Riyanti, Agustin (2016) Pengelompokan Wilayah Rawan Pangan Di Pulau Papua Dengan Pendekatan Finite Mixture Partial Least Square (FIMIX-PLS). Masters thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Preview |
Text
1314201704-Master-Thesis.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview |
Abstract
Kerawanan pangan merupakan isu multidimensional yang terjadi di
sebagian besar wilayah Indonesia. Wilayah rawan pangan yang menjadi prioritas
beberapa tahun terakhir adalah Pulau Papua. Pulau Papua memiliki wilayah yang
luas dengan beberapa kabupaten/kota. Setiap kabupaten/kota memiliki
karakteristik yang berbeda. Hal ini menyebabkan Pulau Papua terbagi menjadi
beberapa subkelompok terbatas yang setiap kelompoknya memiliki kesamaan
karakteristik. Identifikasi wilayah rawan pangan melalui pengelompokan di Pulau
Papua berdasarkan dimensi kerawanan pangan diperlukan untuk penyusunan
program pemerintah. Metode clustering biasa tidak dapat diterapkan dalam
pengelompokan wilayah rawan pangan, karena adanya hubungan antar variabel
laten yang digunakan dalam struktur kerawanan pangan. Metode yang digunakan
untuk pengelompokan wilayah rawan pangan dengan memperhitungkan variabel
laten dan kelompok-kelompok yang ada di Pulau Papua adalah dengan FIMIXPLS
(Finite Mixture Partial Least Square). Metode ini mengatasai heterogenitas
hubungan antar variabel laten yang tidak tercakup dalam metode Partial Least
Square, yaitu dengan pengelompokan. Hasil yang diperoleh melalui metode PLS,
yaitu terdapat 10 indikator yang valid dan reliabel. Indikator-indikator tersebut
adalah: persentase penduduk tidak miskin, persentase desa memiliki akses jalan
yang dapat dilalui kendaraan roda empat, persentase rumah tangga pengguna
listrik, persentase rumah tangga yang membeli beras miskin, Persentase petani
dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan SMP ke atas, persentase desa yang
memiliki akses mudah ke puskesmas, persentase wanita melek huruf, persentase
rumah tangga dengan akses air bersih, persentase desa yang melakukan alih fungsi
lahan dari lahan pertanian ke lahan non pertanian, dan persentase desa rawan
longsor. Selain itu, didapatkan pula 4 jalur yang signifikan pada model dan nilai
skor faktor variabel laten. Nilai skor faktor variabel laten digunakan dalam
FIMIX-PLS untuk menentukan pengelompokan. Kelompok yang terbentuk
dengan FIMIX-PLS berdasarkan kriteria AIC,BIC,CAIC, dan EN adalah 2
kelompok. Kabupaten Paniai, Mamberamo Tengah, dan Intan Jaya membentuk
satu kelompok, sedangkan 37 kabupaten/kota lainnya membentuk satu kelompok
yang lainnya.
==================================================================================================================
Food insecurity occurs in most of regions in Indonesia. Papua is one of
islands that became a priority in food insecurity. Large area cause Papua has
several characteristics in any sub population. Identification of food insecurity
regions through the grouping based on the dimensions of food insecurity is
required for the government program. Traditional clustering methods can’t be
applied on grouping for food insecurity regions because of the relationship
between the latent variables in the structure of food insecurity. The method that
used for grouping the food insecurity regions by taking into account the latent
variables and cover several of sub population in Papua is FIMIX-PLS (Finite
Mixture Partial Least Square). This method overcomes the heterogeneity of the
relationship between latent variables that are not covered in Partial Least Square,
that is by grouping. Results obtained through the PLS was there are 10 indicators
that are valid and reliable in model of food insecurity, namely: the percentage of
the non-poor, the percentage of rural with access roads impassable four-wheeled
vehicles, the percentage of households users electricity, the percentage of
households that buy rice for the poor, the percentage of farmers with the highest
education attained junior high school to the above, the percentage of villages that
have easy access to health centers, the percentage of female literacy, the
percentage of households with access to clean water, the percentage of villages
with land conversion of agricultural land to non-agricultural land, and the
percentage of landslide-prone villages. Furthermore, there are 4 paths significant
in food insecurity models that used to obtained the score of latent variable. Latent
variable score used in FIMIX-PLS to determine the number of group. There are 2
group that formed by FIMIX-PLS based AIC, BIC, CAIC, and EN. Paniai,
Mamberamo Tengah, and Intan Jaya form one group, while 37 regions others
form a group.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Additional Information: | RTSt 519.56 Riy p |
Uncontrolled Keywords: | Kerawanan Pangan, Structural Equation Modeling, Partial Least Squares, Heterogeneity, Finite Mixture. |
Subjects: | H Social Sciences > HA Statistics |
Divisions: | Faculty of Mathematics and Science > Statistics > 49101-(S2) Master Thesis |
Depositing User: | Users 13 not found. |
Date Deposited: | 15 Jun 2017 04:38 |
Last Modified: | 27 Dec 2018 06:50 |
URI: | http://repository.its.ac.id/id/eprint/41688 |
Actions (login required)
View Item |