Pengaruh Kombinasi Konsentrasi 6-Benzylaminopurine (BAP) DAN 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D) Pada Induksi Tunas Porang (Amorphophallus Muelleri Blume.) Secara In Vitro

Luvita, Sheva Hana (2022) Pengaruh Kombinasi Konsentrasi 6-Benzylaminopurine (BAP) DAN 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D) Pada Induksi Tunas Porang (Amorphophallus Muelleri Blume.) Secara In Vitro. Other thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Text 01311840000026-Undregraduate_thesis.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri Blume.) varietas Madiun 1 merupakan jenis porang lokal dengan kualitas paling unggul, yang memiliki kandungan serat dan senyawa glukomanan yang tinggi sehingga sering dijadikan bahan obat dan bahan pangan fungsional. Budidaya porang secara konvesional memerlukan waktu yang lama sehingga tidak seimbang dengan permintaan porang untuk saat ini yang sangat tinggi. Salah satu alternatif untuk melakukan budidaya porang dengan menggunakan teknik kultur in vitro, yang dipengaruhi jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh serta kondisi fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi dari ZPT 6-Benzylaminopurine (BAP) dan 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D) terhadap induksi tunas tanaman porang (Amorphophallus muelleri Blume.). Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan konsentrasi 2,4-D dan BAP masing-masing 2 taraf (0,5 ppm;1 ppm). Parameter yang diamati adalah persentase eksplan hidup, persentase pembentukan tunas, jumlah tunas, dan waktu muncul tunas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode kultur in vitro dengan menggunakan umbi daun atau bulbil tanaman porang. Pada parameter jumlah tunas dilakukan Analisis menggunakan ANOVA One Way dan uji Dunnet. Hasil menunjukan bahwa perlakuan kontrol (BAP 0 ppm ; 2,4-D 0 ppm) merupakan yang terbaik pada semua parameter, sedangkan kombinasi konsentrasi BAP dan 2,4-D dalam induksi tunas eksplan bulbil Porang (Amorphophallus muelleri Blume.) varietas Madiun 1 secara in vitro memberikan pengaruh yang lambat pada parameter persentase pembentukan tunas, jumlah tunas, dan waktu munculnya tunas. Kombinasi konsentrasi BAP dan 2,4-D yang terbaik diantara semua perlakuan penambahan ZPT yaitu pada perlakuan B2D1 (BAP 1 ppm ; 2,4-D 0,5 ppm) dengan hasil pada parameter persentase eksplan hidup 100%, persentase pembentukan tunas 75%, rerata jumlah tunas 2 dan rerata waktu muncunya tunas pada 16 hari setelah tumbuh (HST).
===================================================================================================================================
Porang (Amorphophallus muelleri Blume) is a type of local porang with the best quality, which has a high content of fiber and glucomannan compounds so that it is often used as a medicinal ingredient and functional food ingredient. Conventional porang cultivation takes a long time so it is not balanced with the current high demand for porang. One alternative is to cultivate porang by using in vitro culture techniques, which are influenced by the type and concentration of growth regulators and physical conditions. This study aimed to determine the effect of the combination of PGR 6-Benzylaminopurine (BAP) and 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D) on shoot induction of porang. This research is an experimental study using a completely randomized design, with a concentration of 2,4-D and 2 levels of BAP (0.5 ppm; 1 ppm). Analysis using One Way ANOVA and Dunnet test. The parameters observed were the percentage of live explants, the percentage of shoot formation, the number of shoots, and the time of shoot emergence. with a combination of concentrations of growth regulators 2,4-D (0.5 ppm; 1 ppm) and BAP (0.5 ppm; 1 ppm). The method used in this study is in vitro culture method using the bulbil of the porang plant. The results showed that the combination of concentrations of BAP and 2,4-D in the shoot induction of Porang bulbil explants (Amorphophallus muelleri Blume.) Madiun 1 variety in vitro gave a slow effect on the parameters of percentage of shoot formation, number of shoots, and time of shoot emergence. Also, the best combination of BAP and 2,4-D concentrations was in the B2D1 treatment (BAP 1 ppm ; 2,4-D 0.5 ppm) with the results on the parameters of the percentage of live explants 100%, the percentage of shoot formation 75%, the average number of shoots 2 and the average the time of emergence of shoots at 16 days after growing.

Item Type:	Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords:	2,4-D, Amorphophallus muelleri Blume. , BAP, Tunas.Amorphophallus muelleri, BAP, Shoot.
Subjects:	Q Science > QH Biology
Divisions:	Faculty of Science and Data Analytics (SCIENTICS) > Biology > 46201-(S1) Undergraduate Thesis
Depositing User:	Mr. Marsudiyana -
Date Deposited:	18 Dec 2025 07:35
Last Modified:	18 Dec 2025 07:35
URI:	http://repository.its.ac.id/id/eprint/129060

Actions (login required)

View Item