Pergeseran Makna “Sacred Place” Sebagai Penentu Keterikatan Tempat Huni Bagi Generasi Muda Studi Kasus: Permukiman Ampel Surabaya

Dewanti, Qonita Wahyu (2022) Pergeseran Makna “Sacred Place” Sebagai Penentu Keterikatan Tempat Huni Bagi Generasi Muda Studi Kasus: Permukiman Ampel Surabaya. Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Text 6013201019 -Master_thesis.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Tempat religius (sacred place) memiliki kisah dan kenangan dari fenomena masa lalu yang dampaknya dapat diraskaan hingga saat ini. Sama halnya dengan yang ada di kawasan Ampel Surabaya yaitu Masjid dan Makam Sunan Ampel. Kedua situs sakral tersebut diharapkan dapat menjaga kereligiusan masyarakat disana, sehingga akan meningkatkan kesakralan tempat tersebut dan membentuk keterikatan tempat (place attachment). Selain peran dari adanya sacred place, gambaran masa lalu memiliki peran dalam pembentukan keterikatan tempat. Fenomena yang terjadi di Permukiman Ampel Surabaya ditandai dengan tumbuhnya budaya islami yang kental sehingga mayoritas penduduknya tinggal disana dari generasi ke generasi. Generasi-generasi lama ini berperan dalam mewariskan memori masa lalu ke generasi sekarang sehingga timbul keterikatan yang mendalam yang hadir dari keakraban (familiarity). Terkait dengan bagaimana seseorang memiliki keakraban (familiarity) yang berkontribusi pada siapa seseorang dan bagaimana persepsi yang mereka berikan dalam hubungan mereka dengan tempat, konstruksi pembentukan place attachment yang digunakan dalam penelitian ini adalah place identity dan place interaction. Penelitian ini menggunakan strategi kualitatif untuk mengeksplorasi makna “sakral” dan peran dari keakraban (familiarity). Keluaran dari penelitian ini berupa pergeseran makan “sakral” pada situs sakral dan place attachment mapping yang akan menggambarkan tempat mana saja yang dianggap istimewa – selain sacred place – oleh individu berdasarkan persepsi keakraban (familiarity). Hasilnya adalah Masjid dan Makam Ampel telah mengalami persegeran makna pada generasi saat ini, sehingga perannya dalam membentuk keterikatan sudah tidak dominan lagi. Meskipun begitu, lingkungan tempat mereka tinggal memiliki dominansi yang lebih tinggi. Terlihat dari adanya 8 kategori tempat yang dipilih oleh partisipan yaitu tempat estetis, tempat rekreasi, tempat ekonomi, tempat warisan/budaya, tempat pembelajaran, tempat sosial, tempat spiritualitas dan tempat intrinsik.
=====================================================================================================================================
Religious places, as sacred place, have stories and memories from past phenomena whose impact can be felt today. Similar to those in the Ampel area of Surabaya, namely the Mosque and the Tomb of Sunan Ampel. The two sacred sites are expected to maintain the religiosity of the people there, so that it will increase the sacredness of the place and form a place attachment. In addition to the role of the existence of sacred places, images of the past have a role in the formation of place attachments. The phenomenon that occurs in the Ampel Surabaya Settlement is marked by the growth of a strong Islamic culture, so that the majority of the population lives there from generation to generation. These old generations play a role in passing down the memory of the past to the youth generation, so that a deep attachment arises from familiarity. Related to how someone has familiarity that contributes to who a person is and how they perceive it in their relationship with place, the constructs of place attachment formation used in this study are place identity and place interaction. This study uses a qualitative strategy to explore the meaning of “sacred” and the role of familiarity. The output of this study is a shift in “sacred” meaning on religious sites and place attachment mapping which will describe which places are considered special – other than sacred places – by individuals based on the perception of familiarity. The result is that the Ampel Mosque and Tomb have experienced a shift in meaning in the current generation, so that their role in forming attachments is no longer dominant. Even so, the environment in which they live has a higher dominance. It can be seen from the 8 categories of places chosen by the participants, namely aesthetic places, recreation areas, economic places, heritage/cultural places, learning places, social places, spiritual places and intrinsic places.

Item Type:	Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords:	Sacred Place, Keterikatan Lingkungan, Place Identity, Place Interaction, Familiarity, Place Attachment, Place Identity, Place Interaction, Sacred Space, Familiarity
Subjects:	N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:	Faculty of Architecture, Design, and Planning > Architecture > 23101-(S2) Master Thesis
Depositing User:	Mr. Marsudiyana -
Date Deposited:	15 Sep 2025 05:41
Last Modified:	15 Sep 2025 05:41
URI:	http://repository.its.ac.id/id/eprint/128231

Actions (login required)

View Item