Ramadhan, Regita Syahra and Fadhillah, Mochammad Zayyan Difa (2022) Efisiensi dan Optimasi Proses Pemurnian pada Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
10411810000026_10411810000052-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Download (7MB) |
Abstract
Sebagai negara berkembang, Indonesia sedang meningkatkan pembangunan di berbagai bidang, termasuk sektor industri. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin bertambah pula kebutuhan pangan di Indonesia, salah satunya yaitu gula. Bahan yang dapat dijadikan sebagai pengganti gula yaitu sorbitol. Sorbitol disebut gula alkohol karena berasal dari reduksi glukosa. Kapasitas produksi sorbitol yang akan didirikan yaitu 15.000 ton/tahun. Proses pembuatan sorbitol ini menggunakan bahan baku tepung tapioka dan proses hidrogenasi katalitik. Lokasi pendirian pabrik ini yaitu di Pati, Jawa Tengah. Proses pembuatan sorbitol ini terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap liquifikasi terjadi proses pencampuran dan gelatinisasi, tahap utama (dekstrinasi yaitu terjadi penambahan enzim α-amilase, sakarifikasi yaitu terjadi penambahan enzim glukoamilase, dan hidrogenasi yaitu terjadi penambahan gas hidrogen dan katalis Raney Nickel), tahap pemurnian (karbonasi yaitu proses penambahan karbon aktif untuk menjernihkan produk, filtrasi yaitu terjadi proses penyaringan antara filtrat dan cake, dan ion exchanger yaitu proses terjadinya penukaran ion positif dan negatif), serta tahap akhir (pemekatan larutan sorbitol 50% menjadi larutan sorbitol 70%). Pabrik ini akan dioperasikan secara kontinyu selama 330 hari/tahun dengan basis 24 jam/hari. Bahan baku tepung tapioka yang akan digunakan yaitu 33.282, 533 kg/hari. Hasil dari proses ini yaitu larutan sorbitol 70%. Pada proses pembuatan sorbitol ini, dilakukan efisiensi dan optimasi yaitu dengan mengubah produk sorbitol menjadi serbuk dengan tingkat kemurnian 98%. Untuk mengubah larutan sorbitol 70% menjadi serbuk sorbitol, digunakan alat berupa spray dryer. Hasil dari efisiensi dan optimasi yang telah dilakukan yaitu penjualan produk yang sebelumnya yaitu 46.000 menjadi 55.000. Kemurnian sorbitol yang sebelumnya yaitu 70% menjadi 99%. Untuk Break Even Point (BEP) yang didapatkan sebelum efisiensi yaitu 38,1% dan setelah efisiensi sebesar 29,3%.
==================================================================================================================================
As a developing country, Indonesia is increasing development in various fields, including the industrial sector. This is because the increasing number of people, the more food needs in Indonesia, one of which is sugar. The material that can be used as a substitute for sugar is sorbitol. Sorbitol is called a sugar alcohol because it is derived from the reduction of glucose. The production capacity of sorbitol to be established is 15,000 tons/year. The process of making sorbitol uses tapioca flour as raw material and a catalytic hydrogenation process. The location of the establishment of this factory is in Pati, Central Java. The process of making sorbitol consists of 4 stages, namely the liquification stage where mixing and gelatinization occur, the main stage (dextrination is the addition of -amylase enzymes, saccharification is the addition of glucoamylase, and hydrogenation is the addition of hydrogen gas and Raney Nickel catalyst), the purification stage ( carbonation is the process of adding activated carbon to purify the product, filtration is the process between the filtrate and cake, and ion exchange is the process of exchanging positive and negative ions, and the final stage (concentration of 50% sorbitol solution to 70% sorbitol solution). This plant will be operated continuously for 330 days/year on a 24 hour/day basis. The raw material for tapioca flour to be used is 33,282, 533 kg/day. The result of this process is a 70% solution of sorbitol. In this process of making sorbitol, efficiency and optimization are carried out, namely by converting the sorbitol product into powder with a purity level of 98%. To convert 70% sorbitol into sorbitol powder, the tool used is a spray dryer. The results of the efficiency and optimization that have been carried out are product sales which were previously 46,000 to 55,000. The previous purity of sorbitol was 70% to 99%. The Break Even Point (BEP) obtained before efficiency is 38.1% and after efficiency is 29.3%.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSKI 664.11 Ram e-1 2022 |
Uncontrolled Keywords: | Catalytic Hydrogenation, Sorbitol, Tapioca Starch |
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology > TP248.S6 Sorbitol |
Divisions: | Faculty of Vocational > 24305-Industrial Chemical Engineering Technology |
Depositing User: | - Davi Wah |
Date Deposited: | 16 Oct 2024 02:53 |
Last Modified: | 16 Oct 2024 02:53 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/115744 |
Actions (login required)
View Item |