Indarkasih, Julaikha (2025) Analisis Penggunaan Data EGM2008 dan GGMPlus dalam Pemodelan Anomali Gayaberat untuk Identifikasi Zona Subduksi Indonesia. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
5016211076-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Sebagai negara yang dikelilingi tiga lempeng tektonik utama, seperti lempeng Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia, Indonesia menjadi negara yang memiliki aktivitas seismik yang tinggi. Pergerakan dan pertemuan antar lempeng tektonik ini membentuk zona subduksi yang berpotensi memicu terjadinya gempa bumi dan tsunami. Data gayaberat dari model EGM2008 dan GGMPlus dapat digunakan untuk memetakan distribusi densitas bawah permukaan. Dengan resolusi spasial masing-masing hingga 9 km untuk EGM2008 dan 200 meter untuk GGMPlus, kedua model ini memberikan informasi penting dalam analisis anomali gayaberat pada skala besar dan regional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan data gayaberat dari kedua model tersebut dalam mengidentifikasi pola dan gradien struktur geologi pada zona subduksi di Indonesia. Pengolahan data pada proses penelitian meliputi perhitungan Free Air Anomaly, koreksi Bouguer, dan koreksi terrain, validasi data, serta penyusunan Peta Anomali Gayaberat Complete Bouguer Anomaly (CBA). Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua model mampu merepresentasikan zona-zona subduksi aktif di Indonesia, seperti barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, dan Papua. Model GGMPlus lebih unggul dalam menampilkan detail variasi anomali di wilayah daratan karena resolusinya yang tinggi, sementara model EGM2008 menunjukkan pola yang konsisten di wilayah laut. Penurunan nilai Complete Bouguer Anomaly (CBA) yang drastis di wilayah selatan Pulau Jawa menunjukkan mekanisme subduksi yang lebih ekstrim. Penurunan CBA yang lebih landai di Pulau Sumatera menandakan sudut penunjaman yang lebih landai, dan memperlihatkan karakteristik lempeng samudra yang relatif lebih muda dan ringan. Adapun wilayah Laut Maluku dan Papua memiliki distribusi CBA yang kompleks dan kontras, serta mencerminkan dinamika tektonik yang lebih kompleks yang terjadi akibat keterlibatan lempeng-lempeng mikro dan adanya tumbukan antar busur (arc-arc collision). Distribusi CBA dari kedua model menunjukkan keselarasan dengan batas-batas lempeng tektonik, yang diperkuat dengan overlay garis slab dan trench. Dengan demikian, baik model EGM2008 maupun GGMPlus telah menunjukkan kemampuan dalam menggambarkan pola dan gradien nilai gayaberat yang mencerminkan dinamika lempeng tektonik di Indonesia, khususnya di zona-zona subduksi aktif.
======================================================================================================================================
As a country situated at the convergence of three major tectonic plates such as Indo-Australian, Pacific, and Eurasian, Indonesia experiences high seismic activity. The movement and interaction of these tectonic plates form subduction zones that have the potential to trigger earthquakes and tsunamis. Gravity data from the EGM2008 and GGMPlus models can be used to map subsurface density distribution. With spatial resolutions of up to 9 km for EGM2008 and 200 meters for GGMPlus, these two models provide valuable information for analyzing gravity anomalies on both large and regional scales. This study aims to analyze the utilization of gravity data from both models in identifying patterns and gradients of geological structures in Indonesia's subduction zones. The data processing steps include the calculation of Free Air Anomaly, Bouguer correction, terrain correction, data validation, and the construction of Complete Bouguer Anomaly (CBA) maps. The results indicate that both models are capable of representing active subduction zones in Indonesia, such as those in western Sumatra, southern Java, Sulawesi, and Papua. GGMPlus outperforms in detailing anomaly variations over land due to its higher resolution, while EGM2008 shows consistent patterns in marine areas. A steep decline in CBA values in southern Java indicates a more vertical subduction mechanism and an older, denser oceanic plate. In contrast, the more gradual CBA drop in Sumatra suggests a shallower subduction angle and a relatively younger, less dense oceanic plate. Regions like the Maluku Sea and Papua exhibit complex and contrasting CBA distributions, reflecting more intricate tectonic interactions involving microplates and arc-arc collisions. The CBA distribution from both models aligns well with tectonic plate boundaries, as supported by overlaid slab and trench lines. Thus, both EGM2008 and GGMPlus models demonstrate the capability to depict gravity anomaly patterns and gradients that reflect tectonic dynamics in Indonesia, particularly within active subduction zones.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Complete Bouguer Anomaly (CBA), Data Gayaberat, EGM2008, GGMPlus, Zona Subduksi. ===================================================== Complete Bouguer Anomaly (CBA), EGM2008, GGMPlus, Gravity Data, Subduction Zone. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G70.217 Geospatial data G Geography. Anthropology. Recreation > GA Mathematical geography. Cartography > GA139 Digital Elevation Model (computer program) G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography > GB651 Subsidences (Earth movements) |
Divisions: | Faculty of Civil, Environmental, and Geo Engineering > Geomatics Engineering > 29202-(S1) Undergraduate Theses |
Depositing User: | Julaikha Indarkasih |
Date Deposited: | 25 Jul 2025 03:14 |
Last Modified: | 25 Jul 2025 03:14 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/121693 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |