Analisis Deformasi Gunung Semeru pada Kejadian Awan Panas Letusan Tahun 2020-2024 Berdasarkan Data Pengamatan GNSS Metode Kinematic Precise Point Positioning

Kholidah, Channa (2025) Analisis Deformasi Gunung Semeru pada Kejadian Awan Panas Letusan Tahun 2020-2024 Berdasarkan Data Pengamatan GNSS Metode Kinematic Precise Point Positioning. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Text 5016211065-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (22MB) | Request a copy

Abstract

Gunung Semeru merupakan salah satu gunung dengan aktivitas vulkanik yang tinggi di Indonesia, dimana intensitas letusan mencapai 50-200 setiap harinya. Namun demikian, dampak bencana yang ditimbulkan oleh letusan akan lebih meningkat ketika disertai dengan aliran awan panas, seperti yang terjadi pada 4 Desember 2021 dengan total korban jiwa 22 orang dan kerugian material bagi lebih dari 5.205 orang. Awan panas merupakan aliran berisikan material vulkanik dengan suhu tinggi dan dapat menerjang apapun yang dilintasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik deformasi yang terjadi pada beberapa kejadian awan panas tahun 2020-2024 dengan menggunakan data dari stasiun pengamatan GNSS. Data pengamatan akan dilakukan pengolahan menggunakan metode Kinematic Precise Point Positioning (KPPP) melalui perangkat lunak GipsyX untuk selanjutnya dihitung nilai pergerakannya. Nilai pergerakan akan diklasifikan menjadi tiga fase utama, yaitu fase sebelum letusan, saat letusan, dan sesudah letusan. Hasil pergerakan tahun 2020 hingga 2022 memperlihatkan kecenderungan pola yang hampir serupa, seperti pada fase sebelum letusan, dimana Stasiun ARGO dan LEKR cenderung bergerak mendekati kawah, sedangkan SAWR justru bergerak menjauhi kawah. Sementara itu, pada tahun 2023-2024, pergerakan lebih bervariasi karena penambahan jumlah stasiun pengamatan, seperti pada fase sebelum letusan, di tahun 2023 pergerakan cenderung ke utara, sedangkan tahun 2024 cenderung ke arah barat gunung. Selain itu, dilakukan juga analisis korelasi pearson antara data GNSS dan tiltmeter untuk mengetahui kesesuaian antara kedua metode tersebut dalam merekam sinyal deformasi. Nilai koefisien korelasi tertinggi terjadi pada Stasiun ARGO tahun 2024, yaitu sebesar 0,310. Sedangkan, nilai terendah terjadi pada Stasiun ARGO tahun 2022, yaitu sebesar 0,078. Hal ini menunjukkan hubungan statistik yang lemah antara kedua instrumen. Korelasi rendah dapat disebabkan oleh sensitivitas dan karakteristik respon alat yang berbeda.
====================================================================================================================================
Semeru is one of the most volcanically active in Indonesia, where eruptions can occur 50-200 times a day. However, the disaster impact significantly increases when eruptions are accompanied by pyroclastic flows, such as the event on December 4, 2021, which resulted in 22 fatalities and material losses for more than 5.205 people. Pyroclastic flows consist of high-temperature volcanic materials that can destroy anything in its path. This study aims to identify the deformation characteristics of several pyroclastic flow events from 2020 to 2024 using data from GNSS observation stations. The GNSS data are processed using the Kinematic Precise Point Positioning (KPPP) method with the GipsyX to calculate displacement values. The displacement is classified into three main phases: before the eruption, during the eruption, and after the eruption. The displacement results from 2020 to 2022 show a similar pattern, such as at the pre-eruption phase, where ARGO and LEKR stations tend to move closer to the crater, while SAWR moves away from it. Meanwhile, in 2023-2024, the displacement patterns are more varied due to the addition of new observation stations. In 2023, pre-eruption movements were tends to be northward, while in 2024 they shifted westward the mountain. Additionally, a Pearson correlation analysis was conducted between GNSS and tiltmeter data to determine the consistency between the two methods in recording deformation signals. The highest correlation coefficient was recorded at ARGO station in 2024 with a value of 0,310, while the lowest occurred at ARGO station in 2022, at 0,078. These values indicate a weak statistical relationship between the two instruments, which may be due to differences in sensitivity and response characteristics of the instruments.

Item Type:	Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords:	Kata kunci: Deformasi, KPPP, GipsyX, Tiltmeter, Semeru Keywords: Deformation, KPPP, GipsyX, Tiltmeter, Semeru
Subjects:	G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G109.5 Global Positioning System G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography > GB651 Subsidences (Earth movements)
Divisions:	Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Theses
Depositing User:	Channa Kholidah
Date Deposited:	24 Jul 2025 09:09
Last Modified:	24 Jul 2025 09:09
URI:	http://repository.its.ac.id/id/eprint/121487

Actions (login required)

View Item