Santoso, Daniel Shallom (2025) Studi Perubahan Pola Distribusi Beras dan Dampaknya terhadap Ketersediaan Beras Provinsi Jawa Timur: Pendekatan Sistem Dinamis. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
5021201056-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only until 1 April 2027. Download (8MB) | Request a copy |
Abstract
Beras merupakan komoditas pangan utama di Indonesia yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, menjaga stabilitas ekonomi, dan mendukung ketahanan pangan nasional. Jawa Timur sebagai lumbung padi nasional memainkan peran strategis dalam memenuhi kebutuhan beras, baik di dalam provinsi maupun ke luar wilayah. Namun, tantangan seperti perubahan iklim, alih fungsi lahan, serta peningkatan konsumsi beras akibat pertumbuhan populasi menjadi ancaman terhadap keberlanjutan pasokan beras di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola distribusi beras di Jawa Timur dengan menggunakan pendekatan simulasi sistem dinamis untuk memproyeksikan ketersediaan beras hingga tahun 2053. Metode yang digunakan melibatkan pengembangan model sistem dinamis yang telah divalidasi dengan hasil Mean Absolute Percent Error (MAPE) sebagai berikut: luas lahan (1,35%), produksi padi (1,59%), produksi beras (1,62%), jumlah penduduk (1,33%), konsumsi per kapita (2,48%), dan konsumsi beras (3,36%). Analisis distribusi beras dilakukan pada tahun 2023-2033. Distribusi beras ke luar provinsi menggunakan dua skenario distribusi ke luar provinsi, yaitu: (1) menggunakan 3 pelabuhan di Jawa Timur Pelabuhan Tanjung Perak, Tanjung Tembaga, Tanjung Wangi, dan (2) hanya menggunakan 1 pelabuhan utama yaitu Tanjung Perak.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa sebelum perubahan pola distribusi, stok beras di beberapa Kantor Cabang BULOG Jawa Timur menurun tajam hingga mengalami defisit pada tahun 2033 akibat tingginya beban distribusi ke luar provinsi. Setelah perubahan pola distribusi yang dioptimasi, baik Skenario 1, yang menggunakan tiga pelabuhan (Tanjung Perak, Tanjung Tembaga, dan Tanjung Wangi), atau Skenario 2, yang hanya menggunakan satu pelabuhan utama, yaitu Tanjung Perak, menghasilkan jumlah rata-rata surplus beras yang hampir sama yaitu sekitar 186.751,05 ton atau naik 26,98% dari pola distribusi eksisting di periode 2023-2033. Biaya terendah terdapat pada Skenario 1 yang mampu menghemat biaya sebesar Rp 4,69 miliar atau sekitar 0,038% dari jumlah biaya.
==================================================================================================================================
Rice is the main staple food commodity in Indonesia, playing a crucial role in meeting nutritional needs, maintaining economic stability, and supporting national food security. East Java, as the national rice granary, has a strategic role in fulfilling rice demand both within the province and in other regions. However, challenges such as climate change, land-use conversion, and increasing rice consumption due to population growth pose threats to the sustainability of future rice supply. This study aims to analyze the rice distribution pattern in East Java using a dynamic system simulation approach to project rice availability until 2053. The method involves developing a validated dynamic system model, with the Mean Absolute Percent Error (MAPE) values as follows: land area (1.35%), rice production (1.59%), milled rice production (1.62%), population (1.33%), per capita consumption (2.48%), and total rice consumption (3.36%). The rice distribution analysis focuses on the period from 2023 to 2033. The inter-provincial rice distribution follows two scenarios: (1) utilizing three ports in East Java—Tanjung Perak, Tanjung Tembaga, and Tanjung Wangi; and (2) using only one main port, Tanjung Perak. The simulation results indicate that before modifying the distribution pattern, rice stocks at several BULOG branch offices in East Java declined sharply, leading to a deficit by 2033 due to the high distribution burden to other provinces. After optimizing the distribution pattern, both Scenario 1, which uses three ports (Tanjung Perak, Tanjung Tembaga, and Tanjung Wangi), and Scenario 2, which relies solely on Tanjung Perak, produced nearly the same average rice surplus of approximately 186,751.05 tons—an increase of 26.98% compared to the existing distribution pattern over the 2023-2033 period. The lowest cost was achieved in Scenario 1, which successfully saved 4.69 billion Rupiah or approximately 0.038% of the total cost.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Simulasi, Distribusi, Beras, Simulation, Distribution, Rice |
Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE147.6 Transportation--Planning H Social Sciences > HE Transportation and Communications > HE564.A1 Shipping |
Divisions: | Faculty of Marine Technology (MARTECH) > Marine Transportation Engineering > 21207-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Daniel Shallom Santoso |
Date Deposited: | 06 Feb 2025 03:51 |
Last Modified: | 06 Feb 2025 03:51 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/118153 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |