Kajian Risiko Tahap Inisiasi Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Komunal (Studi Kasus : Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pagerungan Besar, Kabupaten Sumenep)

Retnaningtias, Agustina Dwi (2025) Kajian Risiko Tahap Inisiasi Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Komunal (Studi Kasus : Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pagerungan Besar, Kabupaten Sumenep). Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Text 6032212033-Master_Thesis.pdf Restricted to Repository staff only until 1 April 2027. Download (4MB) | Request a copy

Abstract

PT PLN (Persero) memiliki peran penting dalam menyediakan listrik di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) yang masih belum teraliri listrik. Salah satu inisiatifnya adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal di Pulau Pagerungan Besar, Kabupaten Sumenep. Setiap tahap dalam proyek ini memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilannya, di mana tahap inisiasi sangat penting untuk keberlanjutan tahap-tahap berikutnya, yaitu perencanaan, eksekusi, pengawasan, dan pengendalian. Tahap inisiasi yang kurang optimal menyebabkan keterlambatan 28% pada tanggal Operasi Komersial (COD) dan berkontribusi pada keterlambatan 17% di tahap berikutnya. Analisis risiko menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fishbone Diagram mengidentifikasi empat risiko kritis: kajian kelayakan yang tidak optimal (RPN 74,27), hasil kajian yang tidak menguntungkan perusahaan (RPN 68,96), tidak adanya anggaran (RPN 64,00), dan intervensi pemangku kepentingan (RPN 53,69). Masalah utama dalam kajian kelayakan meliputi keterbatasan database, tidak dilakukannya survei lokasi, tidak dipertimbangkannya ketersediaan material dan TKDN, peraturan yang tidak diperbarui, asumsi yang tidak akurat, proses review yang kurang optimal, lingkup pekerjaan yang tidak sesuai, kebutuhan daya yang tidak terpenuhi, lisensi software kadaluarsa, SDM kurang kompeten dan jumlah SDM terbatas. Risiko-risiko ini harus dievaluasi untuk meningkatkan keberhasilan proyek di wilayah 3T, khususnya di Pulau Pagerungan Besar.
=================================================================================================================================
PT PLN (Persero) plays a vital role in providing electricity across Indonesia, including the 3T regions (Frontier, Outermost, and Disadvantaged areas) that remain unelectrified. One initiative is the Communal Solar Power Plant (PLTS) project on Pagerungan Besar Island, Sumenep Regency. Each phase of the project significantly impacts its success, with the initiation phase being crucial for the subsequent phases: planning, execution, monitoring, and control. A suboptimal initiation phase resulted in a 28% delay in the Commercial Operation Date (COD) and contributed to a 17% delay in subsequent phases. Risk analysis using Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Fishbone Diagram identified four critical risks: suboptimal feasibility studies (RPN 74.27), unfavorable study outcomes (RPN 68.96), absence of budget (RPN 64.00), and stakeholder interference (RPN 53.69). Key issues in the feasibility study include a limited database, lack of site surveys, unconsidered material availability and TKDN, outdated regulations, inaccurate assumptions, suboptimal reviews, misaligned scopes, unmet power needs, expired software licenses, incompetent human resources, and limited number of personnel. These risks must be assessed to improve project success in 3T areas, particularly on Pagerungan Besar Island.

Item Type:	Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords:	Fishbone Diagram, FMEA, Proyek PLTS, Risiko, Tahap Inisiasi
Subjects:	T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA169 Reliability (Engineering)
Divisions:	Interdisciplinary School of Management and Technology (SIMT) > 61101-Master of Technology Management (MMT)
Depositing User:	Agustina Dwi Retnaningtias
Date Deposited:	07 Feb 2025 07:32
Last Modified:	07 Feb 2025 07:32
URI:	http://repository.its.ac.id/id/eprint/118530

Actions (login required)

View Item