Razi, Fakhrur (2025) Pengelolaan Air Asam Tambang Berdasarkan Karakteristik Geokimia Dari Batuan Sisa Hasil Proses Penambangan Bijih Emas. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Text
6014221046-Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2027. Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Air asam tambang (AAT), sering juga disebut air asam batuan (AAB) adalah air pada kegiatan penambangan atau penggalian yang bersifat asam atau memiliki keasaman tinggi dan terbentuk sebagai akibat teroksidasinya mineral sulfida disertai keberadaan air. Pengelolaan AAT dengan melakukan karakterisasi batuan dan prediksi potensi pembentukan AAT melalui pengujian statik. Uji statik dapat memberikan gambaran potensi keasaman yang dapat dibangkitkan oleh sampel batuan berdasarkan komposisi dari sampel batuan tersebut dan hasilnya dapat digunakan untuk menentukan apakah sampel tersebut tergolong PAF (Potentially Acid Forming) atau (Non-Acid Forming). Uji statik meliputi pengujian Acid Based Counting (ABA), Net Acid Generating (NAG) Test dan pH pasta. Konfirmasi pengujian statik serta pola laju pembentukan AAT dilakukan menggunakan uji kinetik berupa Field Column Leach Test (FCLT) dengan harapan laju rekasi pembentukan asam mencerminkan kondisi iklim aktual di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan batuan di pit Purnama untuk litologi batuan SCR, CBPM, BHX, SBPM, VAN, VBX dan SED dari uji statik terklasifikasi sebagai batuan PAF dan litologi VANh dan BAS terklasifikasi sebagai NAF dan hasil ini terkonfirmasi oleh hasil uji kinetik dengan pola pembentukan AAT akan semakin asam dengan berjalannya waktu pH awal pengukuran pada bulan ke-1 sebesar 5 dan pH akhir pada bulan ke-8 sebesar 3. Pit Barani litologi SCR, QTZ, BFZ, VANm SSL, BPM dan CBPM terklasifikasi sebagai PAF dan terkonfirmasi oleh uji kinetik dengan pola pembentukan AAT akan semakin asam dengan berjalannya waktu pH awal pengukuran pada bulan ke-1 sebesar 2,3 dan pH akhir pada bulan ke-8 sebesar 1,68. Pit Rambajoring terdiri dari litologi batuan VANh, BPM dan SCR terklasifikasi sebagai batuan Uncertain dan dengan hasil verifikasi dengan uji kinetik tergolong sebagai batuan PAF. Pengelolaan AAT pada timbunan batuan sisa dengan menggunakan metode enkapsulasi degan ketebalan lapisan NAF sebagai protecting layer dengan ketebalan 5 m maka diperlukan batuan NAF sebanyak 2,150,000 m3 untuk melapisi 15,078796 m3 batuan PAF.
===================================================================================================================================
Acid Mine Drainage (AMD), also known as Acid Rock Drainage (ARD), refers to water produced during mining activities that is acidic or has high acidity, formed as a result of sulfide mineral oxidation in the presence of water. AMD management involves rock characterization and the prediction of AMD formation potential through static testing. Static tests provide an indication of the acidity potential that can be generated by rock samples based on their composition. The results can determine whether the sample is classified as PAF (Potentially Acid Forming) or NAF (Non-Acid Forming). Static tests include Acid Base Accounting (ABA), Net Acid Generating (NAG) Test, and paste pH. Confirmation of the static test results and the acid formation rate pattern is done using kinetic tests, such as the Field Column Leach Test (FCLT), which aims to replicate the actual climatic conditions at the study location. The research results show that the rocks in the Purnama pit, classified as SCR, CBPM, BHX, SBPM, VAN, VBX, and SED based on static tests, are classified as PAF, while the VANh and BAS lithologies are classified as NAF. This result is confirmed by kinetic testing, showing that the acid formation pattern becomes increasingly acidic over time. The initial pH measurement in the first month was 5, and the final pH at the eighth month was 3. In the Barani pit, the SCR, QTZ, BFZ, VANm, SSL, BPM, and CBPM lithologies are classified as PAF, and this is confirmed by kinetic testing, which shows an increasingly acidic formation pattern over time. The initial pH measurement in the first month was 2.3, and the final pH at the eighth month was 1.68. The Rambajoring pit consists of VANh, BPM, and SCR lithologies, which are classified as Uncertain rocks. However, verification through kinetic testing classifies them as PAF rocks. The management of AMD in the remaining waste rock embankment is carried out using the encapsulation method, with a 5-meter thick NAF layer as a protective layer. A total of 2,150,000 m³ of NAF rock is required to cover 15,078,796 m³ of PAF rock.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | AAT, ABA, Batuan Sisa, Karakteristik Geokimia, NAF, NAG Test, PAF, Penambangan, Uji Kinetik, Uji Statik,AMD, ABA, Waste Rock, Geochemical Characteristics, NAF, NAG Test, PAF, Mining, Kinetic Test, Static Test. |
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Environmental Engineering > 25101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Fakhrur Razi |
Date Deposited: | 20 Jan 2025 08:57 |
Last Modified: | 20 Jan 2025 08:57 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/116459 |
Actions (login required)
View Item |