Napitupulu, Lastri Septito (2022) Kajian Fitostabilisasi Limbah Hasil Tambang Tembaga (Tailing). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Text
03211840000018-Undergraduate_Theses.pdf Download (7MB) |
Abstract
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang berdampak pada kerusakan lingkungan karena menghasilkan limbah dengan kuantitas yang besar. Limbah pertambangan adalah hasil buangan dari limbah industri pertambangan yang disebut sebagai tailing. Tailing berasal dari batuan berharga yang diproses menjadi partikel yang halus dan kemudian dipisahkan antara mineral yang berharga dan sisanya. Tailing yang dihasilkan oleh industri tambang biasanya masih bersifat racun. Pada umumnya tailing sangat miskin bahan organik, tidak mengandung unsur hara, porositas tinggi dan tidak ada aktivitas mikroorganisme. Jumlah tailing yang besar dapat berbahaya bagi lingkungan. Pencemaran logam berat merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya perubahan lingkungan terutama terkait pencemaran lingkungan oleh senyawa logam berat beracun. Tailing dapat berbahaya bagi kesehatan manusia dan tumbuhan yang ada di sekitarnya, mempengaruhi ekosistem dan dapat menurunkan kualitas tanah. Salah satu perusahaan tambang di Indonesia menghasilkan tailing tembaga. Tembaga adalah salah satu unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk berkembang. Namun, jumlah tailing yang terlalu tinggi dalam tanah dapat mengganggu perkembangan tumbuhan karena bersifat racun. Dalam memperbaiki lingkungan yang mengandung tailing tembaga telah banyak teknologi yang sudah dimanfaatkan, salah satu nya yaitu fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan teknologi untuk proses penghilangan, pemindahan, penstabilan atau penghancuran bahan pencemar baik senyawa organik maupun anorganik pada tanah, limbah, sludge, sedimen, dan air dengan menggunakan tumbuhan. Beberapa teknik fitoremediasi antara lain; fitostabilisasi, fitoekstraksi, fitodegradasi, rhizofiltrasi dan fitovolatilisasi. Teknologi yang akan digunakan untuk memperbaiki lingkungan tercemar tailing tembaga yaitu fitostabilisasi yang meliputi penyerapan, presipitasi, dan pengurangan logam dengan cara imobilisasi logam dalam tanah dan air. Tumbuhan menstabilkan polutan dalam tanah sehingga membuat tailing tidak berbahaya. Teknik fitostabilisasi merupakan teknologi hijau ramah lingkungan, efektif dari aspek biaya, aman, dan cocok diterapkan di Indonesia serta efisien dalam memperbaiki lingkungan akibat limbah tailing. Pemilihan tumbuhan menjadi hal yang penting untuk keberhasilan fitostabilisasi yang akan dilakukan. Studi literatur ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji beberapa literatur dalam memperbaiki lingkungan yang tercemar limbah tailing tembaga. Metode studi dilakukan dengan mencari sumber literatur di beberapa jurnal, buku, dan laporan tugas akhir. Tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan akuatik yang memiliki kemampuan lebih tinggi dalam meremediasi limbah tailing tembaga, tingkat transpirasi tinggi dan dapat menghasilkan biomassa. Tumbuhan fitostabilitator yang digunakan yaitu Limnocharis flava, Vetiver zizanoides, dan Eichhornia crassipes dengan kemampuan penyisihan tailing tembaga masing-masing 95,56 %, 95,83%, 76,9%.
==============================================================================================================================
The mining industry is one of the industries that have an impact on environmental damage because it produces large quantities of waste. Mining waste is the result of waste from the mining industry which is known as tailings. Tailings come from precious rock that is processed into fine particles and then separated between the valuable minerals and the residu. Tailings produced by the mining industry are usually still toxic. In general, tailings are very poor in organic matter, contain no nutrients, have high porosity and have no microbial activity. Large amounts of tailings can be harmful to the environment. Heavy metal pollution is one of the factors causing environmental changes, especially related to environmental pollution by toxic heavy metal compounds. Tailings can be harmful to human health and surrounding plants, affect ecosystems and can degrade soil quality. A mining company in Indonesia produces copper tailings. Copper is one of the elements needed by plants to grow. However, the number of tailings that are too high in the soil can interfere with plant development because it is toxic. In improving the environment containing copper tailings, many technologies have been utilized, one of which is phytoremediation. Phytoremediation is a technology for the process of removing, transferring, stabilizing or destroying pollutants, both organic and inorganic compounds in soil, waste, sludge, sediment, and water using plants. Some of the phytoremediation techniques include; phytostabilization, phytoextraction, phytodegradation, rhizofiltration and phytovolatilization. The technology that will be used to improve the environment polluted by copper tailings is phytostabilization which includes absorption, precipitation, and metal reduction by immobilizing metals in the soil and water. Plants stabilize pollutants in the soil thereby rendering the tailings harmless. Phytostabilization technique is an environmentally friendly green technology, cost�effective, safe and suitable to be applied in Indonesia and efficient in improving the environment due to tailings waste. The selection of plants is important for the success of the phytostabilization to be carried out. This literature study was conducted to review some of the literature in improving the environment contaminated with copper tailings waste. The study method was carried out by searching for literature sources in several journals, books, and final project reports. The plants used are aquatic plants that have a higher ability to remediate copper tailings waste, have a high transpiration rate and can produce biomass. The phytostabilizing plants used were Limnocharis flava, Vetiver zizanoides, and Eichhornia crassipes with the ability to remove copper tailings of 95.56%, 95.83%, 76.9%.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | RSL 628.55 Nap k-1 2022 |
Uncontrolled Keywords: | Fitoremediasi, Fitostabilisasi, Tailing, Tembaga, Transpirasi Phytoremediation, Phytostabilization, Tailings, Copper, Transpiration |
Subjects: | Q Science > QK Botany > QK751 Plants--Effect of air pollution on |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Mr. Marsudiyana - |
Date Deposited: | 29 Nov 2024 06:36 |
Last Modified: | 29 Nov 2024 06:36 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/115860 |
Actions (login required)
View Item |