Arief, Nadya Almaas Luthfiaharda (2025) Edukasi Aurat dan Mahram dalam Islam Melalui Buku Ilustrasi untuk Anak Berusia 7-10 Tahun. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
![]() |
Text
08511840000020-Undergraduate_Thesis.pdf - Accepted Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Catatan Robinopsal Bareskrim dan hasil siaran pers KPAI pada tahun 2022 menunjukkan terjadi kenaikan kejahatan seksual pada anak, yang diperparah dengan mudahnya akses pornografi oleh anak. Tak hanya itu, kenakalan remaja juga menjadi faktor anak terjerumus pada seks bebas, menyebabkan timbulnya trauma seksual. Salah satu penyebab hal ini terjadi adalah anak-anak yang kekurangan informasi mengenai perilaku seksual, sehingga tidak menyadari munculnya perilaku seksual. Oleh karena itu, perlu diajarkan pendidikan seksual sedari dini sebagai langkah preventif anak menjadi korban kejahatan seksual. Namun, tak sekadar pendidikan seksual konvensional yang semata mengajarkan jenis kelamin, identitas seksual, dan hubungan, diperlukan pendidikan seksual berbasis Islam untuk menanamkan nilai-nilai akhlak yang sesuai dengan agama Islam, sehingga anak memiliki moral yang baik dan bisa membedakan hal benar dan salah. Fase tamyiz merupakan fase paling awal dalam pengajaran pendidikan seksual berbasis Islam, dimana anak memasuki usia 7 hingga nantinya menginjak 10 tahun. Pada fase ini, banyak hal terkait batasan antara diri sendiri dan orang lain, rasa malu, dan fitrah masing-masing jenis kelamin. Hal ini termasuk dengan memperkenalkan konsep aurat dan mahram, dimana kedua hal ini dapat membuat anak familiar untuk membatasi dirinya dengan orang lain. Penggunaan media buku sebagai bentuk luaran karena buku merupakan media paling umum yang digunakan sebagai media pembelajaran sembari meningkatkan literasi anak. Metode yang digunakan dalam perancangan ini melibatkan studi literatur mengenai tatacara penulisan buku ilustrasi, studi eksisting mengenai materi edukasi seksual Islami yang diajarkan kepada anak berusia 7 hingga 10 tahun, serta depth interview dengan guru untuk mengetahui kondisi lapangan, penulis buku untuk tatacara penulisan buku, dan ilustrator buku anak untuk mengetahui ilustrasi yang baik untuk anak. Materi pengenalan aurat dan mahram ini disajikan dalam bentuk buku ilustrasi. Selain untuk memancing anak agar tertarik dengan buku, buku ilustrasi dapat meningkatkan pemahaman anak tentang teks terkait, dan memancing anak untuk kembali membaca teks yang disediakan dengan ilustrasi. Cerita dan karakter yang berada dalam cerita perancangan ini mengandung edukasi seks Islami yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil akhir perancangan ini berupa buku ilustrasi yang dicetak secara fisik, dimana secara efektif dapat mengedukasi anak selaku pembaca mengenai pendidikan seks Islami, serta meningkatkan ketertarikan pembaca terhadap buku.
========================================================================================================================================
Robinopsal Bareskrim's notes and the results of the KPAI press release in 2022 show an increase in sexual crimes against children, exacerbated by children's easy access to pornography. Moreover, teenage delinquency also contributes to children engaging in casual sex, leading to sexual trauma. One of the causes of this is that children lack information about sexual behavior, so they are unaware of its emergence. Therefore, sexual education should be taught from an early age as a preventive measure to protect children from becoming victims of sexual crimes. However, it is not enough to rely solely on conventional sexual education that merely teaches about gender, sexual identity, and relationships. Islamic-based sexual education is needed to instill moral values consistent with Islam, so that children develop good moral character and can distinguish between right and wrong. The tamyiz phase is the earliest stage in Islamic-based sexual education, where children are between the ages of 7 and 10. At this stage, many things are related to boundaries between oneself and others, shame, and fitrah of each gender. This includes introducing the concepts of aurat and mahram, which can help children become familiar with setting boundaries with others. Books are used as a form of output because they are the most common medium used for learning while improving children's literacy.
The methods used in this design involved a literature review on the procedures for writing illustrated books, existing studies on Islamic sexual education materials taught to children aged 7 to 10 years, and in-depth interviews with teachers to understand the field conditions, book authors to understand the procedures for writing books, and children's book illustrators to understand appropriate illustrations for children. The material on the concept of aurat and mahram is presented in the form of an illustrated book. In addition to sparking children's interest in the book, the illustrated book enhances children's understanding of the related text and encourages them to revisit the text provided with illustrations. The stories and characters in this design incorporate Islamic sexual education that can be applied in daily life. The final outcome of this design is a physically printed illustrated book that effectively educates children as readers about Islamic sexual education and increases readers' interest in the book.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Aurat, Mahram, Buku ilustrasi, Anak-anak, Aurah, Illustration Book, Children |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc N Fine Arts > NC Drawing Design Illustration N Fine Arts > NE Print media |
Divisions: | Faculty of Architecture, Design, and Planning > Visual Communication Design > 90241-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Nadya Almaas Luthfiaharda Arief |
Date Deposited: | 05 Aug 2025 07:55 |
Last Modified: | 05 Aug 2025 07:55 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/127401 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |