Evaluasi Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Tinjauan Aspek Transportasi Laut: Studi Kasus Pelabuhan Bebas Sabang, Aceh

Rachman, Teuku Agha Meulia (2025) Evaluasi Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Tinjauan Aspek Transportasi Laut: Studi Kasus Pelabuhan Bebas Sabang, Aceh. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 5021201004-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
5021201004-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only until 1 April 2027.

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Sabang telah dikembangkan dengan infrastruktur pelabuhan yang cukup memadai, namun hingga kini belum berfungsi optimal sebagai pusat perdagangan dan logistik. Pelabuhan Umum Teluk Sabang dan Pelabuhan Perikanan Pulo Aceh mengalami kondisi idle akibat minimnya aktivitas bongkar muat, rendahnya arus perdagangan, serta tidak adanya industri besar yang mendukung konsolidasi kargo untuk ekspor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengembangan KPBPB Sabang dalam tinjauan aspek transportasi laut, dengan fokus pada pengembangan sektor potensial yaitu industri perikanan dan industri pusat logistik migas lepas pantai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Biaya Manfaat serta Analisis Sensitivitas, dengan data yang mencakup biaya transportasi, volume ekspor perikanan, jarak shorebase ke Blok Andaman, biaya operasional kapal suplai, dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPBPB Sabang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pengolahan dan ekspor perikanan, namun kapasitas infrastruktur pelabuhan saat ini hanya mampu menampung hingga 50% dari total volume ekspor, sehingga pengembangan infrastruktur menjadi faktor kunci. Dalam sektor migas, hasil analisis komparatif antara KPBPB Sabang dan Pelabuhan Krueng Geukeuh (Lhokseumawe) sebagai opsi shorebase untuk Blok Andaman menunjukkan bahwa Lhokseumawe memiliki keunggulan dari segi kedekatan dengan sumur migas, yang secara teoritis dapat meningkatkan efisiensi logistik. Namun, kesiapan infrastrukturnya masih terbatas, sehingga dalam kondisi saat ini, KPBPB Sabang menjadi alternatif yang lebih efisien karena memiliki fasilitas yang lebih siap untuk mendukung operasi shorebase. Skenario 100% shorebase di Lhokseumawe tetap menjadi pilihan yang lebih optimal dalam jangka panjang, tetapi pengembangannya memerlukan investasi besar dalam infrastruktur pelabuhan dan fasilitas pendukung agar dapat berfungsi secara maksimal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa optimalisasi KPBPB Sabang dapat dilakukan dengan pengembangan sektor perikanan dan pusat logisitik migas Blok Andaman, serta perlu adanya kajian lebih lanjut terkait regulasi untuk menarik kapal kontainer dan strategi peningkatan konektivitas logistik dengan wilayah industri lain di Aceh.
==================================================================================================================================
The Sabang Free Trade and Free Port Zone (KPBPB Sabang) has been developed with adequate port infrastructure, yet it has not functioned optimally as a trade and logistics hub. Teluk Sabang General Port and Pulo Aceh Fisheries Port are currently idle due to minimal cargo handling activities, low trade flows, and the absence of major industries that could support cargo consolidation for exports. This study aims to evaluate the development of KPBPB Sabang from the perspective of maritime transportation, focusing on the potential development of the fisheries industry and offshore oil and gas logistics center. The research methodology includes Cost-Benefit Analysis (CBA) and Sensitivity Analysis, utilizing data such as transportation costs, fisheries export volumes, shorebase distance to Blok Andaman, offshore supply vessel (OSV) operational costs, and other relevant factors. The findings indicate that KPBPB Sabang has the potential to be developed as a fisheries processing and export center, but its current port infrastructure can only accommodate up to 50% of total export volumes, making infrastructure development a critical factor for optimization. In the oil and gas sector, a comparative analysis between KPBPB Sabang and Krueng Geukeuh Port (Lhokseumawe) as a shorebase option for Blok Andaman reveals that Lhokseumawe has an advantage in proximity to offshore oil and gas wells, which theoretically enhances logistics efficiency. However, its infrastructure readiness remains limited, making KPBPB Sabang a more efficient alternative under current conditions due to its more established facilities to support shorebase operations. The 100% shorebase scenario in Lhokseumawe remains the most optimal choice in the long term, but its development requires significant investment in port infrastructure and supporting facilities to operate effectively. This study concludes that KPBPB Sabang's optimization can be achieved through the development of the fisheries sector and offshore oil and gas logistics for Blok Andaman. Additionally, further studies are needed on regulations to attract container ships and strategies to improve logistics connectivity with other industrial areas in Aceh.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Kawasan Perdagangan Bebas, Industri Pengolahan Ikan, Shorebase, Free Trade Zone, Fish Processing Industry, Shorebase
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD30.28 Planning. Business planning. Strategic planning.
H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE147.6 Transportation--Planning
Divisions: Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Sea Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User: Teuku Agha Meulia Rachman
Date Deposited: 04 Feb 2025 06:40
Last Modified: 04 Feb 2025 06:40
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/118119

Actions (login required)

View Item View Item