Analisis Tinggi Timbunan Preloading untuk Menghilangkan Pemampatan Primer dan Sekunder pada Area Oprit Jembatan Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jalan Tol Probolinggo Banyuwangi Seksi 3 STA 40+550

Permadi, Muhammad Rizal (2025) Analisis Tinggi Timbunan Preloading untuk Menghilangkan Pemampatan Primer dan Sekunder pada Area Oprit Jembatan Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jalan Tol Probolinggo Banyuwangi Seksi 3 STA 40+550. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Text 6012231090 - Tesis - Master_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2027. Download (11MB) | Request a copy

Abstract

Pembangunan Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi, sebagai salah satu bagian dari Proeyek Strategis Nasional (PSN) bertujuan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan ekonomi di wilayah timur Pulau Jawa. Pada beberapa area khususnya di Seksi 3 Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi terdapat lapisan tanah lunak, dimana menjadi salah satu tantangan dalam konstruksinya karena memiliki daya dukung rendah dan pemampatan yang besar yang dapat mempengaruhi stabilitas dan kualitas infrastruktur. Pemampatan primer sangat dominan karena sangat besar, sedangkan pemampatan sekunder sering diabaikan karena pemampatan yang sangat kecil dan berlangsung cukup lama setelah pemampatan primer. Studi ini bertujuan untuk menganalisis besar immediate settlement, primer dan sekunder khususnya pada area oprit jembatan yang dibangun di atas lapisan tanah lunak. Selain itu, pada penelitian ini juga bertujuan menganalisis metode untuk menghilangkan seluruh pemampatan dengan menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD), timbunan dan timbunan tambahan/ preloading pada area oprit jembatan. Dari hasil studi didapatkan bahwa pada area oprit jembatan dengan tinggi timbunan 10 meter, didapatkan pemampatan primer sebesar 1,35 meter, immediate settlement sebesar 34 cm atau setara 25% dari pemampatan primer, dan pemamapatan sekunder pada tahun 10 sebesar 20,93 cm atau 15,50% dari pemampatan primer. Waktu konsolidasi tanah untuk mencapai derajat konsolidasi 90% yaitu 7,35 tahun. Metode untuk mempercepat waktu konsolidasi digunakan PVD dengan pola pemasangan segiempat dengan jarak 0,9 meter. Adapun untuk menghilangkan pemampatan sekunder tahun ke-10 diterapkan beban timbunan tambahan setinggi 2,26 meter dengan material yang sama dengan timbunan, dan tinggi yang harus dibongkar dengan tinggi desain 10 meter sebesar 1,85 meter . Secara kebutuhan untuk penyelesaian pemampatan primer dan sekunder dengan mempertimbangkan stabilitas timbunan sebesar Rp ±10 Miliar. Pemampatan sekunder tahun ke-10 dipertimbangkan untuk dapat dihilangkan, karena besar pemampatan sekunder mencapai > 10% terhadap pemampatan primer serta tren penurunan menunjukkan pemampatan sekunder mengecil setelah tahun ke -10.
================================================================================================================================
The construction of the Probolinggo - Banyuwangi Toll Road, as part of the National Strategic Project (PSN) aims to improve equitable economic development in the eastern region of Java Island. In some areas, especially in Section 3 of the Probolinggo - Banyuwangi Toll Road, there is a soft soil layer, which is one of the challenges in its construction because it has a low bearing capacity and large compression which can affect the stability and quality of infrastructure. Primary compression is dominant because it is very large, while secondary compression is often ignored because it is very small and lasts long enough after primary compression. This study aims to analyze the amount of immediate settlement, primary and secondary, especially in the oprite area of bridges built on soft soil layers. In addition, this study also aims to analyze methods to eliminate all compression by using Prefabricated Vertical Drain (PVD), embankment and additional embankment / preloading in the bridge approach area.
The results obtained in the bridge approach area with a 10-meter embankment height, obtained a primary compression of 1.35 meters, an immediate settlement of 34 cm or equivalent to 25% of the primary compression, and a secondary settlement in year 10 of 20.93 cm or 15.50% of the primary compression. The soil consolidation time to reach 90% consolidation degree is 7.35 years. To accelerate the consolidation time, PVDs were used with a rectangular installation pattern with a spacing of 0.9 meters. As for eliminating secondary compression in the 10th year, an additional embankment load of 2.26 meters high with the same material as the embankment is applied, and the height to be unloaded with a design height of 10 meters is 1.85 meters. The need to complete the primary and secondary compression by considering the stability of the embankment is IDR ± 10 billion. The secondary compression of year 10 is considered to be eliminated, because the amount of secondary compression reaches > 10% of the primary compression and the downward trend shows that the secondary compression decreases after year 10.

Item Type:	Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords:	tanah lunak, pemampatan primer, pemampatan sekunder, prefabricated vertical drain, preloading, soft soil, primary compression, secondary compression, prefabricated vertical drain, preloading
Subjects:	T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA749 Soil stabilization
Divisions:	Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis
Depositing User:	Muhammad Rizal Permadi
Date Deposited:	23 Jan 2025 01:11
Last Modified:	23 Jan 2025 01:11
URI:	http://repository.its.ac.id/id/eprint/116640

Actions (login required)

View Item