RAHMAWATI, SHOFFIE (2017) Studi Perbandingan Desain Balok Tinggi Dan Poer Menggunakan Metode Strut-And-Tie Dan Metode Konvensional. UNSPECIFIED thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3114106055-Undergraduate_Theses.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
Abstract
Didunia konstruksi, ada beberapa konsep filosofi desain yang digunakan untuk menganalisa struktur beton. Diantaranya desain dalam kondisi batas dan desain dengan metode strut-and-tie. Desain dalam kondisi batas sudah banyak diterapkan didalam dunia konstruksi sedangkan desain dengan metode strut-and-tie belum banyak diterapkan sehingga metode ini perlu dipelajari lebih lanjut untuk nantinya bisa diterapkan didunia konstruksi.
Strut-and-tie adalah suatu teknik permodelan yang mendasarkan pada asumsi bahwa aliran gaya-gaya dalam struktur beton dan terutama pada daerah yang mengalami distorsi dapat didekati sebagai suatu rangka batang yang terdiri dari strut (batang tekan atau penunjang) dan tie (batang tarik atau pengikat). Strut-and-tie merupakan resultan dari medan tegangan (stress field), dimana pada strut yang bekerja adalah betonnya, sedangkan tie yang bekerja adalah tulangan baja terpasang.
Pada Tugas akhir ini akan dibahas bagaimana cara perhitungan balok tinggi dan poer dengan kondisi batas (selanjutnya disebut metode konvensional) dan metode strut-and-tie. Bangunan yang akan dipakai untuk aplikasi kedua metode adalah Proyek Hotel Cordela Yogyakarta yang terdiri dari 8 lantai. Bangunan tersebut akan dimodifikasi menjadi 12 lantai. Balok tinggi akan diletakkan didaerah lingkar dimana tempat lift dipasang menggantikan shearwall yang saat ini telah ada. Kemudian poer dan pondasi akan didesain berdasarkan data tanah yang telah ada. Gambar eksisting menunjukkan pondasi memakai bor pile. Data tanah didapat dari Lab. Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil dan dipindahkan ke daerah Surabaya.
Hasil dari perhitungan desain kedua metode yaitu didapatkan kebutuhan tulangan metode strut-and-tie lebih banyak ± 50% didaerah lapangan dan ± 6% didaerah tumpuan dari metode konvensional sedangkan kebutuhan sengkang lebih sedikit strut-and-tie ± 7%. Sedangkan pada desain poer perbandingan kebutuhan tulangan metode strut-and-tie terhadap metode konvensional pada titik pancang 2 sebesar 3%, titik pancang 4 sebesar 8%, dan titik pancang 6 sebesar 18%. Dapat dilihat jika semakin banyak jumlah tiang pancang, semakin besar juga hasil perbandingan antara kedua metode tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, metode strut-and-tie lebih rasional karena perhitungan hanya mendistribusikan beban luar membentuk gaya batang langsung ke perletakan.
================================================================================================= The world of construction, there are a few concepts design philosophy used to analyze the concrete structures. Among the design within the boundary conditions and design methods strut-and-tie. Design in the boundary conditions has been widely applied in the world of construction while the design method strut-and-tie has not been widely implemented so that this method needs to be studied further to later be applied to the world of construction.
Strut-and-tie is a technique of modeling is based on the assumption that the flow of forces in the concrete structure and especially in areas of distortion can be approached as a truss consisting of a strut (rod press or auxiliary) and tie (pull rod or binders). Strut-and-tie is a result of the stress field (stress field), where the strut work is concrete, while the tie that work is installed steel reinforcement.
In this final project will discuss how high beam calculation and poer to the boundary conditions (hereinafter referred to as the conventional method) and a method of strut-and-tie. The building will be used for the application of both methods is Cordela Yogyakarta Hotel Project which consists of 8 floors. The building will be modified into 12 floors. High beams will be placed circumference areas where a lift is replacing shearwall that currently exists. Then poer and foundation will be designed based on the existing soil data. Image shows the existing foundation pile drill wear. Soil data obtained from Lab. Soil Mechanics Department of Civil Engineering and moved to Surabaya.
The results of the design calculations both methods are obtained needs reinforcement methods strut-and-tie more 50% of the area of the field of conventional methods while the same pedestal region while the stirrups needs less strut-and-tie ± 7%. While in comparison poer design method needs reinforcement strut-and-tie against conventional methods at point 2 by 3% stake, stake point 4 of 8%, and 6 points of 18% stake. It can be seen that the more the number of poles, the greater the results of the comparison between the two methods. Based on the calculation, method of strut-and-tie more rational because the calculation only distribute the load outside forming stem style directly to the bearing.
Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Balok Tinggi, Poer, Strut-and-tie, Deep Beam, Pile Cap |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA645 Structural analysis (Engineering) T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) > TA681 Concrete construction |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Civil Engineering > 22201-(S1) Undergraduate Thesis |
Depositing User: | Shoffie Shoffie Rahmawati |
Date Deposited: | 26 Jan 2017 02:32 |
Last Modified: | 05 Mar 2024 10:42 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/2122 |
Actions (login required)
View Item |