PENENTUAN KOMPOSISI KIMIA, TOTAL FENOLIK, TOTAL FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DPPH MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA PADA EMPAT TAHAP PERKEMBANGAN YANG BERBEDA

Budi, Vanuella Tresnaning (2024) PENENTUAN KOMPOSISI KIMIA, TOTAL FENOLIK, TOTAL FLAVONOID, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DPPH MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA PADA EMPAT TAHAP PERKEMBANGAN YANG BERBEDA. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5004201007-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5004201007-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 October 2026.

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Empat tahap perkembangan bunga Cananga odorata (kenanga) yaitu tahap satu hingga empat(C1–C4) diteliti senyawa volatilnya. Minyak atsiri diisolasi dari sampel bunga C. Odorata kering dan segar dengan teknik hidrodistilasi Clevenger. Hasil distilasi menunjukkan bahwa persentase rendemen tertinggi diperoleh dari sampel bunga kering. Minyak sampel bunga kering dianalisis dengan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). Total 16-21 senyawa yang mewakili 93–98% dari keseluruhan senyawa volatil C. odorata telah diidentifikasi. Di antaranya terdapat senyawa golongan seskuiterpen, monoterpen, ester, asam lemak jenuh, keton, aromatik, dan sterol. Dalam penelitian ini, variasi senyawa minyak atsiri
serta kadarnya dalam persentase dalam tahap perkembangan bunga diamati. Kariofilena oksida
adalah senyawa paling melimpah yang terdeteksi pada C2-C4 (17–38%), sedangkan α-bergamotena adalah senyawa paling melimpah yang terdeteksi pada C1, namun seiiring peningkatan tahap perkembangan komposisi α-bergamotena menurun. Setelah dianalisis menggunakan GC-MS, dilanjutkan ke uji DPPH, TPC, dan TFC. Untuk DPPH, C3 menunjukkan nilai IC50 terendah (0,058 ± 0,024 μG/mL), diikuti oleh C2 (0,120 ± 0,027 μG/mL), C4 (0,149 ± 0,054 μG/mL), dan C1 (0,158± 0,024 μG/mL). TPC minyak atsiri C4 menunjukkan nilai TPC tertinggi (330,69 ± 21,03 mg GAE/g), diikuti oleh minyak atsiri C3 (284,76 ± 14,10 mg GAE/g), C2 (273,81 ± 6,06 mg GAE/g dan C1 (242,93 ± 7,00 mg GAE/g). Minyak atsiri C4 menampilkan nilai TFC tertinggi (4,77 ± 0,37 mg QE/g), diikuti oleh C3 (4,41 ± 0,72 mg QE/g), C2 (4,10 ± 0,21 mg QE/g), dan C1(3,26 ± 0,18 mg QE/g). Keempat minyak atsiri menunjukkan rentang IC50 antara 0,058 hingga 0,158, yang mengindikasikan bahwa semua sampel tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Selanjutnya hubungan DPPH terhadap TFC/TPC dianalisis menggunakan metode korelasi Pearson. Hasil mengungkapkan bahwa tidak adanya hubungan yang berarti antara DPPH dan TPC maupun DPPH dan TFC

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Antioxidant, Cananga odorata, Essential Oil, GC-MS, Hydrodistillation, Flowers Development, TFC, TPC. Antioksidan, Cananga Odorata, Minyak Atsiri, GC-MS, Hidrodistilasi, Tahap Perkembangan Bunga, TFC, TPC
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD416 Essences and essential oils.
Divisions: Faculty of Mathematics and Science > Chemistry > 47201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Vanuella Tresnaning Budi
Date Deposited: 08 Aug 2024 03:21
Last Modified: 08 Aug 2024 03:21
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/114711

Actions (login required)

View Item View Item