Adzania, Intan Nadifa (2025) Pengaruh Asam Salisilat terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Fenolik Total pada Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) secara In Vitro. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
5005211052-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah tanaman herbal yang menghasilkan minyak atsiri dengan kandungan senyawa fenolik sebagai hasil metabolit sekunder. Senyawa fenolik dihasilkan oleh tanaman dengan ciri khas cincin aromatik yang memiliki satu atau lebih gugus hidroksil (-OH). Karena permintaan pasar terhadap tanaman nilam terus meningkat setiap tahunnya, sehingga diperlukan ketersediaan bibit yang memadai. Perbanyakan secara konvensional sering menyebabkan bibit rentan terinfeksi patogen. Sehingga, perlu dilakukan teknik kultur jaringan untuk mengatasi kendala ini dengan menambahkan elisitor asam salisilat yang membantu meningkatkan pertumbuhan dan produksi fenolik sebagai metabolit sekunder pada P. cablin Benth. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian asam salisilat terhadap pertumbuhan dan kandungan fenolik total tanaman nilam (P. cablin Benth.) secara in vitro. Metode yang digunakan yaitu dengan menanam eksplan nodus steril P. cablin pada media dasar Murashige and Skoog (MS) dan ZPT Indole-3-Acetic acid (IAA) yang telah diberi elisitor asam salisilat dengan konsentrasi 0; 0,5; 1; dan 1,5 µM. Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini yaitu persentase organogenesis dan kalogenesis (tunas, akar, daun, dan kalus) dan morfologi jumlah akar, jumlah daun, dan jumlah tunas. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 kali ulangan per perlakuan. Kemudian dilakukan analisa data secara deskriptif kuantitatif pada persentase organogenesis dan kalogenesis. Kandungan fenolik total dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS. Pada morfologi kalogenesis dianalisa secara deskriptif kualitatif dan parameter pertumbuhan serta kandungan fenolik total dianalisa secara statistika menggunakan ANOVA one way versi 25 SPSS. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pemberian asam salisilat (AS) secara in vitro dapat mempengaruhi organogenesis dan kalogenesis Pogostemon cablin. Pada parameter berat basah, tinggi, dan jumlah nodus perlakuan kontrol (0 µM) merupakan hasil yang paling optimal pada pertumbuhan P. cablin. Sedangkan pemberian AS 1 µM merupakan konsentrasi yang optimal terhadap parameter jumlah tunas, jumlah akar, dan jumlah daun P. cablin. Pemberian AS juga dapat meningkatkan kandungan fenolik total pada P. cablin dibandingkan dengan kontrol (0 µM). Pada konsentrasi AS tertinggi (1,5 µM) merupakan hasil yang paling efektif terhadap kandungan fenolik total P. cablin yaitu sebesar 0,58 mg GAE/g FW ekstrak metanol tanaman P. cablin hasil kultur in vitro.
==============================================================================================================================
Patchouli (Pogostemon cablin Benth.) is a medicinal plant that produces essential oil containing phenolic compounds as secondary metabolites. These phenolic compounds are characterized by aromatic rings with one or more hydroxyl (-OH) groups. As market demand for patchouli continues to increase annually, a sufficient supply of quality seedlings is required. Conventional propagation methods often result in seedlings that are vulnerable to pathogen infections. Therefore, tissue culture techniques are needed to overcome this issue by incorporating salicylic acid as an elicitor, which can enhance growth and phenolic production as secondary metabolites in P. cablin Benth. The aim of this study was to determine the effect of salicylic acid on the growth and total phenolic content of patchouli (P. cablin.) under in vitro conditions. The method involved culturing sterile nodal explants of P. cablin on Murashige and Skoog (MS) basal medium supplemented with Indole-3-Acetic Acid (IAA) and salicylic acid at concentrations of 0, 0.5, 1, and 1.5 µM. Growth parameters observed included the percentage of organogenesis and callogenesis (shoots, roots, leaves, and callus) as well as the morphology of root, leaf, and shoot numbers. This research used a completely randomized design (CRD) with six replications per treatment. Organogenesis and callogenesis percentages were analyzed using descriptive quantitative methods, while total phenolic content was measured using UV-VIS spectrophotometry. Callus morphology was analyzed qualitatively, and growth parameters and phenolic content were statistically analyzed using one-way ANOVA in SPSS version 25. The results showed that in vitro application of salicylic acid (SA) affected organogenesis and callogenesis in P. cablin. The control treatment (0 µM) yielded the best results in terms of fresh weight, height, and number of nodes. Meanwhile, 1 µM SA was optimal for the number of shoots, roots, and leaves. SA also increased the total phenolic content compared to the control, with the highest content (0.58 mg GAE/g FW) obtained at 1.5 µM SA.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Asam Salisilat, Elisitasi, Fenolik, Kultur In vitro, Pogostemon cablin Benth. Elicitation, In vitro Culture, Phenolic, Pogostemon cablin Benth, Salicylic Acid |
Subjects: | Q Science Q Science > QH Biology > QH301 Biology Q Science > QK Botany Q Science > QK Botany > QK731 Growth (Plants) S Agriculture > SB Plant culture S Agriculture > SB Plant culture > SB409.58 Plant propagation. Including in vitro propagation |
Divisions: | Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Biology > 46201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Intan Nadifa Adzania |
Date Deposited: | 01 Aug 2025 04:08 |
Last Modified: | 01 Aug 2025 04:08 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/125381 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |