Destiane, Ane Aulia (2025) Analisis Risiko Terhadap Bencana Gempa Bumi Di Sekitar Sesar Lembang. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
6012231051-Master_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Salah satu sesar yang terpantau aktif di daerah Jawa Barat yaitu Sesar Lembang yang membentang dari Gunung Manglayang hingga Padalarang sejauh 29 km. Pergerakan Sesar Lembang dapat dikategorikan lamban karena memiliki 2–3 mm per tahun tetapi akan mengakumulasikan energi yang dapat dilepas sehingga menyebabkan gempa besar. Menurut data Pemerintahan Kabupaten Bandung tahun 2023, terdapat sejumlah 939.572 unit rumah dengan luas Bandung Raya sebesar 209.545 hektar. Maraknya pembangunan serta besarnya jumlah penduduk yang bermukim di sekitar Sesar Lembang ini akan memberikan dampak bencana yang tidak kecil jika terjadi bencana gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen risiko bencana gempa bumi pada masyarakat di Kabupaten Bandung Barat yang tinggal di sekitar Sesar Lembang yang aktif. Empat kecamatan dipilih dalam penelitian ini, yaitu Kecamatan Lembang, Parongpong, Cisarua, dan Ngamprah, yang berada dalam wilayah buffer area dengan jarak kurang dari 5 km dari jalur Sesar Lembang. Proses manajemen risiko dilakukan dengan mengaitkan faktor bahaya, kerentanan, dan kapasitas melalui pembobotan menggunakan metode pairwise comparison, serta survei kepada masyarakat untuk menilai tingkat risiko setiap wilayah. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa indikator dengan bobot tertinggi dalam kategori bahaya adalah kedekatan dengan pusat sesar dan intensitas gempa. Pada kategori kerentanan, bobot tertinggi ditemukan pada kondisi fisik bangunan dan kepadatan penduduk. Sementara itu, kapasitas masyarakat memiliki kontribusi besar dalam kategori kapasitas, kesiapsiagaan infrastruktur tanggap darurat. Analisis tingkat risiko gabungan menunjukkan bahwa enam desa berada dalam kategori risiko tinggi, ditandai oleh kombinasi skor bahaya dan kerentanan yang tinggi serta kapasitas yang rendah. Sebaliknya, lima belas desa lainnya dikategorikan sebagai risiko sedang, dengan nilai indikator yang lebih seimbang. Berdasarkan hasil tersebut, strategi mitigasi yang diarahkan mencakup penguatan struktur bangunan rumah tinggal, peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan edukasi kebencanaan, serta penyediaan infrastruktur mitigasi seperti jalur evakuasi dan pos tanggap darurat.
==========================================================================================================================================
One of the actively monitored faults in Indonesia is the Lembang Fault, which stretches from Mount Manglayang to Padalarang over a length of 29 km. The Lembang Fault is considered slow-moving, with a slip rate of 2–3 mm per year, but its accumulated energy could potentially trigger a major earthquake. According to data from the Bandung Regency Government in 2023, there are 939,572 housing units across the Greater Bandung area, covering an area of 209,545 hectares. The rapid development and increasing population density along the Lembang Fault corridor have significantly raised the potential impact of earthquake disasters. This study aims to analyze earthquake disaster risk management for communities residing in the active Lembang Fault zone in West Bandung Regency. Four districts were selected as the study area, namely Lembang, Parongpong, Cisarua, and Ngamprah, all of which are located within a buffer area of less than 5 km from the fault line. The risk management process was carried out by integrating hazard, vulnerability, and capacity factors, using a weighting system through the pairwise comparison method, followed by community surveys to assess risk levels in each area. The weighting results show that the indicators with the highest weights in the hazard category are proximity to the fault center and earthquake intensity. In the vulnerability category, the highest weights are found in the physical condition of buildings and population density. Meanwhile, community capacity contributes significantly in the capacity category, particularly emergency response infrastructure preparedness. The combined risk level analysis indicates that six villages fall into the high-risk category, characterized by a combination of high hazard and vulnerability scores and low capacity. Conversely, fifteen other villages are categorized as moderate risk, with more balanced indicator values. Based on these results, the mitigation strategies proposed include strengthening the structural integrity of residential buildings, enhancing community capacity through training and disaster education, and providing mitigation infrastructure such as evacuation routes and emergency response posts.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sesar Lembang, Gempa Bumi, Manajemen Risiko Bencana, Kerentanan, Kapasitas, Mitigasi |
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform T Technology > TH Building construction > TH1095 Earthquakes and building |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Ane Aulia Destiane |
Date Deposited: | 28 Jul 2025 08:24 |
Last Modified: | 28 Jul 2025 08:24 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/122726 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |