Prediksi Pola Sebaran Sedimentasi Sebagai Penentuan Umur Guna Waduk (Studi Kasus Bendungan Jragung, Kab. Semarang)

Syah, Mohammad Risky Ardian (2025) Prediksi Pola Sebaran Sedimentasi Sebagai Penentuan Umur Guna Waduk (Studi Kasus Bendungan Jragung, Kab. Semarang). Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

[thumbnail of 2036211015-Undergraduate_Thesis.pdf] Text
2036211015-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (18MB) | Request a copy

Abstract

Bendungan Jragung dibangun membendung Sungai Jragung di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Bendungan ini akan dimanfaatkan sebagai pengendali banjir, suplai irigasi, PLTMH sebesar 1400 KW, sektor pariwisata di Kabupaten Semarang, dan air baku yang dapat dimanfaatkan oleh warga Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan. Bendungan yang akan mulai digunakan pada pertengahan tahun 2026 ini dibangun karena kurangnya bangunan pengendali air di Sungai Jragung. Namun, Bendungan yang dirancang mampu melayani selama 50 tahun ini tidak luput dari dari sebuah permasalahan berupa sedimentasi. Sedimentasi ini penting untuk diperhatikan karena dapat mengurangi kapasitas tampungan dan memperpendek umur layanan waduk. Oleh karena itu, penting untuk melakukan prediksi pola sebaran sedimentasi guna menentukan umur guna waduk dan menyusun strategi pengelolaan sedimen yang tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup analisis hidrologi dengan metode FJ Mock untuk menentukan debit air, perhitungan laju erosi menggunakan metode USLE, perhitungan angkutan sedimen, dan pemodelan pola sebaran menggunakan software MIKE 21. Pemodelan ini menggunakan skenario simulasi pemodelan pertahun sampai elevasi dasar tampungan hampir mencapai elevasi intake. Analisis sedimen ini dilakukan dengan membagi DAS menjadi dua SubDAS yaitu SubDAS Sungai Klampok dan SubDAS Sungai Trimo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debit air rata-rata yang masuk ke area tampungan sebesar 6,20 m³/dt, dengan debit sedimen mencapai 0,753 juta m³ per tahun. Sedimen yang masuk didominasi oleh fraksi pasir, dengan diameter rata-rata sebesar 1,07 mm. Berdasarkan hasil pemodelan, sedimentasi awal terjadi di bagian hulu dan tengah tampungan, yang menyebabkan penurunan dasar hingga 0,4 m per tahun di beberapa area. Umur layanan waduk diperkirakan hanya mencapai 39 tahun, lebih pendek dari umur rencana 50 tahun. Penanganan sedimen dengan metode dredging diusulkan, dengan total volume pengerukan sebesar 20,095 juta m³ di area seluas 3,56 juta m².
===============================================================================================================================================
The Jragung Dam was built to dam the Jragung River in Candirejo Village, Pringapus District, Semarang Regency. This dam will be used as a flood controller, irrigation supply, PLTMH of 1400 KW, the tourism sector in Semarang Regency, and raw water that can be used by residents of Semarang City, Demak Regency, and Grobogan Regency. The dam, which will start using in mid-2026, was built due to the lack of water control buildings on the Jragung River. However, the dam, which is designed to be able to serve for 50 years, is not spared from problems in the form of sedimentation. This sedimentation is important to pay attention to because it can reduce the storage capacity and shorten the service life of the reservoir. Therefore, it is important to predict sedimentation distribution patterns in order to determine the lifespan of reservoirs and develop appropriate sediment management strategies. The methods used in this study include hydrological analysis using the FJ Mock method to determine water discharge, erosion rate calculation using the USLE method, sediment transport calculation, and distribution pattern modeling using MIKE 21 software. This modeling uses a simulation scenario of modeling per year until the base elevation of the reservoir is close to the intake elevation. This sediment analysis was carried out by dividing the watershed into two Subwatersheds, namely the Klampok River Subwatershed and the Trimo River Subwatershed. The results showed that the average water discharge entering the reservoir area was 6.20 m³/s, with sediment discharge reaching 0.753 million m³ per year. The incoming sediment is dominated by sand fractions, with an average diameter of 1.07 mm. Based on the modeling results, initial sedimentation occurred in the upstream and central parts of the reservoir, which led to a subsidence of up to 0.4 m per year in some areas. The reservoir's service life is estimated to be only 39 years, shorter than the planned life of 50 years. Sediment handling by the dredging method is proposed, with a total dredging volume of 20.095 million m³ in an area of 3.56 million
m².

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Sedimentation, USLE, Dam, Reservoir Useful Life, MIKE 21, Dredging, Sedimentasi, USLE, Bendungan, Umur Guna Waduk, MIKE 21, Pengerukan
Subjects: T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC167 Dams, reservoirs
T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering > TC175.2 Sediment transport
Divisions: Faculty of Vocational > Civil Infrastructure Engineering (D4)
Depositing User: Mohammad Risky Ardian Syah
Date Deposited: 04 Aug 2025 01:53
Last Modified: 29 Aug 2025 07:15
URI: http://repository.its.ac.id/id/eprint/122920

Actions (login required)

View Item View Item