Analisis Demand Railbus Batara Kresna dengan Rute dari Stasiun Purwosari sampai Stasiun Wonogiri

Putri, Melinda Andriani (2025) Analisis Demand Railbus Batara Kresna dengan Rute dari Stasiun Purwosari sampai Stasiun Wonogiri. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Text 5012201172-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2027. Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Surakarta merupakan kota dengan luas 44,04 km^2, dikenal memiliki beragam tempat wisata dan situs bersejarah yang menarik banyak wisatawan. Salah satu transportasi umum yang disediakan pemerintah adalah Railbus Batara Kresna yang menghubungkan Stasiun Purwosari, Stasiun Solo Kota, Stasiun Sukoharjo, Stasiun Pasar Nguter, dan Stasiun Wonogiri. Railbus ini berkontribusi pada perekonomian daerah, meskipun dibatasi oleh kecepatan operasional yang lambat dan jadwal perjalanan terbatas, sehingga diperlukan analisis demand dan pengembangan waktu tempuh lebih cepat. Analisis meliputi trip distribution analogi fluida dan hasilnya digunakan sebagai MAT aktual pada pemodelan gravity model. Dalam trip distribution gravity model, perhitungan trip production menggunakan jumlah penumpang naik dan jumlah penduduk, sedangkan trip attraction menggunakan jumlah penumpang turun dan luas wilayah. Dari hasil trip production dan trip attraction yang telah didapatkan, maka dilakukan analisis trip distribution gravity model untuk pemodelan 2024 dan forecasting 2029. Analisis trip distribution analogi fluida dan gravity model menunjukkan jumlah penumpang tertinggi pada hari libur rute Stasiun Wonogiri–Stasiun Purwosari pukul 08.00–09.45, dengan peningkatan dari 112 penumpang (2024) menjadi 710 penumpang (2029). Analisis modal split menunjukkan mayoritas penumpang 2024 memilih BRT Trans Jateng Solo–Wonogiri, namun dengan asumsi peningkatan kecepatan kereta dan headway, mayoritas penumpang beralih ke Railbus Batara Kresna dengan hasil tertinggi yaitu rute Stasiun Purwosari–Stasiun Wonogiri hari libur pukul 06.00–07.45, dengan persentase dari 66,55% (2024) menjadi 100% (2029), dengan jumlah penumpang dari 85 menjadi 529 orang. Analisis load factor 2029 menunjukkan peningkatan efisiensi, meskipun beberapa jadwal melebihi kapasitas, sehingga diperlukan penambahan armada menjadi 4 rangkaian dengan 4 unit per rangkaian. Load factor tertinggi yaitu pada rute Stasiun Wonogiri–Stasiun Purwosari hari libur pukul 08.00–09.45 dengan load factor maksimum meningkat dari 69% (2024) menjadi 86% (2029). Hasil analisis ini menjadi panduan untuk pengembangan Railbus Batara Kresna, terutama dalam percepatan waktu tempuh guna memenuhi kebutuhan transportasi di masa depan
===================================================================================================================================
Surakarta is a city with an area of 44.04 km^2, known to have various tourist attractions and historical sites that attract many tourists. One of the public transportation provided by the government is the Batara Kresna Railbus which connects Purwosari Station, Solo Kota Station, Sukoharjo Station, Pasar Nguter Station, and Wonogiri Station. This railbus contributes to the regional economy, although it is limited by slow operational speeds and limited travel schedules, demand analysis and development of faster travel times are needed. The study includes a fluid analogy trip distribution and the results are used as the actual MAT in gravity model modeling. In the trip distribution gravity model, trip production calculations use the number of boarding passengers and population, while trip attraction uses the number of alighting passengers and area. From the trip production and trip attraction results obtained, a trip distribution gravity model analysis was carried out for modeling 2024 and forecasting 2029. Analysis of the trip distribution fluid analogy and gravity model shows the highest number of passengers on holidays on the Wonogiri Station–Purwosari Station route at 08.00–09.45, with an increase from 112 passengers (2024) to 710 passengers (2029). Modal split analysis shows that the majority of passengers in 2024 choose BRT Trans Jateng Solo–Wonogiri, but assuming an increase in train speed and headway, the majority of passengers switch to the Batara Kresna Railbus with the highest results, namely the Purwosari Station–Wonogiri Station route on holidays at 06.00–07.45, with a percentage from 66.55% (2024) to 100% (2029), with the number of passengers from 85 to 529 people. The 2029 load factor analysis shows an increase in efficiency, although some schedules exceed capacity, so it is necessary to increase the fleet to 4 series with 4 units per series. The highest load factor is on the Wonogiri Station–Purwosari Station route during holidays at 08.00–09.45 with the maximum load factor increasing from 69% (2024) to 86% (2029). The results of this analysis serve as a guide for the development of the Batara Kresna Railbus, especially in accelerating travel times to meet future transportation needs.

Item Type:	Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords:	Demand Analysis, Batara Kresna Railbus, Travel Time, Modal Split, Load Factor, Analisis Demand, Railbus Batara Kresna
Subjects:	H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE147.6 Transportation--Planning H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE311.I4 Urban transportation H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE336.C5 Choice of transportation T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:	Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User:	MELINDA ANDRIANI PUTRI
Date Deposited:	30 Jan 2025 15:50
Last Modified:	30 Jan 2025 15:50
URI:	http://repository.its.ac.id/id/eprint/117224

Actions (login required)

View Item