Sjach, Akbar Alam (2025) Penilaian Identitas Kota Pada Kawasan Kayutangan Heritage Kota Malang Pasca Revitalisasi. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
5015211070-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (7MB) | Request a copy |
Abstract
Revitalisasi Kawasan Kayutangan Heritage di Kota Malang menampilkan paradoks: di satu sisi menuai banyak catatan positif, namun di sisi lain dikritik karena belum mengoptimalkan identitas Kota Malang yang otentik dan cenderung bersifat duplikatif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian objektif terhadap identitas kota yang terbentuk di kawasan tersebut pasca-revitalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan dua tahap: pertama, merumuskan kriteria penilaian melalui metode Delphi dengan para pemangku kepentingan kunci dan kedua, melakukan penilaian menggunakan kriteria tersebut didahului dengan uji validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian, lalu dilakukan penilaian oleh tiga segmentasi responden menggunakan skala likert dan triangulasi. Hasilnya, berhasil dirumuskan 19 subkriteria berpengaruh untuk penilaian yang secara konseptual menunjukkan bahwa identitas kota merupakan konstruk multidimensional yang terbentuk dari aspek fisik alami, fisik buatan, aktivitas, serta proses pemaknaan personal. Subkriteria penilaian yang menunjukan tingkat pengaruh terbesar adalah Gaya Arsitektural Bangunan. Penilaian lebih lanjut mengungkap bahwa revitalisasi ini melahirkan identitas 'berwajah ganda', sukses secara ekonomi dan sosial, namun diiringi dengan kekhawatiran akan hilangnya otentisitas dan kedangkalan makna sejarah. Subkriteria dengan penilaian tertinggi adalah Letak Geografis kawasan, Aktivitas Ekonomi, serta Situs Warisan Budaya dan Sejarah. Keterbelahan ini termanifestasi dalam dualisme spasial antara koridor dan kampung yang berakar pada tata kelola proyek-sentris yang memprioritaskan hard infrastructure di atas soft infrastructure krusial seperti manajemen narasi dan regulasi. Disimpulkan bahwa identitas kota bukanlah produk akhir yang statis, melainkan proses tata kelola berkelanjutan, sehingga keberhasilan revitalisasi menuntut penilaian holistik yang melampaui metrik sederhana dan perlu mengintegrasikan dengan resiliensi komunitas yang telah terbentuk.
=====================================================================================================================================
The revitalization of the Kayutangan Heritage Area in Malang City presents a paradox: on the one hand, it has received many positive reviews, but on the other hand, it has been criticized for not optimizing the authentic identity of Malang City and tending to be duplicative. This study aims to conduct an objective assessment of the city's identity that has been formed in the area after revitalization. This study employs a two-stage approach: first, formulating evaluation criteria through the Delphi method with key stakeholders, and second, conducting the evaluation using these criteria after validating and ensuring the reliability of the research instruments, followed by assessments by three respondent segments using a Likert scale and triangulation. The results successfully formulated 19 sub-criteria for assessment, which conceptually indicate that urban identity is a multidimensional construct formed from natural physical aspects, built physical aspects, activities, and personal meaning-making processes. The sub-criteria showing the strongest influence are Architectural Style of Buildings. Further assessment revealed that this revitalization has created a ‘dual-faced’ identity, successful economically and socially, but accompanied by concerns about the loss of authenticity and the shallowness of historical meaning. The subcriteria with the highest quantitative scores are Geographical Location, Economic Activities, and Cultural and Historical Heritage Sites. This division is manifested in the spatial dualism between corridors and villages, rooted in project-centric governance that prioritizes hard infrastructure over crucial soft infrastructure such as narrative management and regulation. It is concluded that urban identity is not a static end product but a continuous governance process, so the success of revitalization requires a holistic assessment that goes beyond simple metrics and must integrate with the resilience of the community that has been formed.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Identitas Kota, Revitalisasi, Kayutangan Heritage, Kawasan Heritage, Tata Kelola Perkotaan, Urban Identity, Revitalization, Kayutangan Heritage, Heritage Area, Urban Governance. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) > G155.A55 Tourism and city planning H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT133 City and Towns. Land use,urban H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT166 City Planning--Environmental aspects N Fine Arts > NA Architecture > NA9053 City planning |
Divisions: | Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering (CIVPLAN) > Regional & Urban Planning > 35201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Akbar Alam Sjach |
Date Deposited: | 28 Jul 2025 02:53 |
Last Modified: | 28 Jul 2025 02:53 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/121920 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |