagai metode deteksi dini penyakit BPB pada kelapa sawit. Ergosterol adalah sterol yang ditem\kan di membran sel jamur, sehingga banyak digunakan sebagai biomarker untuk memberikan korelasi yang baik dengan biomassa jamur dan memperkirakan tingkat infeksi dalam berbagai sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar ergosterol pada bibit kelapa sawit yang terinfeksi jamur G. boninense pada media hidroponik serta distribusi infeksinya pada kelapa sawit. Media hidroponik dipilih untuk mengurangi hambatan fisik antara jamur dan kelapa sawit. Waktu pengamatan dilakukan selama 12 hari setelah perlakuan pemberian inokulum pada media dan sampel yang diambil adalah bagian akar, batang, dan daun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar ergosterol pada akar, batang, dan daun pada bibit kelapa sawit yang terinfeksi oleh jamur G. boninense meningkat secara signifikan seiring dengan hari pengamatan. Jumlah kadar ergosterol tertinggi di antara ketiga organ tersebut ada pada akar, yakni dengan perlakuan pemberian inokulum G. boninense sejak hari ketiga hingga kedua belas secara berturut-turut adalah sebesar 33.54 mg/L, 46.26 mg/L,
67.12 mg/L, dan 53.79 mg/L, sedangkan pada perlakuan kontrol kadar ergosterolnya adalah 1.57 mg/L, 4.90 mg/L,
10.46 mg/L, dan 20.33 mg/L. Kadar ergosterol batang pada perlakuan pemberian inokulum G. boninense sejak hari ketiga hingga kedua belas secara berturut-turut adalah 31.07 mg/L,
41.81 mg/L, 58.60 mg/L, dan 86.38 mg/L, sedangkan pada perlakuan kontrol kadar ergosterolnya adalah 0.09 mg/L, 1.81 mg/L, 6.13 mg/L, dan 14.78 mg/L. Kadar ergosterol daun pada perlakuan pemberian inokulum G. boninense sejak hari ketiga hingga kedua belas secara berturut-turut adalah 19.59 mg/L,
27.37 mg/L, 46.26 mg/L, dan 75.52 mg/L, sedangkan pada perlakuan kontrol kadar ergosterolnya adalah 0.09 mg/L, 1.07 mg/L, 2.43 mg/L, dan 4.90 mg/L. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa ergosterol berpotensi untuk dapat menjadi biomarker yang menunjukkan tingkat infeksi jamur pada kelapa sawit.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Busuk Pangkal Batang, Jamur G. boninense, Kelapa Sawit |
Subjects: | Q Science Q Science > QH Biology |
Divisions: | Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Biology > 46201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Rizky Amalia Sandyaputri |
Date Deposited: | 08 Aug 2024 13:31 |
Last Modified: | 08 Aug 2024 13:31 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/113782 |
Actions (login required)
View Item |