Studi Perbandingan Karakter Serat Selulosa Hasil Biosintesis Bakteri Tahan Asam, Tanaman Kapas (Gossypium hirsustum), dan Kapas Tekstil.

Arifin, Auliyya Intan Mellaniy (2025) Studi Perbandingan Karakter Serat Selulosa Hasil Biosintesis Bakteri Tahan Asam, Tanaman Kapas (Gossypium hirsustum), dan Kapas Tekstil. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Text 5005211056-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2027. Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Serat merupakan filamen kecil dari bahan alami atau sintetik yang memiliki aspek rasio minimum 100 kali dan memiliki sifat fleksibel serta kuat. Beberapa contoh tanaman penghasil serat yang umum digunakan adalah kapas (Gossypium hirsutum), rami (Boehmeria nivea), dan jute (Corchorus sp.). Salah satu jenis serat alam yang paling umum adalah serat selulosa yang merupakan biopolimer dan memiliki sifat biokompatibilitas, biodegradable, tidak beracun, fleksibel, serta ekonomis. Selulosa umumnya disintesis oleh tanaman, namun juga dapat disintesis oleh beberapa bakteri, jamur, dan alga. Bakteri Gram negatif tahan asam seperti Acetobacter xylinum dapat mensintesis selulosa secara alami. Struktur kimia selulosa bakteri memiliki nilai derajat polimerisasi lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan, dan memiliki struktur selulosa murni dengan kristanilitas yang tinggi sehingga menghasilkan kekuatan mekanik yang kuat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan potensi selulosa yang dihasilkan oleh bakteri tahan asam, tanaman kapas (Gossypium hirsutum), dan kapas tekstil berdasarkan kekuatan tarik, serta pengamatan material menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk membandingkan potensi serat selulosa hasil biosintesis bakteri tahan asam, tanaman kapas (Gossypium hirsutum), dan kapas tekstil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selulosa yang diproduksi oleh bakteri (SB 19) memiliki kekuatan tarik sebesar 14,09 MPa lebih besar dari selulosa Gossypium hirsutum (0,01 MPa) dan kapas tekstil (0,04 MPa). Selain itu, pengamatan SEM menunjukkan selulosa dari bakteri memiliki karakter yang lebih baik yaitu struktur yang teratur, sedikit berpori, dan terorganisir. Spektra FTIR menyajikan bahwa selulosa SB 19 memiliki kandungan pengotor yang lebih rendah dibandingkan dengan selulosa pada tanaman kapas dan kapas tekstil.
==============================================================================================================================
Fibers are small filaments from natural or synthetic material that have a minimum aspect ratio of 100 time and are flexible and strong. Some examples of fiber producing plants that are commonly used are cotton (Gossypium hirsutum), rami (Boehmeria nivea), and jute (Corchorus sp.). One of the most common types of natural fiber is cellulose fiber which is a biopolymer and has biocompatibility properties, biodegradable, non-toxic, flexible, and economical. Cellulose is generally synthesized by plants, but can also by sinthesized by some bacteria, fungi and algae. Acid-fast Gram negative bacteria such as Acetobacter xylinum can synthesize cellulose naturally. The chemical structure of bacterial cellulose has a greater degree of polymerization compared to plans, and has a pure cellulose structure with high crystallinity, resulting in strong mechanical strength. The aim of this research is to determine the comparasion of the potential of cellulose produced by acid-resistant bacteria, cotton plants (Gossypium hirsutum), and textile cotton based on tensile strength, as well as observations of the material used Scanning Electron Microscope (SEM) and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). The method used in this research is quantitative descriptive wich aims to compare the potential of cellulose fiber resulting from the biosynthesis of acid-resistant bacteria, cotton plants (Gossypium hirsutum), and textile cotton. The result showed that cellulose produced by bacteria (SB 19) has a tensile strength of 14.09 MPa greater than cellulose Gossypium hirsutum (0,01 MPa) and textile cotton (0,04 MPa). In addition, SEM observations show that cellulose from bacteria has better characteristics, namely a regular, slightly porous and organized structure. FTIR spectra show that SB 19 cellulose has a lower impurity content compared to cellulose in cotton and textile cotton plants.

Item Type:	Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords:	Acetobacter xylinum, FTIR, Gossypium hirsutum, Selulosa bakteri, SEM, Bacterial cellulose, Gossypium hirsutum
Subjects:	Q Science Q Science > QR Microbiology Q Science > QR Microbiology > QR74.8 Bacteria
Divisions:	Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Biology > 46201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User:	Auliyya Intan Mellaniy Arifin
Date Deposited:	03 Feb 2025 06:58
Last Modified:	03 Feb 2025 06:58
URI:	http://repository.its.ac.id/id/eprint/117883

Actions (login required)

View Item