Wulan, Nawang (2017) Potensi Penggunaan Saluran Porus Dalam Mengurangi Genangan dan Banjir Di Perkotaan Sidoarjo Rayon Selatan (Sub Das Sidokare Dan Sub Das Sekardangan). Masters thesis, Institut Tekonologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
3314202807-Master-Theses.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview |
Abstract
Genangan dan banjir masih saja terjadi di Sidoarjo terutama di perkotaannya walaupun Master Plan dan DED Sistem Drainase Kabupaten Sidoarjo telah disusun pada tahun 2014. Rekomendasi dari Masterplan dan DED Sistem Drainase ini masih belum mendukung drainase berwawasan lingkungan, hal ini yang menyebabkan genangan dan banjir masih terjadi. Pada perkotaan yang padat penduduk wacana saluran porus sebagai aplikasi drainase berwawasan lingkungan untuk mengurangi genangan dan banjir sangat dimungkinkan karena tidak memerlukan lahan khusus. Pada penelitian ini dilakukan untuk menentukan tingkat peresapan penggunaan saluran porus jika diterapkan di perkotaan Sidoarjo khususnya di Rayon Selatan yaitu Sub DAS Sidokare dan Sub DAS Sekardangan. Metode yang dilakukan dengan pengujian tanah pada sekitar saluran tersier di daerah pemukiman padat dengan tes perkolasi. Penerapan drainase swale yaitu drainase yang dapat mengurangi polutan juga diuji untuk menjaga agar air yang meresap ke saluran tidak mencemari air tanah. Kadar BOD, TSS, detergen dan Escherichia Coli pada air di saluran diukur (rona awal) kemudian difilter dengan media-media permeable yang nantinya menjadi kesatuan desain dengan saluran porus. Media yang digunakan dalam penelitian ini yang berfungsi sebagai drainase swale adalah pasir, kerikil dan tanaman. Ketiga media tersebut diuji tingkat menurunkan kadar BOD, TSS, detergen dan E.coli juga yang paling tidak mengurangi daya serap drainase porus itu sendiri. Koefisien permeabilitas tanah di Sub DAS Sidokare 2,1605 x 10-5 cm/detik sedangkan pada Sub DAS Sekardangan 1,1510 x 10-5 cm/detik. Penerapan saluran porus berdasarkan koefisien permeabilitas tanah hasil tes perkolasi dapat menurunkan debit air hujan yang tidak tertampung disaluran eksisting. Saluran porus dapat menurunkan debit yang tidak tertampung sebesar 42,5% di Sub DAS Sidokare dan 72% di Sub DAS Sekardangan. Media filtrasi yang paling baik mengurangi polutan adalah media tanah asli berumput gajah tetapi laju resapannya lambat. Tanah asli berumput gajah digunakan pada desain saluran swale yang penerapannya pada pulau jalan. Pasir menempati urutan ketiga setelah tanah asli berumput dan tanah asli dalam tingkat pengurangan polutan dan pasir memiliki laju resapan yang lebih cepat dari tanah asli berumput maupun tanah asli saja. Media pasir diterapkan pada desain saluran porus sebagai material permeabel didasar saluran dan kerikil melapisi bagian atas pasir sebagai material penyangga agar tidak tergerus air.
=================================================================
Puddles and floods are still occurs in Sidoarjo, especially in urban area , though the Master Plan and DED Drainage Systems Sidoarjo regency has been compiled in 2014. Recommendations of the Masterplan and DED drainage system is still not supporting eco-drainage, which is why the puddle and flooding still occurs. In densely populated urban, the discourse of porous channels as the application of eco-drainage to reduce flooding and flooding is possible because it does not require special land. This study conducted to determine the level of channel usage impregnating porous if applied in Sidoarjo, especially in the urban South Rayon in Sub DAS Sidokare and the Sub DAS Sekardangan. The method is done by testing the soil around the tertiary channels in dense residential area with a percolation test. Application of drainage swale which is a drainage that can reduce the pollutants are also tested to ensure that the water that seeped into the channel does not contaminate groundwater. BOD, TSS, detergents and Escherichia coli in the water in the channel is measured (baseline) and then filtered through permeable media which will be unity of design with porous channels. Media used in this study serves as a drainage swale are sand, gravel and plants. Those three medias was tested their reducing levels of BOD, TSS, detergents and E.coli and also tested for the least reduce the absorption of porous drainage itself. The coefficient of permeability of the soil in the Sub DAS Sidokare 2.1605 x 10-5 cm / sec, while the Sub DAS Sekardangan 1.1510 x 10-5 cm / sec. Application of porous channels based on the coefficient of permeability of the soil percolation test results can reduce the discharge of rain water that do not fit the existing duct. Porous channel can reduce the discharge water that cannot be accommodated by 40.4 % in Sub DAS Sidokare and 62 % in Sub DAS Sekardangan. The most well filtration media to reduce pollutant is the natural land of bulrush media but the seepagepace is slow.The natural land of bulrush is used in swale channel the design used on the application on the park road divider. Sand ranks third after the natural grassy land and natural land in the level of pollutant reduction and the sand has a faster absorption rate than the natural land of grass and natural land only. Sand media applied to the design of porous channel as the permeable material at the bottom channel and the pebbles coating on the sand as a buffer material that is not eroded by water.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Drainase Berwawasan Lingkungan; Drainase Porus; Drainase Swale; Saluran Porus; Tes Perkolasi; drainage swale; percolation test; permeable; pollutants; porous channels |
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Faculty of Civil Engineering and Planning > Environment Engineering > 25101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | - NAWANG WULAN |
Date Deposited: | 09 Mar 2017 01:44 |
Last Modified: | 06 Mar 2019 04:23 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/3037 |
Actions (login required)
View Item |